Bab 8 "Awal Pelampiasan"

871 326 52
                                    

"Lyn ini hadiah buat om Nico, gue kemaren belom sempet beli jadi baru bisa kasih sekarang, sori ya."ucap Liam menghampiri Evelyn yang terlihat sedang membaca buku di taman sekolah.

"Yaelahh gapapa kali, baru lewat satu hari, by the way thanks ya..Apa nih isinya?" Evelyn mengocok-ngocok hadiah Liam.

"Woy jangan dikocok-kocok! Entar meledak!" Liam menghentikan gerakan tangan Evelyn.

"Hah? Apa? Meledak?! Apaan nih?? Wahh..lu ngasih papa gue bom ya?!"teriak Evelyn.

Sebenarnya Liam hanya bercanda, ia memberikan Nico sebuah kemeja beserta setelan dasinya, namun melihat reaksi Evelyn berlebihan ia tertawa dan berkata "Dasar dodol!" Liam meneloyor kepala Evelyn.

"Gak lah..tapi gue gak mau kasih tau, liat aja pas om Nico pake,"

"Duh jadi penasaran..Apa sih? Baju ya??" tanya Evelyn menebak-nebak.

"Kepo banget sih..liat aja entar bareng papa lu," jawab Liam.

"Hahaa, ketauan hayoo!" Evelyn tersenyum menunjuk-nunjuk Liam. "Kalo bulan depan gue yang birthday, lu bakal kasih apa?"lanjut Evelyn menyelidik.

"Lu maunya apa? Boneka?" tanya Liam menatap Evelyn.

"Ihh..gue udah gede kali, boneka gue udah seguudang tuh! Kebanyakan juga dari lu," mengingat kamarnya sangat penuh dengan benda berbulu itu.

"Hahaa, kamar gue juga udah penuh sama mobil-mobilan dari lu," ucap Liam mengenang pemberian Evelyn.

"Abisnya gue bingung mau kasih lu apa, dulu kan lu emang suka main mobil-mobilan.." jelas Evelyn.

"Iya, tapi sekarang gue udah gede Lyn, gue maunya mobil beneran gimana? Kasih gue ya? Di ultah gue bulan depan..HAHAA" pinta Liam usil.

"Yeee, klo lu mau mobil beneran, gue apa??" tanya Evelyn balik.

"Yaudah lu gue kasih boneka beneran aja, yang bisa grrak sendiri waktu malem, kan lucu tuh kayak annabelle" kata Liam bergurau.

"Gak mau..mending gak usah dikasih apa-apa deh klo kayak gitu," ucap Evelyn, ia tidak pernah suka hal-hal berbau mistis terlebih seperti badut atau boneka porselen, melihat mukanya saja bisa membuat semua bulu kuduk Evelyn merinding ketakutan.

"Iya-iya gak, gue becanda kok..kasih gue ciuman aja juga gapapa kok," Liam menunjuk pipinya.

Evelyn sedikit menjauh dari Liam "Sejak kapan lu gombal gitu? Cium aja tuh Pak Cecep," Evelyn memandang Pak Cecep tukang kebun sekolah, yang sedang memotong rumput.

"Gila! Entar salah-salah malah gue yang dipangkas! Mampus gue!"

"Lumayan, pangkas rambut gratis.." bisik Evelyn.

Pak Cecep yang mendengar namanya sejak tadi menjadi bahan pembicaraan, menoleh dengan tatapan bingung.

"Kenapa nak? Manggil bapak? Ada yang bisa bapak bantu?" tanya Pak Cecep.

"Em..gapapa pak, hehee..kita tadi cuman lagi muji bapak aja, hari ini keliatan ganteng pak," ucap Liam tersenyum menunjuk rambut Pak Cecep yang kribo.

"Wah beneran nak?" Pak Cecep langsung membelai-belai rambutnya yang berbentuk seperti sarang burung itu.

"Bener donk pak, masa saya boong? Lanjut lagi aja pak, silahkan." Laim manggut-manggut memberi hormat.

Evelyn tertawa terbahak-bahak bermaksud meledek Liam.

"Lu sih!" Liam menyenggol Evelyn, namun detik berikutnya ia juga ikut tertawa.

"Eh Lyn, lu gak lupa kan nanti lu punya janji temenin gue nonton Conjuring 2?"tanya Liam setelah tawa mereka mereda.

Whispering Love (In A Pretty Night Sky)Where stories live. Discover now