14. Cheese cake

3.1K 177 25
                                    

A.n hai Nina kembali! Menurut kalian anonymous yang selama ini jahatin Nesya dkk siapa? Siapa hayooooo. Aku yakin, pasti kalian udah pada nebak siapa si "anon" itu, ya kan, ya kaan? Aku tau kalian pasti cukup pintar untuk menebak siapaaa dia. Cepat atau lambat, aku akan kasih tau siapa yang selama ini ada dibalik teka-teki misteri ini. So, jangan lupa untuk ikutin Geandert terus yak! Dan jangan lupa vomment nya! Alasyu;)

•••

14. Cheese Cake

Sinar matahari menyusup masuk melewati celah-celah gorden yang masih tertutup, Jarum jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi, sementara Aileen dan Aiden masih tertidur pulas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sinar matahari menyusup masuk melewati celah-celah gorden yang masih tertutup, Jarum jam sudah menunjukan pukul tujuh pagi, sementara Aileen dan Aiden masih tertidur pulas.

Sangat pulas. Gadis itu tertidur nyenyak di atas dada bidang Aiden. Tidak, mereka tidak melakukan hal yang tidak pantas.

Hanya tertidur. Tidak lebih dan tidak kurang.

"Aileen? Nak? Kamu sekolah ngga?" ucap Sinta dari balik pintu. Aileen tidak merespon. Jelas saja, mendengar suara Mommy nya pun tidak. Jangan salahkan Aileen, salahkan sifat kebo nya.

"Aileen, bangun sayang.." Suara lembut Sinta terdengar lagi, Perlahan Aiden membuka kedua matanya, lelaki itu mengucek matanya seraya menyesuaikan sinar matahari.

"Koala bangun." bisik Aiden di telinga Aileen.

"Hoam.." gadis itu menguap seraya merentangkan tangannya hingga kepala Aiden terpukul kepalan tangannya.

"Aiden kamu sudah bangun, Nak? Tolong bangunkan Aileen ya, Den."

"Iya, Tan." jawab Aiden.

Sinta, wanita itu sudah menaruh kepercayaan yang tinggi pada Aiden. Ia percaya, kalau Aiden tidak akan menyakiti putri semata wayangnya itu. Makanya, Sinta bersikap biasa saja saat mengetahui Aiden tidur di kamar Aileen.

Tapi sepertinya Sinta tidak tahu kalau Aiden sudah sering menyakiti hati putrinya.

Aileen tersentak kaget melihat hal pertama yang ia lihat. Dada bidang seseorang yang terbalut dengan kaos polos berwarna putih. Gadis itu mendorong tubuh Aiden, Dia bersumpah serapah, membayangkan apa saja yang sebelumnya sudah dia lakukan sampai-sampai dirinya bisa tidur nyenyak seperti itu di atas dada Aiden.

"Selamat pagi." ujar Aiden tersenyum hangat.

"Pa..pagi."

"Mandi duluan sana."

"Jam berapa sekarang?"

Aiden bergumam seraya melirik jam tangan hitamnya, "Tujuh."

"TUJUH?!" teriak Aileen sambil bangun dari tempatnya.

Geandert [Completed]Where stories live. Discover now