Bab 4 "Pertemuan yang Ditunggu-tunggu"

1.3K 588 91
                                    

Pukul 12:30 siang. Terik matahari terasa sangat menusuk di kulit Evelyn.

Inilah yang paling ia tidak suka sejak dulu, kenapa sekolahnya membuat jadwal olahraga saat siang hari bahkan setelah makan. Bisa-bisa ia memuntahkan seluruh isi perutnya.

"Panas banget gilaa..arghh" Sri ikut mengeluh.

"Iya nih, baru abis makan,entar disuruh lari-lari lagi sama Pak Daniel," Evelyn sudah memikirkan bahwa ia akan benar-benar muntah nanti.

"Semuanya! Baris ditengah! Cepat!"seru Pak Daniel, guru olahraga yang terkenal sebagai guru killer dan suka menyiksa murid-muridnya.
Semua murid termasuk Evelyn dan Sri, segera berbaris.

"Kalian semua lari lima kali lapangan basket ini! Jangan berhenti! Setiap kali kalian berhenti tambah satu putaran!"teriak Pak Daniel.

"Wis edan ya tuh guru!"seru Sri menggunakan bahasa jawa. Evelyn sebenarnya paling tidak kuat kalau disuruh berlari jarak jauh, tapi bagaimana lagi, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Akhirnya, semua murid berlari.

Kebanyakan para lelaki yang berada di depan dan perempuan di belakang. Baru satu putaran saja, kaki Evelyn sudah terasa sangat lelah.

Namun ia harus tetap berlari walaupun ia tau resikonya.

Dua kali, tiga kali...Evelyn sudah benar-benar tidak kuat, kepalanya terasa berputar-putar, kakinya terasa sangat sakit dan kaku, akhirnya yang bisa ia lihat adalah kegelapan.

Pak Daniel yang melihatnya malah berteriak dari jauh. "Hey! Kamu Evelyn kenapa kamu tiduran disitu! Tambah satu putaran lagi!"

Sri yang berlari di depan Evelyn berteriak kaget saat melihat kebelakang. "Evelyn!! Pak tolong! Evelyn!".

Seorang lelaki yang tadinya sedang bermain basket berlari menggendong Evelyn dan membawanya menuju UKS.
**
"Woy Jeff! Main basket yuk bro! Udah lama nih ga main," seru Linden saat melihat Jeff.

"Iya ayo!Rud lu mau ikut gak? Lepas dulu kacamata lu!"tanya Roby pada Rudy.

"Mau tanding sama siapa?"tanya Jeff, karena mereka hanya berempat.

"Tuh lu liat. Ada anak kelas sebelas yang lagi latihan, kita ajak tanding aja mereka!"jelas Linden sambil menunjuk ke arah lapangan.

"Ok!Ayok!". Mereka langsung berjalan menuju lapangan.

"Weitss! Halo adek-adek!"seru Roby. Anak kelas sebelas yang tadinya sedang berlatih berhenti dan menatap Roby.

"Tanding yuk bro!"sahut Linden.

"Ok, sekalian kita latian buat tanding besok!"jawab ketua tim basket tersebut.

Mereka terus bertanding dan mencetak skor, dan mereka memutuskan untuk istirahat sejenak, hanya untuk sekedar minum.

Mereka duduk di pinggir lapangan.
Jeff melihat Pak Daniel yang berseru kepada murid-muridnya

"Sarap juga tuh guru!"seru Jeff tiba-tiba.

"Siapa Jeff?"tanya Linden mengikuti arah pandangan Jeff menuju lapangan sebelah.

"Itu! Pak Daniel! Dia suruh muridnya buat keliling lapangan lima kali, katanya setiap kali berhenti suruh tambah satu putaran lagi..HAHAA.." Jeff tertawa karena murid-murid Pak Daniel terlihat mengeluh.

"Guru killer biasa...dulu aja gue disuruh ngambil bola basket yang nyangkut di pohon beringin, untung gue gak diculik kuntilanak disitu! Tuh gara-gara si Roby!" Linden melihat kearah Roby.

"Apa lu! Manggil-manggil abang handsome! Sabar kalo mau minta dicium nanti aja!"sahut Roby mendengar Linden menyebut namanya.

"Cium tuh tiang listrik! Gara-gara lu kan dulu gue dihukum sama Pak Daniel!"balas Linden kembali melihat ke lapangan sebelah

Whispering Love (In A Pretty Night Sky)Where stories live. Discover now