Part 14 bagian 1

21.6K 1.3K 32
                                    


Hai...

Saya balik lagi di cerita ini. Terima kasih buat kalian yang udah memberikan saran dan dukungannya. Maaf karena gak bisa balas satu-satu tapi aku baca semua komennya kok.

Oke langsung aja...Happy reading :)

Kami telah sampai di depan pintu rumah ini. Para pelayan menyambut kedatangan kami dengan membungkuk penuh hormat. Huh ini berlebihan karena aku bukanlah seorang ratu yang akan memasuki istana bersama sang raja. Aku melirik pria disampingku yang tak bukan adalah suamiku. Apakah aku dan dia sudah seperti raja dan ratu. Cukup. Pikiranku mulai melantur.

Wow, ini sungguh hebat. Walaupun rumah ini seperti terisolir dan terpencil, ya seperti yang kalian tahu rumah ini terletak di tengah lautan dan juga jalan menuju kemari hanya hutan belantara, tapi disini mempunyai fasilitas yang lengkap dan tentu pelayan yang jumlahnya tidak sedikit. Haruskah aku memuji semua ini, tentu saja memuji orang yang telah mewujudkan semua ini. Siapa lagi jika bukan suamiku yang misterius, pria angkuh yang memiliki sifat aneh yang tidak pernah aku mengerti.

Tanpa sadar aku menghela nafas kasar dan tentu Kevin menyadarinya karena memang kami berjalan berdampingan.

"Apa kau tidak menyukainya?"

Aku hanya menggelengkan kepalaku. "Aku ingin berkeliling." Aku penasaran dengan rumah ini jadi aku ingin melihat keseluruhannya.

"Baiklah. Akan kutemani."

Kenapa dia harus ikut. Aku ingin melihatnya dengan santai karena jika bersama Kevin aku tidak akan merasa bebas dan tentu sedikit canggung. Entahlah kenapa aku merasa seperti itu.

Saat kami akan melangkahkan kaki lebih dalam lagi, seorang lelaki yang memakai jas rapi menghampiri kami, atau lebih tepatnya Kevin.

"Maaf Tuan mengganggu tapi kita punya masalah." Katanya setelah memberi hormat.

"Masalah apa?" Tanya Kevin dengan wajah angkuhnya.

Pria tadi tidak segera menjawab tetapi malah membisikkan sesuatu di telinga Kevin. Huh kenapa dengan mereka, kenapa harus bisik-bisik. Apa ini seperti man secret. Kukira hanya wanita yang punya. Terserahlah aku juga tidak peduli.

Setelah pria tadi selesai membisikkan sesuatu atau mungkin man secret, Kevin menoleh padaku.

"Kurasa aku tidak bisa menemanimu berkeliling. Aku ada urusan yang harus kuselesaikan, aku akan menyuruh seseorang untuk menemanimu."

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri dan aku lebih nyaman seperti itu." Segera aku menolak usulan Kevin. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.

Kevin memandangku tajam seolah-olah dia tidak mempercayaiku.

"Tenang. Aku tidak akan kabur jika itu yang kau khawatirkan. Bukankah rumah ini dikelilingi air yang di dalamnya ada monster. Aku tidak ingin mati konyol." Ucapku yang mengerti arah pemikirannya dan tentu menyindirnya juga. Haha seperti sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

Wajahnya terlihat tersinggung namun dengan cepat dia menyembunyikannya, tapi terlambat aku sudah melihatnya walaupun hanya sepertiga detik. Namun itu sudah membuatku senang.

"Tentu. Kenapa aku harus khawatir. Rumah ini aman untukmu." Jawabnya dengan menyeringai.

Aman ? Kurasa yang dimaksud 'aman' baginya dan 'aman' bagiku itu dua kata yang memiliki arti berbeda walaupun bentuk dan ucapannya sama.

Tentu saja 'aman' baginya yaitu aku tidak bisa kabur darinya sedangkan 'aman' bagiku tentu saja jauh dari yang namanya Kevin.

Tak membuang banyak waktu Kevin segera melangkahkan kakinya menjauh diikuti dengan pria tadi yang sekarang berjalan di belakangnya.

Life With A PsychoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora