Bagian 16

12.5K 1.3K 9
                                    

Ceritanya di mulai 16 tahun yang lalu.
Cinta di masa muda itu memang indah. Namun juga berbahaya. Tya merasakan itu. Dia jatuh cinta pada seorang lelaki. Stefan namanya. Lelaki keturunan Inggris-Indonesia itu terkenal tampan ke seluruh penjuru gedung kuliah. Siapa yang tidak mengenal Stefan. Dan Stefan jatuh cinta pada seorang gadis, temannya. Tya.

Singkat cerita, mereka jadian. Awal-awal pacaran, berlangsung biasa saja. Mereka berpacaran seperti orang pada umumnya. Jalan-jalan ke mall, nonton film, makan malam berdua, dan hanya sekedar say hi lewat telepon. Tapi kemudian, hal selanjutnya meningkat.

Stefan dan Tya lulus bersamaan. Tya bahkan menjadi wisudawati terbaik. Hari itu hari yang paling membahagiakan bagi Tya. Namun di hari itu juga hari yang paling menyedihkan yang pernah Tya alami.

Tepat setelah berakhirnya acara kelulusan, Stefan mengajak Tya pergi. Katanya ingin merayakan kelulusan. Satu tujuan Stefan, hotel bintang lima. Di saat itulah Tya merasa tidak apa sesekali menjadi 'nakal'. Namun dia tidak menyangka akibatnya sampai sejauh apa. Malam itu, hilang sudah keperawanan yang selama ini dia jaga.

Tidak butuh waktu lama untuk  Tya menyadari keadaannya. Bahwa dirinya ternyata telah hamil, mengandung anak dari Stefan. Tya sangat ketakutan saat itu. Terlebih lagi Stefan sama dengan lelaki lainnya, tidak mau bertanggung jawab. Lelaki itu memutuskan hubungan dan kemudian pergi ke Inggris, meninggalkan Tya yang terpuruk sendirian.

Tya putus asa dan kecewa. Orangtuanya tidak tahu. Dan Tya juga tidak tahu bagaimana harus memberitahu orangtuanya. Dia tidak ingin menggugurkan kandungan. Kenyataannya adalah Tya perempuan baik-baik. Hanya karena saat itu dia dimabuk asmara, tertipu gombalan sampah Stefan, dia akhirnya terjerumus.

Tidak ada pilihan lain, Tya akhirnya bercerita pada orangtuanya. Tentu mereka kecewa dan marah. Gadis yang dulu menjadi wisudawati terbaik sekarang mengandung anak di luar nikah. Namun apa yang bisa Tya perbuat. Nasi sudah menjadi bubur. Sejak hari itu hubungannya dengan orangtuanya memburuk.

Satu minggu setelah Tya bercerita, ayahnya membawakan seorang lelaki. Lelaki yang akan bertanggung jawab terhadap anak yang dikandung Tya. Namanya Ferdi, lima tahun lebih tua dari Tya. Lelaki itu sukses, dia punya restoran terkenal. Sayangnya lelaki itu juga brengsek. Lelaki itu hobinya main ke hiburan malam, mabuk-mabukan, dan main wanita.

Tya tidak bisa apa-apa selain mengangguk. Orangtuanya sudah muak dengan dirinya, karena itu ayahnya segera mencarikan sosok yang mau menikahi Tya, agar terlepas sudah segala urusan Tya dengan orangtuanya. Orangtuanya tidak ingin tahu apa-apa lagi, setelah nanti Tya menikah.

Ketika pernikahan itu selesai, Tya tidak pernah bertemu dengan orangtuanya lagi.

Enam bulan setelah pernikahan itu, Tya melahirkan. Malam hari, tanpa kehadiran Ferdi. Kenyataanya Ferdi masih tetap sama. Hobi ke club, mabuk-mabukan, dan main wanita. Anak itu lahir normal. Jenis kelaminnya laki-laki. Tya menamainya Nanda. Anak itu sungguh tampan baginya, mewarisi wajah Stefan. Sekelebat ingatan itu muncul lagi di benaknya. Membuatnya merasa bersalah.

Tya tidak ingin membuat Nanda kecewa. Dia merogoh habis uangnya untuk membayar Ferdi agar dia benar-benar bertindak seperti seorang Ayah bagi Nanda. Itu berlangsung baik di tahun-tahun awal. Namun begitu Tya kehabisan uang, semua drama kebahagiaan itu juga selesai.

Ferdi kembali pada kehidupan awalnya. Bekerja di pagi hari, kemudian malamnya berfoya-foya. Bahkan tak jarang Ferdi membawa perempuan lain ke rumah.

Tya menderita. Tidak ada sepeser uang pun yang Ferdi berikan untuknya dan Nanda. Tya harus bekerja sendiri. Dengan berbekal kecerdasannya, dia diterima di salah satu perusahaan. Namun di awal, gaji yang dia terima masih kecil. Sedangkan Nanda juga punya kebutuhan lain dan biaya sekolah.

Akhirnya dengan berat hati, dia terpaksa sebagai wanita pemuas lelaki hidung belang. Saat itu tidak ada pilihan lain.

Namun di balik itu, dia sama sekali tidak pernah menggunakan uang haram dari lelaki hidung belang untuk Nanda. Uang haram itu dia gunakan untuk kebutuhannya. Sedangkan gajinya seutuhnya untuk Nanda sekolah dan kebutuhan lainnya.

Tya tidak pernah sanggup bertemu Nanda. Ketika dia ingin sekali bertemu, bayangan Stefan dan perasaan bersalah itu selalu muncul. Di tambah dengan keadaannya sekarang, perasaan bersalahnya pada Nanda semakin besar. Anak itu harus menanggung derita hanya karenanya. Tya meraasa, dia tidak pernah bisa membenahinya lagi.

Ceritanya belum berkahir. Ceritanya masih berlanjut, sampai detik ini.

***

Alya tertegun mendengar cerita ibu Nanda. Matanya berkaca-kaca. Tidak menyangka bahwa ibu Nanda juga punya cerita yang lebih kejam lagi.

Air mata Tya telah mengucur sejak tadi. Dan dia berusaha untuk tidak semakin deras.

"Saya tahu...saya telah gagal menjadi seorang ibu..."

Dada Alya sesak. Di dunia ini ada banyak lagi orang-orang yang menderita. Mungkin ibunya juga seperti ibu Nanda. Menderita.

"Saya bahkan takut menunjukkan rasa sayang saya ke Nanda. Saya takut suatu saat anak itu menemukan kenyataannya, karena itu saya menjauh darinya..."

Suara Tya bergetar dan terdengar lemah.

"Tapi sebenarnya itu salah. Saya justru semakin memperburuk keadaan."

Alya memandang iba ibunda Nanda. Wanita itu sungguh baik di matanya. Tidak terlihat seperti wanita rendahan.

"Saya tidak bisa membenahi diri saya lagi. Nanda pasti sudah membenci saya..."

Tya tidak sanggup lagi melanjutkan perkataannya. Sisa tenaganya telah habis.

Alya menggenggam tangan Tya. Tya menoleh. Alya tersenyum.

"Tidak, Bu. Mungkin ibu sering mendengar bagaimana kelakukan Nanda di sekolah, tapi Nanda itu kuat, dia punya cara sendiri untuk bertahan."

Tya menatap mata teduh Alya. Gadis itu seolah bisa menenangkannya.

"Nanda tidak pernah membenci ibu. Jika ibu melihat Nanda membenci ibu, dia hanya berpura-pura. Karena dia takut, jika dia menunjukkan sayangnya ke ibu, ibu tidak membalasnya."

Tya terdiam. Matanya memerah. Tidak ada maskara atau bedak yang luntur terkena air matanya. Tya terlihat cantik tanpa make up yang berlebihan.

"Apa saya terlambat kalau saya menunjukan rasa sayang saya ke Nanda?"

Seyuman Alya menggembang. Alya menggeleng.

Alya yakin, sebelum tubuh menyatu dengan tanah, tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki kesalahan.

------
Jangan lupa vote dan komennya 😊😊😊





[1/2] ALASANWhere stories live. Discover now