Bab 26 "Tell You the Truth?"

251 65 4
                                    

Lelah, satu kata itulah yang terlintas pertama kali pada pikiran Evelyn hari ini. Entah mengapa namun ia merasa kurang nyaman akan tubuhnya sendiri.

Namun hari ini ia harus tetap menjaga stamina, karena seminggu lagi menjelang hari Natal, sekolahnya pun sudah meliburkan semua murid sejak satu minggu yang lalu. 

Ia harus tetap bertahan supaya ia juga bisa ikut memeriahkan suasana natal bersama keluarga dan teman-temannya. Ia turun dari tidurnya dan langsung meraih ponsel di meja nakasnya, menelpon Liam.

Beberapa saat kemudian suara Liam terdengar di seberang sana.

"Hey, Good morning Lyn...baru aja gue mau telpon lu, eh lu udah telpon duluan aja, jodoh kali ya, " gurau Liam dengan nada terdengar riang. 

Evelyn sedikit menjauhkan ponselnya sejenak, melirik dari ekor matanya, namun tetap saja gurauan itu membuat hati Evelyn melonjak-lonjak, sehingga seulas senyum langsung tergantung di wajahnya.

Aneh, kenapa sempat-sempatnya Evelyn berpikir jika ia senang langsung mendapat sambutan hangat di pagi hari oleh Liam. Ini benar-benar di luar dugaan, meskipun ia telah menyadari perasaannya.

"Apaan sih Li. Masih pagi Li, jangan ngigo dulu..." sahut Evelyn kembali berbicara pada Liam. 

"Dih... gak peka, siapa yang ngigo...gue tau jelas ini nyata." jawab Liam percaya diri. 

"Aww..." teriak Liam tiba-tiba dari seberang telpon. 

Evelyn yang mendengar pekikan Liam langsung terkaget mendengarnya, ia langsung siap siaga, "Li-Li...Lu kenapa!?" tanya Evelyn panik.

"Ahhh...gapapa Lyn. Siapa yang taruh tembok di sini sih, tembok sial!" umpat Liam. 

Tanpa sadar Evelyn terkikik akibat ulah konyol Liam.

"Tuh kan, udah gue bilang apa...Lu tuh belom bangun Li...makanya bangun dulu, cuci muka," ledek Evelyn sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ahhh...lu sendiri juga pasti belom mandi kan?Masih bau kayak anak bebek kecebur got." balas Liam meledek Evelyn. 

"Ohh gitu ya...jahat lu! Ahh yaudah lah, gue gajadi ngomong. Tadinya gue mau ngajak lu ngerayain Natal bareng entar. Tapi karena lu jahat, gajadi deh..." Evelyn pura-pura berdecak kesal. 

"Eh-eh... tuh kan penyakit darah tingginya kambuh lagi, nanti lu sedih loh gak ada gue yang kasih lu boneka lagi," rayu Liam.

Mengingat Liam sering memberikan-nya hadiah boneka, ia menoleh dan melihat isi lemari tepat di sebelahnya. Ia menelusuri pemberian Liam satu per satu, mulai dari boneka beruang paling besar, sedang, boneka panda, dan lain-lain. 

Bahkan yang paling mencolok boneka teletubbies pemberian Liam waktu Evelyn berumur enam tahun, yang sekarang sudah berubah menjadi boneka barbie dengan riasan di wajah dan antenanya. Semua itu menggelitik perutnya, membuatnya tertawa cukup keras.

"Kenapa lu Lyn? Kok tiba-tiba ketawa gajelas sendiri gitu?" tanya Liam yang tiba-tiba mendengar tawa Evelyn tanpa sebab. 

"Eh, hehee...gak gue lagi liat semua boneka yang lu kasih udah numpuk di lemari gue. Masih inget gak boneka teletubbies yang pernah lu kasih ke gue?"

"Inget, kenapa?"

"Mau gue fotoin gak sekarang? Pasti lu juga bakal ngakak deh liatnya,"

"Boleh-boleh aja, si Twinky itu kan? Yang warna ungu?"

"Iya, udah gue kirim tuh di line. Cek deh..."

"Ya ampun...Lyn, lu apain si Twinky? Kok jadi lebih cantik daripada lu gitu?"

Whispering Love (In A Pretty Night Sky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang