Part 5

32.1K 1.8K 30
                                    

Halo semua....

Ternyata saya tidak jadi hiatus dari cerita ini kawan-kawan hehehe

Tenang aja part ini gak mengandung unsur ++ kok

Enjoy...


Flashback

Seperti biasanya Vinsa pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Lavinsa Delia Velasco adalah gadis yatim piatu sejak usianya 5 tahun, orangtuanya meninggal akibat kecelakaan tragis 15 tahun silam, karena Vinsa tak memiliki sanak saudara maupun kerabat dekat sehingga dia terpaksa harus tinggal di panti asuhan.

Setahun berlalu, akhirnya Vinsa diadopsi oleh pasangan suami istri Franco. Selama masa pengawasan hak asuh, orangtua asuhnya memperlakukan Vinsa dengan baik namun setelah masa pengawasan itu berakhir sikap kedua orangtua angkatnya itu berubah.

Mereka menyuruh Vinsa mengerjakan seluruh pekerjaan rumah dan jika gadis itu melakukan kesalahan tak segan mereka memukul, tidak memberi makan bahkan menghukum gadis malang itu tidur diluar rumah saat cuaca dingin berhembus.

Hari ini dia tak ingin dihukum lagi. Untuk itu dia harus bergegas menyelesaikan urusannya, membeli sayur mayur dan lauk untuk dimasaknya hari ini.

Setelah mendapatnya semua yang dicarinya, Vinsa memutuskan segera kembali ke rumah. Karena terburu-buru, Vinsa tidak melihat jika dihadapannya ada orang sehingga tabrakan pun tak terelakan.

Bruukk

Keranjang yang berisi sayuran dan ikan itu jatuh dan isinya berserakan di jalan. Vinsa yang melihat itu langsung pucat pasi. Takut akan dihukum lagi.

Sayuran dan ikan itu sedikit rusak akibat terjatuh cukup keras, dia yakin jika orangtua angkatnya tahu dia pasti akan dihukum dan tak diberi makan.

Padahal saat ini salju mulai turun, bagaimana mungkin dia bisa bertahan dalam kondisi seperti ini. Tidak makan dan tidur diluar tanpa pakaian tebal maupun selimut hangat. Apakah ini akhir hidupnya? Batinnya miris.

"Hei nona kau tidak apa?" Tanya orang yang ditabraknya tadi khawatir karena Vinsa yang sedari tadi diam dengan wajah pucat memandang belanjaannya yang tercecer di jalan.

"Nona" Ujarnya lagi sambil melambaikan tangannya di depan muka gadis itu.

Akhirnya Vinsa sadar dari lamunannya. "Ah..aku tidak apa." Jawabnya cepat.

'Tapi belanjaanku tidak' Batinnya miris.

"Kau yakin?" Tanya pria itu memastikan karena raut wajah Vinsa menunjukkan hal yang berbeda dengan ucapannya.

"Ya...aku tidak apa. Aku harus segera pulang." Vinsa bergegas pergi dan selama perjalanan dia harus menyiapkan dirinya agar kuat menghadapi hukumannya kali ini.

Pria itu masih berdiri disana, mengamati punggung gadis itu hingga hilang tergantikan hilir mudik orang-orang di pasar.

'Apa yang kau sembunyikan gadis kecil?'


***


"Bodoh!!! Begini saja tidak becus." Caci seorang wanita paruh baya bertubuh gempal kepada seorang gadis yang hanya bisa menunduk takut.

"Kau tidak akan mendapat makan seharian dan TIDUR DILUAR!!" Bentaknya membahana.

Akhirnya kata-kata terkutuk itu keluar dari mulut sadis ibu angkatnya.

Apakah ia masih bisa bertahan kali ini? Pasalnya hari ini akan terjadi badai. Jangankan terjadi badai, tubuh kurusnya saja pasti tidak mampu menahan dinginnya cuaca yang saat ini melanda Alaska ditambah perutnya yang kosong.

Gadis itu terus melantunkan doa dalam hati. Memohon untuk diberi kekuatan menghadapi ini semua atau meminta jika memang ini akhir kisahnya buatlah kematiannya menjadi mudah, agar ia bisa berkumpul kembali dengan ayah ibunya di surga.

Nampaknya usahanya untuk berlindung dari salju yang turun adalah hal yang tidak berguna karena kini ia berteduh disebuah pohon yang tidak mempunyai daun lagi karena musim dingin. Sehingga pohon itu tak mampu melindunginya dari derasnya salju yang turun membasahi dirinya.

Vinsa sudah pasrah akan nasib yang menghampiri dirinya. Tubuhnya sudah tak kuat lagi menahan rasa dingin yang menusuk hingga ke tulang-tulangnya.

Hingga dia tak merasakan salju membasahi tubuhnya dan dia merasakan sedikit kehangatan di tubuhnya. Vinsa berusaha membuka matanya, apakah Tuhan mengirimkan malaikat untuk menolongnya?

Saat matanya terbuka, dia melihat seorang pria bermata abu-abu memandangnya dengan sorot teduh. Menenangkan jiwanya, menghangatkan hati dan juga tubuhnya, membangkitkan rasa yang mampu membuatnya damai.....hanya dari tatapan matanya.

"Apa yang kau lakukan disini di tengah badai salju? Ayo cepat ikut aku!" Ucapnya pada Vinsa yang tubuhnya sudah lemas tak bertenaga.

Vinsa hanya diam tak mampu menggerakkan badannya bahkan bersuara sekalipun, yang dilakukannya sebagai tanda persetujuan adalah menarik kedua sudut bibirnya keatas walau hanya tipis.

'Terima kasih Tuhan karena Engkau telah mengirimkan malaikat penolong untukku.' Ucapnya syukur dalam kesadarannya yang sudah menipis di dalam dekapan seorang malaikat penolongnya.

Flasback End


"Aku merindukanmu my hero." Ucap Vinsa dalam tidurnya.




Siapa yang penasaran sama kelanjutannya????

Kalo mau cepet kasih votenya dulu dong banyak

Wah gak kerasa puasa udah setengah jalan ya.....Siapa yang puasanya masih penuh???

Semoga puasanya lancar sampai akhir ya kawan...

Selamat berpuasa :)

Life With A PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang