EXTRA PART

3.2K 108 6
                                    

"WE DID IT, GUYS!"

"WE ARE THE CHAMPION~~ MY FRIEND~~"

Riuh sorak gembira terdengar dari lapangan Universitas Arkatama.

Hari ini adalah hari kelulusan untuk mahasiswa angkatan 17.

Dengan bangganya mereka melempar topi toga seperti melepas beban masing-masing selama ini.

Terhitung sudah enam belas tahun mereka menuntut ilmu, mulai dari seorang Siswa hingga menjadi Mahasiswa.

Suasana haru terasa kala satu per satu orangtua memeluk anaknya bangga seraya memberi restu untuk level selanjutnya dalam hidup mereka.

"Nesya, jangan sedih dong, meskipun keluarga lo ngga ada yang dateng tapi gue di sini ada untuk lo!"  Aileen berkata, memberi semangat untuk Nesya yang tengah bersedih.

"Nesya kangen Ayah, Leen." jawab gadis itu, mulai menitihkan air matanya.

Hatinya tak kuat lagi menahan rasa sesak yang memenuhi dadanya. Semua orang tersenyum bahagia saat ini, tapi sejak pagi tadi Nesya sebaliknya.

Gadis itu lebih banyak diam ketimbang sebelumnya. Tatapannya memandang iri teman-temannya yang sedang berbangga dengan orangtua mereka.

Sementara Nesya? tidak satupun keluarganya datang.

"Sya, mungkin gue ngga paham gimana rasanya. Tapi lo harus tau, bokap lo pasti bangga di surga sana." Aileen menguatkan.

Iya, seperti yang dikatakan Aileen.

Ayah Nesya telah tiada.

Setelah berjuang melakukan berbagai pengobatan Jantung, ternyata Tuhan lebih sayang ke padanya.

Ayah Nesya menghembuskan nafas terakhirnya sekitar setahun lalu.

Nesya ingat sekali bagaimana kabar buruk itu menghancurkan dunianya.

Sampai kapanpun hari itu menjadi hari terburuk untuknya. Semenjak hari itu Nesya selalu kesepian.

Bundanya sibuk mengambil alih perusahaan, menjadi wanita independent yang berjuang seorang diri.

Sedangkan Arsya..

Lelaki itu masih menjalani hukuman pidananya.

Aileen memeluk Nesya erat ketika gadis itu mulai menangis kencang. Tidak peduli dengan semua temannya yang masih bersorak gembira, Nesya tidak lagi kuat menutupi kesedihanya.

"Gue di sini, Sya. Gue ada untuk lo." kata Aileen mengusap lembut punggung Nesya yang bergetar hebat.

"Sya, nasib kita hampir sama sebenernya. Lo liat sendiri kan tadi, nyokap bokap gue cuma absen muka sebentar doang. Ngga ada lima belas menit udah jalan lagi. Sama kita, Sya! gue juga iri liat yang lain bisa bahagia gitu sama orangtuanya. Tapi ya mau gimana lagi kan? emang udah nasib kita beginiii."

Nesya tertawa kecil sembari melepaskan diri dari pelukan Aileen. Gadis itu tersenyum memandang sahabatnya, "Selamat atas gelar sarjananya ya, Aileen."

"Aaaa makasiiihh, lo juga yaaa, Nesya! SELAMAT UNTUK KITA BERDUAAAAA!!" Aileen berteriak kencang.

"AYAAHH! BUNDA! ABANG! NESYA LULUUUUUSSSS!!!!"

"BANG ARSYA ADEK LO HEBAT DAPAT GELAR CUMLAUDE!!"

Dua gadis itu benar-benar menjadi pusat perhatian sekarang.

Berteriak dengan begitu kencangnya tidak peduli lagi dengan orang sekitar, Aileen dan Nesya hanya ingin memberi tahu dunia perihal kesuksesannya.

Mereka berdua kemudian tertawa bersama seraya memeluk erat satu sama lain.

Geandert [Completed]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن