Part 14 bagian 2

24.2K 1.4K 131
                                    

Aku mengikuti langkah Kevin menyusuri lorong rumah ini. Setiap langkah kakiku terasa berat mengirimkan rasa mencekam yang sangat tidak aku sukai. Sedangkan Kevin tentu saja dia terlihat santai dengan kedua tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana kainnya dan pandangan mata lurus menatap ke depan.

Hingga kami tiba di depan pintu bercat putih. Apakah ini kamar kami. Kurasa tadi aku belum sampai kesini. Kuharap kamar ini tidak aneh-aneh atau mengerikan, mungkin saja di dalam ada peralatan BDSM. Kurasa aku harus mencuci otakku agar tidak berpikiran hal yang negatif karena itu tidak baik untuk kesehatan jantungku.

Kevin memutar kenop pintu itu. Waktu terasa sangat lambat, sungguh aku merasa seperti berada di film yang di slow motion.

 Waktu terasa sangat lambat, sungguh aku merasa seperti berada di film yang di slow motion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kevin benar-benar penuh kejutan bukan, harusnya aku tak perlu terkejut.

Apa maksudnya dengan kamar yang dipenuhi dengan air dan terdapat ranjang di tengahnya. Dia itu ingin tidur atau berenang. Memangnya belum cukup rumah ini berada di tengah-tengah laut, dia juga ingin membuat kamar di tengah-tengah kolam renang. Sekalian saja buat kolam ikannya.

"Kau tidak salah masuk? Kau ingin tidur atau berenang huh?!" Tanyaku jengkel padanya.

"Kalau bisa dua-duanya kenapa tidak?" Jawab Kevin sambil mengerlingkan mata jahil.

"Aku tidak suka kamar ini!" Entah kenapa aku benar-benar kesal dengan Kevin.

"Bukankah tadi kau bilang menyukainya." Kevin menaikkan sebelah alisnya, mengejek pernyataan bodohku yang asal saja tadi.

"Itu...itu tadi aku-" Sial Kevin masih menunggu penjelasanku. "Aku tidak tahu mana kamar yang akan aku tempati." Jawabku akhirnya.

"Bukan hanya kau sayang tapi kita." Ucapnya sexy di dekat telingaku sambil menghembuskan nafas hangatnya di leherku.

"Aku tidak suka kamar ini." Ujarku mengalihkan pembicaraan.

"Kenapa kau tidak menyukainya? Setelah kita berkeringat karena bercinta, kita bisa berendam disini sekalian...bahkan kita bisa melanjutkannya di dalam air. Bukankah itu menarik."

Aku terbelalak dengan ucapan vulgar Kevin, bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Aku akui fantasinya sungguh liar. Apalagi yang isi otak gilanya itu.

"Aku tidak mau menempati kamar ini." Ujarku bersikeras.

Kevin menghembuskan nafasnya kesal.

"Ayo kita pilih kamar lain." Ujarnya datar.

Aku mengikuti langkah lebar Kevin yang keluar kamar ini terlebih dahulu. Hingga kami sampai di pintu bercat hijau. Lagi-lagi perasaanku tidak enak.

Sebelum Kevin membuka pintunya dapat kulihat sekilas dia menyeringai. Perasaanku bertambah gelisah, apalagi isi di balik pintu hijau itu.

 Perasaanku bertambah gelisah, apalagi isi di balik pintu hijau itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Life With A PsychoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang