Part 13

23.7K 1.3K 28
                                    



Sekarang aku sedang berada di perjalanan menuju rumah baru Kevin...atau mungkin rumah kami.

Sepanjang perjalanan yang kulihat hanya pepohonan rimbun yang berjejer rapi seakan menyambut setiap orang yang melewatinya. Memangnya siapa yang akan melewati jalan ini karena selama kami keluar dari kota dan melewati jalan ini, tidak ada satupun kendaraan yang lewat, ya tentu saja selain kendaraan kami.

Sebenarnya Kevin membeli rumah dimana, kenapa harus di dalam hutan seperti ini, atau mungkin Kevin sudah bangkrut dan tidak punya uang lagi untuk membeli rumah di kota sehingga dia harus membeli rumah di tengah hutan yang harganya murah dan seperti di film horor, rumah besar, murah dan letaknya di tengah hutan.

Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, mengusir segala pikiran buruk yang selalu saja muncul tiba-tiba. Aku harus berpikir positif, mungkin saja Kevin membeli rumah yang jauh dari keramaian agar tidak ada yang mengganggunya.

Kulirik Kevin, sedari tadi dia sibuk dengan tabletnya. Aku benar-benar merasa bosan, tidak melakukan apapun tanpa teman bicara, hanya memandangi jalanan yang berisi serentetan pohon yang berjejer rapi.

"Kau bosan?" Rupanya Kevin menyadari jika aku mulai merasa bosan.

Aku diam tak membalas pertanyaannya dan mengalihkan pandanganku kembali ke jalanan.

"Sebentar lagi kita akan sampai. Kau pasti akan menyukainya." Ucap Kevin kemudian dengan nada misterius.


***


Akhirnya mobil kami berhenti, aku sudah tidak sabar melihat rumah baru yang akan kami tempati karena tadi dari nada suara Kevin terdengar mencurigakan.

Kami bergegas turun dari mobil dan tebak apa yang kulihat.

Ini benar-benar mustahil, tidak masuk akal, gila, luar biasa. Entahlah aku harus mengatakan apa lagi yang pasti aku benar-benar terkejut dengan kejutan Kevin.

 Entahlah aku harus mengatakan apa lagi yang pasti aku benar-benar terkejut dengan kejutan Kevin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bayangkan saja apa maksud Kevin membangun rumah di tengah danau atau mungkin laut seperti ini.

"Bagaimana kau suka?" Ujar Kevin memandang bangga dengan rumah di hadapan kami.

"Apa maksudmu sebenarnya Kevin? Apa kau membangun rumah ini karena takut aku melarikan diri lagi darimu?"

"Aku hanya ingin menjaga apa yang menjadi milikku." Jawab Kevin dingin dengan masih memandang lurus ke depan.

"Aku benar-benar tidak mengerti jalan pikirmu."

"Kau tidak perlu mengerti, kau hanya perlu mengikutinya saja." Kali ini dia mengalihkan pandangannya dan menatapku dalam menunjukkan keseriusannya.

Entah kenapa tatapan matanya mampu menghipnotisku sehingga kata-kata yang siap aku keluarkan untuk mendebatnya hanya mampu tersumbat di kerongkongan, tak mampu keluar. Jadi sekarang kami hanya saling memandang seakan kami bisa saling berbicara hanya melalui mata saja.

"Ayo kita harus naik kapal khusus dulu untuk masuk ke dalam." Ajaknya memecah keheningan diantara kami.

Aku lagi-lagi hanya mampu diam dan mengikuti langkahnya menuju kapal yang sudah disiapkan anak buahnya.


***


Sungguh sebenarnya rumah ini tidak kalah bagus dengan rumah Kevin yang dulu ditambah lagi dikelilingi oleh danau yang juga tak kalah indah, tapi ini sedikit aneh karena jika akan keluar atau masuk harus menggunakan kapal khusus, kenapa tidak menggunakan perahu saja. Bukankah itu lebih romantis. Tunggu aku koreksi bukan romantis tapi lebih menyatu dengan alam karena kata romantis tidak tepat untukku dan Kevin.

"Kenapa kita harus naik kapal ini? Kenapa kita tidak naik perahu saja atau mungkin kapal yang lebih sederhana dari ini?" Akhirnya aku menyuarakan apa yang ada dalam pikiranku.

"Jika kau ingin mengantarkan nyawamu sia-sia dengan menggunakan perahu atau kapal biasa mungkin itu bisa menjadi pilihan yang bagus...atau kau ingin langsung berenang saja?" Kevin menoleh padaku dengan pandangan yang misterius. "Karena di dalam air ini ada makhluk yang akan memangsamu hidup-hidup." Ucapnya lagi sambil menyeringai keji.

Penjelasan Kevin sukses membuat tubuhku kaku. Makhluk apa yang ada di dalam air sehingga bisa memangsaku hidup-hidup. Apa mungkin ada monster di dalam air ini. Memangnya ada monster di dunia nyata.

'Mungkin saja ada karena bukankah pria dihadapanmu itu juga monster.' Pikiranku yang lain menyahuti.

Kurasa ini hanya trik Kevin untuk menakut-nakutiku agar tidak bisa kabur darinya. Aku hanya bisa berpikir positif karena percuma bertanya dengan makhluk dingin dan batu seperti Kevin. Itu hanya akan membuat pikiranku semakn kacau.

"Tidak perlu kau pikirkan sampai seperti itu." Ujar Kevin sambil menyentuh lembut keningku yang berkerut karena memikirkan penjelasan Kevin tadi.

Aku dapat melihat sorot kelembutan dalam pandangan matanya saat ini membuatku ingin menghambur dalam pelukannya, merasakan kehangatan dan kenyaman dalam dekapannya.

"Jika kau tak ingin mati konyol lebih baik turuti perintahku sweetheart." Sorot matanya berubah menjadi kejam dan mengerikan seakan mengancamku sehingga aku harus menuruti apa katanya.

Aku benar-benar bingung dengan tingkah laku Kevin baru saja dia memberikan kelembutan dari caranya menyentuh dan menatapku tapi tiba-tiba saja dia berubah dalam hitunga detik dengan menunjukkan pandangan kejamnya.

Sebenarnya mana sifatmu yang sebenarnya. Aku tidak bisa memahamimu Kevin. Tidak bisakah kau kembali seperti Kevinku yang dulu. Kevin yang lembut, hangat, perhatian, selalu ada untukku, selalu menjagaku dan membuatku merasa aman dan nyaman.

Life With A PsychoWhere stories live. Discover now