28. Let Me Love You [END]

4.4K 225 30
                                    


Aku berjalan dengan kepalaku yang tertunduk. Semilir angin membuat rambutku beterbangan kesana kemari. Mungkin kalau saat ini aku tidak menahan selendang yang menyelimuti punggungku, kain hitam itu akan ikut terbang bersama daun-daun kering.

Di genggamanku terdapat beberapa tangkai bunga mawar yang baru saja kupetik dari kebun Bunda. Aku akan membawa bunga ini untukmu.

Semoga bunga ini akan menemanimu dalam kesepian.

Sudah terhitung satu bulan kamu pergi meninggalkanku. Meninggalkan dunia ini. Meninggalkan semua orang yang sangat menyayangimu. Meninggalkan kedua orang tuamu yang masih menangis jika mengingatmu.

Sedang apa kamu disana? Apakah kamu melihatku dari atas sana?

Oh Tuhan, aku sangat merindukan lelaki itu.

Aku tersenyum saat kedua mataku menangkap gundukan tanah dengan batu nisan bertuliskan namamu. Aku bersimpuh di atas tanah itu, tidak peduli kalau tanah itu akan mengotori celanaku. Aku hanya ingin merasa dekat denganmu.

Kuusap lembut batu nisanmu sembari tersenyum, dan saat itu juga angin kembali bertiup kencang. Aku menyapu pandanganku, berharap bisa melihat dirimu saat ini juga. Tapi sayang, Tuhan tidak mengizinkanku untuk melihatmu.

Kuletak 'kan bunga mawar yang tadi aku bawa, di dekat batu nisanmu. Aku tidak tahu harus apa, yang bisa kulakukan hanya menatap gundukan tanah yang di dalamnya ada jasadmu.

Ah aku ingat, ada yang harus kulakukan disini.

Aku membuka tas kecilku, kemudian diriku mencari secarik kertas. Kertas itu darimu, kau ingat?

Ibumu yang memberikan kertas itu kepadaku saat pemakamanmu baru saja selesai.

Aku menarik dalam nafasku, lalu kuhembus 'kan perlahan. Awalnya aku ingin membacanya saat itu juga, saat di mana ibumu memberikan kertas ini padaku. Tapi aku tidak bisa. Aku tidak kuat.

Bayangan Veno membunuhmu masih terekam jelas di pikiranku.

Tapi kali ini aku siap. Semoga.

Assalamu'alaikum cantik

Mungkin saat lo baca surat ini gue udah ngga ada di samping lo, gue udah ngga bisa hapus air mata lo lagi setiap lo di
acuhkan oleh Raymond, atau mungkin saat ini gue udah ngga ada di dunia yang sama kayak lo.

Sya, gue udah tau hal ini akan terjadi. Gue tau pasti kalau Veno ngga akan biarin gue tetap hidup. Tapi ngga papa, setidaknya gue bisa bahagia sekarang. Karena apa? Karena gue bisa melihat lo tertawa dari atas sini. Gue bisa melihat lo bahagia sama Raymond. Gue ngga mau ngeliat lo nangis. Inget itu, Sya.

Gue nggq mau nyawa gue hilang sia-sia, oke?

Gue membocorkan semua rahasia Veno dan Arin karena gue mau lo bahagia. Gue ngga mau lo disiksa ataupun di teror terus sama dua abang ade sialan itu.

Gue yakin sekarang Raymond akan selalu menemani lo. Gue yakin, sekarang lo sama dia udah pacaran. Bener kan? hahaha.

Nesya,

Makasih udah pernah mau jadi pacar gue, makasih atas cinta yang dulu pernah lo kasih ke gue. Gue inget banget dulu lo jarang ngabarin gue, lo sering ngacangin gue, muka lo selalu bete setiap deket gue. Awalnya gue ngerasa bingung. Apa salah gue? Dan akhirnya gue tau alasanya.

Lo gamau buat gue terluka dengan lo nolak cinta gue. Bener?

Jangan bingung kenapa gue tau. Asal lo tau, gue bisa baca pikiran juga sama kayak lo hahaha.

Geandert [Completed]Where stories live. Discover now