Bab 21 "Dongeng dari Negeri Seberang"

534 134 23
                                    

"By the way," kata Liam yang menyandarkan sebelah bahunya pada pintu kulkas seraya memandang gaun Evelyn dengan kening berkerut.

"Apa lu gak mau ganti baju?" tanya Liam.

Saat itu mereka sudah tiba di rumah Liam, dan ibu Evelyn langsung panik seketika Liam memberi tau keadaan Evelyn.

Untungnya Liam berhasil menenang-kan tante Linda dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, Evelyn akan baik-baik saja di rumahnya.

Begitu pula tadi sesaat Liam mengata-kan pada Meli tentang Evelyn yang kesakitan, Meli langsung membantu memopoh Evelyn masuk ke ruang tamu.

Evelyn merasa sungguh malu, ia tidak ingin terlihat seperti hanya dia-lah yang paling lemah, ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika keluarga lain sampai ikut campur dan merasa direpotkan karena keluhannya.

Ya walaupun ia tau Liam tidak akan beranggapan seperti itu.

Evelyn menatap Liam dan mengangkat alis, "Hem?"

"Lu keliatan bener-bener cantik Lyn pake itu, sumpah deh...tapi gue rasa lu gak bakal nyaman pake baju itu lama-lama," jawab Liam mengangkat bahu.

Evelyn menunduk dan menatap gaunnya, "Oh," ucap Evelyn singkat, mencoba menyembunyikan wajahnya yang mulai membara.

Urggh...Kenapa sekarang Evelyn sangat mudah terpancing dengan segala ucapan manis Liam?

Ia yakin ia mulai kacau sekarang, kacau dalam semua hal, perasaan-nya, harapan-nya, semuanya yang membuatnya merasa tidak waras.

Sekarang, Evelyn sudah merasa jauh lebih baik. Walaupun wajahnya masih terlihat pucat pasi, paling tidak ia sudah bisa berdiri tegak dan berjalan tanpa dipopoh seperti semula.

"Gausah khawatir, ayok sini," Liam berbalik dan berjalan menuju koridor yang membawa mereka ke kamar ibunya.

Liam mengintip ke dalam kamar ibunya sekilas, Evelyn berdiri dan menunggu di belakang Liam.

"Li? Kenapa sayang?" tanya Meli menoleh.

"Ma, mama punya baju buat Evelyn?" tanya Liam menghampiri ibunya.

"Punya donk, banyak banget nih baju yang bisa buat Evelyn nyaman, sini Lyn," Meli mengayuhkan sebelah tangannya ke arah Evelyn, agar ia masuk.

Evelyn awalnya ragu, karena walaupun ia sudah terbiasa dengan lingkungan rumah Liam sejak dulu, ia tidak pernah sekalipun masuk ke area kamar orangtua Liam.

Menyadari keraguan Evelyn, Meli tersenyum dan beranjak dari ranjangnya menghampiri Evelyn yang masih berada di ambang pintu.

"Ayo Lyn, gapapa, kayak gak biasanya aja. Anggep rumah sendiri aja sayang," ucap Meli menuntun Evelyn berderap mendekati lemari bajunya.

Meli membuka daun pintu lemarinya dan mendorong pintu itu ke samping yang menimbulkan suara roda berderit.

Ia memiringkan kepalanya mengedarkan pandangan pada setiap baju yang tergantung di lemarinya.

"Nah,ini pasti pas," tangannya menarik sweter dan baju putih yang bertuliskan 'I love Bike'.

"Yah sedikit kegedean sih, tapi kalo buat tidur tante yakin pasti nyaman buat kamu, pake deh," Meli mentenggerkan baju itu pada tubuh Evelyn.

"Makasih Tante," Evelyn tersenyum menerima baju dan sweter itu.

Liam yang sejak tadi memperhatikan ibunya dan Evelyn tersenyum bahagia melihat keakraban mereka. Ibunya memang ibu terbaik yang pernah ia dapatkan.

Whispering Love (In A Pretty Night Sky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang