Part 25

20K 1.1K 162
                                    

"Ayo kau harus makan dulu, sayang." Ajak Kevin di tengah keheningan yang melanda kami.

Ya, semenjak sandiwaraku selesai dengan aku memaafkan Kevin pada akhirnya kini aku dan Kevin hanya diam sambil berpelukan di atas ranjang kami. Jangan pikir kami baru selesai melakukan hal yang menguras tenaga, kami hanya saling berpelukan untuk menyalurkan rasa cinta, rindu, bahagia, dan segala macamnya. Merasa lega dan bersyukur karena tidak ada lagi rasa benci diantara kami, atau lebih tepatnya hanya aku.

"Aku tidak lapar." Aku masih belum rela melepas pelukan hangat Kevin. Anggap saja aku benar-benar kecanduan diri Kevin.

"Tapi di dalam sini ada anak kita yang membutuhkan asupan, sayang. Kau juga harus memikirkannya." Kevin mengelus lembut perutku.

"Tapi aku...." Kevin memotong ucapanku dengan mencium bibirku sekilas.

Kenapa hanya sebentar, aku ingin ciuman yang lebih dari kecupan. Ah, mulai lagi kan mesumku.

"Kenapa cemberut? Tidak suka aku cium?" Tanya Kevin karena aku nampak kesal dengan tindakannya barusan.

"Kau bilang tadi cium?! Jika kau ingin menciumku harusnya kau lebih lama menempelkan bibir sialan seksimu itu!" Kenapa aku malah marah-marah dan bernafsu agar Kevin menciumku lebih dari tadi. Ya walaupun memang begitu kenyataannya tapi seharusnya aku bisa menahannya.

"Jadi istriku ini ingin dicium ya?" Godanya yang membuat wajahku semakin memerah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadi istriku ini ingin dicium ya?" Godanya yang membuat wajahku semakin memerah.

"Tidak!" Jawabku cepat.

"Yakin? Padahal aku ingin sekali mencium bibir istriku yang menggoda itu. Lihat bibirnya yang merah mengerucut minta dicium." Godanya lagi yang semakin membuatku ingin menenggelamkan diri di bawah tempat tidur saja.

"Kau mesum sekali." Aku seperti maling teriak maling. Sebenarnya disini siapa yang mesum.

"Tidak masalah karena aku hanya mesum dengan istriku saja." Rayuannya membuatku ingin menerjangnya.

'Kalau begitu ayo cepat lakukan.' Dewi batinku berteriak tak sabar.

"Ayo makan sekarang." Jawabku mencoba mengalihkan pembicaraan.

'Dasar munafik! Bilang saja jika memang ingin.' Tak perlu di perjelas bisa.

"Jadi sekarang kau ingin aku memakanmu ya?" Ajaib sekali suamiku ini, dia tahu apa yang sebenarnya aku inginkan. Berhenti berpikiran mesum.

Aku hanya mengedipkan mataku dengan mulut membuka dan menutup, benar-benar seperti seorang idiot.

"Kau sungguh menggemaskan, sayang. Aku benar-benar ingin melahapmu."

'Aku juga.' Hanya mampu aku ucapkan dalam hati.

"Tapi aku bisa menahannya karena sekarang yang terpenting kesehatanmu dan juga calon anak kita. Ayo aku akan menyuapimu." Kevin tiba-tiba menggendongku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 13, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Life With A PsychoWhere stories live. Discover now