18. Berubah

2.6K 188 18
                                    

Ting!

Aileen mengucapkan kalimat syukur di dalam hatinya saat pintu lift kembali terbuka.

Gadis itu langsung melangkah cepat meninggalkan Aiden dengan Arin yang masih bermanja di lengan lelaki itu.

Berada di satu lift bersama kedua orang itu membuat Aileen sesak dan ingin memuntahkan semua isi perutnya. Apalagi saat dirinya mendengar Arin mengucapkan kalimat-kalimat sok imutnya. Rasanya, saat itu juga Aileen ingin berdiri di antara mereka berdua seraya menjambak rambut coklat tua Arin.

Aileen mengibaskan tangan kanannya di depan lehernya, "Gila, sok badai banget dah tuh orang." geramnya.

Sementara itu, dibelakang Aileen, Aiden mengejar langkah Aileen. Namun langkah kaki gadis itu sangat cepat, membuat Aiden terpaksa menahan pergelangan tangan Aileen.

"Ngapain sih?" sungut Aileen.

"Lo marah?"

Aileen mengernyitkan keningnya seraya menatap Aiden bingung, "Kayaknya ngga ada alasan buat gue marah deh," jawab Aileen sembari menatap ke atas seolah tengah memikirkan hal yang baru terjadi, "Ooh soal tadi?" tanya gadis itu.

Aiden tak berkutik, hanya menatap datar gadis di hadapannya. Sepertinya lelaki itu salah menanyakan pertanyaan.

"Yaelah ngapain gue marah, emang lo siapa gue?"

Masih seperti tadi, Aiden hanya diam di tempatnya tanpa mengeluarkan sepatah katapun, "Lepasin kek, elah!" geram Aileen.

Aileen sangat benci berdiri seperti ini sembari berbicara dengan seseorang bermuka tembok yang tidak berbicara! Benar benar menjengkelkan!

Aiden mendengus kesal sembari membuang pandangannya, lalu dia melepaskan genggaman tangannya di pergelangan tangan Aileen. Lidah Aiden terasa kelu, padahal ada banyak sekali kalimat yang ingin ia ucapkan.

Satu hal yang kini Aiden tahu, Tatapan benci Aileen sukses membuat mulut Aiden seketika bisu.

Aileen memandang Aiden tak percaya.

Apa-apaan lelaki ini, menarik tangannya secara tiba-tiba dan menanyakan pertanyaan yang tidak jelas, Pikir gadis itu. Yaa walaupun dalam hati kecilnya, gadis itu mengerti apa maksud Aiden, dan ingin rasanya dia mengatakan dengan lantang,

"Iya gue marah! Kenapa?! Gak seneng, hah?! Gue benci liat lo deket-deket sama cewe sok kayak Arin!"

Aileen kembali berjalan menuju kelasnya yang berada di ujung koridor. Kedua tanganya memegang erat tali tasnya, sesekali mulut Aileen masih menggerutu kesal mengingat hal apa yang baru saja dia lihat.

Perlahan tapi pasti, tangan Aileen mulai membuka pintu kelas, menampakkan semua wajah bingung teman-temannya yang tengah memandang kearahnya. Begitupun dengan seorang guru yang sedang menjelaskan sebuah materi,

"Silahkan masuk, Aileen-Saralee-Adinata." tutur guru tersebut dengan nada sarkastis akibat keterlambatan gadis itu.

" tutur guru tersebut dengan nada sarkastis akibat keterlambatan gadis itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Geandert [Completed]Where stories live. Discover now