24. Tolong

2.7K 206 19
                                    

A.n BOOM! Hai para readers-ku yang setia untuk baca dan nge-vote ataupun setia baca tapi gapernah nge-vote WKWKWK

Nggak kerasa ya, kisah Nesya dkk udah di part 23 aja, hoho! Aku cuma mau kasih tau, kalau sebentar lagi geandert habis looh, paling tinggal beberapa part lagi aja.

Oh iya! Di part satu ini, banyak banget adegan flashback-nya, sooo jangan bingung ya, perhatikan baik-baik. Kalau font nya italic, itu berarti flashback.

Oke, cukup sekian author note dari Nina. Jangan lupa untuk VOTE AND COMMENT YA GUYS! Alasyuu:3

Salam,

eera.

°°°°
24. Tolong

Sudah lima hari lamanya Aileen dan Nesya disekap dalam ruangan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah lima hari lamanya Aileen dan Nesya disekap dalam ruangan itu. Selama itu pula mereka berdua tidak diberi makanan atau pun minuman.

Kondisi mereka sudah sangat lemas. Rasanya, untuk saling berbicara pun mereka tidak sanggup. Entah sudah berapa luka lebam yang berada di tubuh mereka. Pakaian mereka sudah tidak layak untuk dipakai.

Pakaian yang kini mereka pakai sudah di cabik-cabik olah Veno. Lelaki itu merobek-robek pakaian mereka dengan pisau tajam favoritnya, membuat beberapa bagian tubuh Nesya dan Aileen terlihat.

Pintu ruangan itu terbuka. Arin dan Veno berjalan masuk sembari tersenyum meremehkan, "Hai teman-temanku, gimana kabar kalian?" sapa Arin.

Aileen mengangkat kepalanya sambil menatap datar wajar Arin dan Veno.

Arin berjalan menghampiri Aileen, lalu dia menekan kedua pipi gadis itu, "Kenapa ngeliatin gue kayak gitu, Aileen?" kata Arin, menoyor kepala Aileen.

Aileen memutar malas kedua bola matanya, lalu gadis itu menoleh samping kanannya. Nesya merintih kesakitan dengan kepalanya yang tertunduk. Penyakin magg kronisnya kambuh, sebab memang belum ada sedikitpun makanan yang masuk ke dalam perutnya.

Veno ikut menoleh kearah gadis itu. Sedetik kemudian lelaki itu berjalan menghampiri Nesya.

Langkah lelaki itu terlihat santai namun sangat menakutkan.

"Rin, gue mohon sama lo, tolong kasih Nesya makanan sama obat. Lo boleh nyakitin gue, tapi jangan biarin Nesya kesakitan kayak gitu." ucap Aileen memohon.

Arin tersenyum sinis, sok peduli banget nih anak, pikir Arin.

Lalu gadis itu menampar keras kedua pipi Aileen hingga berkali-kali. Bahkan sampai menimbulkan bekas di pipi mulus gadis itu.

Tapi Aileen tidak peduli. Asalkan Nesya diberikan obat, dia rela melakukan apapun.

"Gausah sok jadi pahlawan, kalau diri lo sendiri aja lemah, Aileen sayang." Jiwa psikopat Arin memang sudah sangat parah.

Geandert [Completed]Where stories live. Discover now