Protectors 5

64.1K 6.8K 262
                                    

*mon maap sebelumnya netijen wattpadku sayang, typo bertebaran*

happy reading^^

Matanya terbuka perlahan,  dengan pelan Rea bangun terduduk sembari memegang pelipisnya, gadis itu merasakan kepalanya teramat pusing. Dengan matanya yang masih sayu, Rea menatap sekeliling ruangan dimana ia terbangun, dan apa yang dipandangnya disana merupakan sebuah kamar dengan desain yang mewah, dengan tempat tidur yang sekarang ia tempati berukuran king size, lemari kaca besar berwarna cokelat, sebuah jendela terbuka yang dilengkapi dengan kain horden berwarna biru gelap, dan karpet berbulu domba berwarna hitam putih diatas lantai.

Rea mengernyit bingung, bingung dimana ia berada. Tiba-tiba sebuah ingatan pahit terlintas dikepala gadis berambut merah itu, ingatan dimana ia di reject matenya, Gerald, dimana ia berlari meninggalkan wilayah packnya, Moonlight pack, dimana ia berada didunia manusia dan menemukan rogue yang tewas, dimana ia digendong seseorang, dan yang terakhir ia terbangun disini, dikamar mewah ini.

Air matanya perlahan jatuh membasahi pipinya setelah gadis itu mengingat kenyataan bahwa ia telah di reject matenya, Rea kemudian merasakan sakit yang teramat sangat di dadanya, hatinya terasa begitu kosong, bagai tak terisi.

"Leona?" Mindlink Rea yang tidak disahuti serigalanya, Leona.

Rea semakin terhenyak dengan tangisnya saat ia tidak merasakan kehadiran Leona ditubuhnya. Tidak. Rea tidak akan bisa hidup tanpa Leona, serigalanya yang selalu memberinya dukungan, memberinya semangat untuk tetap bertahan hidup, dan memberinya kekuatan untuk bangkit disaat gadis itu sedih dan terpuruk. Ya. Rea sudah tidak merasakan kehadiran Leona sejak ia telah direject Gerald, dan hanya suara tangis serigala itu yang terakhir kali Rea dengar. Benar-benar menyedihkan.

Rea menghapus jejak air matanya saat telinganya mendengar suara yang tengah berbincang-bincang disertai dengan dentingan sendok dipiring. Dengan perlahan Rea beranjak dari tempat tidur, dan seketika gadis itu tersadar, dress putihnya telah diganti dengan kaos oblong besar yang melekat ditubuhnya. Oh tidak, dress itu adalah peninggalan Ibunya satu-satunya, dress yang ia rawat baik-baik selama hidupnya, dress kesayangannya.

Dengan tertatih-tatih, gadis bertubuh mungil itu berjalan menuju pintu. Langkahnya kemudian terhenti saat matanya melihat orang-orang sedang menikmati makan siang disana, yang tentunya seorang werewolf seperti dirinya. Pandangannya jatuh pada seorang pria tampan berbaju merah yang sedang berbincang dengan seorang gadis, gadis berambut blonde yang sangat cantik dengan senyum anggun yang terukir di bibirnya, sangat cantik, bahkan saat ia terlihat kesal pun tidak mengurangi kecantikan diwajahnya.

"HEY--"

"Bisakah kalian diam?"

Kemudian pandangan Rea beralih pada pemilik suara berat itu, seorang pria yang sangat tampan.

"Apakah dia gadis yang tinggal disini?"

"Dia sudah sadar, Sam."

Rea melihatnya, wajah pria yang sangat tampan itu, wajahnya yang dingin namun tegas secara bersamaan. Gadis itu bisa merasakan aura yang menyeruak keluar dari tubuh kekar pria itu sangatlah kuat. Pahatan wajahnya sangat sempurna, dengan rambut hitamnya yang tersisir rapi, hidung mancungnya yang menjulang tinggi, rahang yang kokoh, alis yang tebal, dan kemudian Rea beralih menatap matanya, manik mata hitam kelam yang seperti ingin menenggelamkannya. Gadis itu kemudian merasakan darahnya berdesir hebat, tubuhnya seakan terbakar saat pria bertubuh kekar itu menatapnya intens.

Kemudian Rea tersadar, saat ini gadis itu tengah menjadi pusat perhatian dari ketiga werewolf disana. Rasa takut langsung menyelimuti tubuh mungilnya, Rea menundukan kepalanya dengan tubuh bergetar takut.

ProtectorsWhere stories live. Discover now