Bab 1 "Awal yang tak Berujung"

6.5K 1.9K 1.2K
                                    

Liam menarik napas mulai gelisah memainkan ponsel sambil sesekali melirik arloji yang memutari pergelangan tangannya.

Sudah hampir satu jam Liam menunggu sahabatnya untuk keluar dari kamar. Kakinya mulai kelu, ia pun memijat-mijat bagian bawah kakinya, berharap rasa pegal di sekitar kakinya memudar. 

Matanya menyelusuri pandangan ke seluruh ruangan dari satu sudut ke sudut lainnya. Keadaan rumah Evelyn tidak pernah berubah, masih sama sejak terakhir kali ia menginjakan kakinya di sini, selalu rapi dan nyaman. Namun tetap saja, meskipun rumah Evelyn terasa sangat nyaman dan tentram, tidak ada seorang pun yang sanggup menunggu tanpa melakukan apapun selama ini.

"Woy! Lama banget sih Lyn...cepetan kek nanti keburu main nih filmnya," teriak Liam kepada Evelyn.

Ya, itulah kebiasaan Liam untuk menunggu Evelyn sahabat kecilnya sejak SD entah itu untuk bermain, makan, dan apapun itu. Dan menurut Liam, Evelyn memiliki hobi untuk mengulur waktu. Liam pun tidak tahu kenapa ia memiliki kebiasaan seperti ini, padahal menunggu adalah hal yang paling menyebalkan menurut orang lain.

"Iya-iya bentar, lagi nyisir nih, udah mau selesai," teriak Evelyn dari dalam kamar masih dengan sebilah sisir di genggamannya. 

Tak lama, Linda, ibu Evelyn datang menyambut Liam dengan satu cangkir teh hangat di sebelah tangannya,"Diminum dulu Nak Liam tehnya," ucap Linda sedikit berjongkok dan meletakkan cangkir itu di atas meja tepat di hadapan Liam. 

Liam pun mengambil teh hangat itu dan segera meminumnya, entah mengapa Liam selalu suka teh buatan Tante Linda. "Makasih Tante," balas Liam.

"Iya, tunggu sebentar ya Nak Liam, biasalah si Evelyn tuh dari dulu kayak gitu ga pernah berubah, bentar Tante panggilin." Liam membalasnya dengan anggukan. 

Linda beranjak dari duduknya menuju kamar putrinya, "Lyn udah ditunggu tuh, kamu kebiasaan deh." kata Linda sedikit memberengut. 

"Iya Ma, udah selesai kok," Evelyn langsung bergegas dari kamarnya menuju ruang tamu dimana Liam berada.

"Duh sori ya, hehee...ga marah kan?" Evelyn memasang muka imutnya dan mencubit pipi Liam seolah tak bersalah, sedangkan Liam hanya bisa memasang muka datar, mencoba memaklumi. 

"Tau ah...ayo udah mau telat nih," Liam beranjak dari duduknya dan menarik tangan Evelyn. 

"Ma, aku duluan ya...Dah Ma," pamit Evelyn sambil melambaikan tangan menuju ibunya. 

"Tante, pergi dulu ya,"

"Iya hati-hati ya, jangan pulang kemaleman..." ujar Linda dari balik dapur. 

"Siap!" seru Liam sambil memberi hormat seperti layaknya seorang prajurit. 

Sesampainya di luar, Liam memberikan helm pada Evelyn. Evelyn langsung memakainya dan duduk di motor Liam, memegang erat sisi jaket Liam dengan kedua tangannya. Sekarang ia menyesali perbuatannya karena berdandan terlalu lama, demi apapun ia juga ingin menonton film yang telah ia tunggu selama berbulan-bulan yaitu film Mr.Right yang diperankan oleh Anna Kendrick, aktris favorit Evelyn. Tanpa aba-aba motor Liam segera melaju dengan lincahnya melewati jalan yang berlikuk.

***

Setelah Liam memarkirkan motornya, mereka langsung masuk ke ruang bioskop dan duduk di tempat yang telah mereka pesan. 

"Fyuhh..untung ga telat," Evelyn meletakan tangannya di dada seolah mensyukuri keadaan. 

"Gue sih gapapa kalo telat soalnya bukan film horor, gue cuma nemenin lu aja nih sebenernya," jelas Liam berpura-pura mengernyit malas. 

Whispering Love (In A Pretty Night Sky)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora