Protectors 22

52.2K 4.5K 375
                                    


"MENGAPA HARRIS SANGAT LAMA?"

Matanya menatap tajam ke arah seorang gadis berambut blonde yang sedang terduduk di sofa. Ia lalu berjalan mondar-mandir tepat di samping tempat tidurnya yang berukuran king-size dengan tubuh kekarnya yang masih bertelanjang dada. Sesekali ia melirik pada sosok gadis yang tengah terbaring lemas di atas tempat tidurnya. Gadis berambut merah yang telah ia pakaikan selimut tebal hingga mencapai lehernya, takut jika lekukan atasan tubuh gadis itu yang tidak mengenakan pakaian, bisa dilihat oleh tiga pria bertubuh berotot yang juga sedang berada di dalam kamarnya.

Erene yang raut wajahnya masih terlihat mengantuk itu memutar bola matanya jengah, "Sabar, kak. Aku baru saja memindlink Harris dua menit yang lalu," saudara kembar dari Diego itu kembali memutar bola matanya, "Astaga. Yang benar saja," ujarnya kembali.

"Apa yang telah kau lakukan pada Rea?" tanya Diego pada Samuel dengan nada yang terdengar kesal. Entah sudah berapa kali ia menanyakan hal itu pada kakaknya, tapi Samuel tak kunjung juga menjawab pertanyaannya itu. Pria berdagu terbelah itu berdiri di antara Charlos dan Trist.

Samuel menoleh pada Diego, "Itu tidak penting untuk dipertanyakan saat ini. Dia butuh pengobatan secepatnya! Dia kesakitan!" geram Alpha dari Black moon itu pada adiknya. Dengan dia yang ia maksud adalah Rea.

"Sebenarnya tadi kau berniat meniduri Rea bukan?" tanya Diego marah. Mengingat tadi ia melihat Samuel dan Rea tidak memakai baju. Ia bahkan melihat gadis berambut merah itu tidak memakai bra.

Samuel lantas menggeram setelah mendengar perkataan Diego, "IYA, AKU MEMANG INGIN MELAKUKAN ITU. TAPI, AKU TIDAK BERMAKSUD BURUK PADANYA. AKU MENGIRA DIA SEDANG MENGALAMI MASA HEAT," Samuel menghela napas lelah, ia lalu menatap wajah pucat Rea dengan pandangan khawatir, "Aku hanya ingin menolongnya," bisiknya kemudian, yang membuat Diego semakin yakin bahwa kakaknya itu memanglah mencintai Rea.

"Apa maksudmu, kak?" tanya Erene dengan nada terkejut.

Samuel memejamkan matanya, tidak berminat untuk menjawab pertanyaan Erene. Alpha dari Black moon itu kemudian menggenggam erat tangan Rea yang tersembunyi di balik selimut tebalnya. Perasaannya membuncah. Takut, marah, khawatir, kesal, semua perasaan itu bercampur menjadi satu di dalam tubuhnya. Samuel tidak tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya. Tetapi yang Samuel ketahui saat ini, ia menginginkan Rea segera siuman, dan mengetahui apa alasan dari rasa sakit pada punggung gadis berambut merah itu.

Samuel menoleh saat mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Ia bisa melihat keberadaan Harris dan Markus yang memasuki kamarnya, "MENGAPA KAU SANGAT LAMA? CEPAT PERIKSA KEADAANNYA!"

Harris mengambil peralatan medis di dalam tasnya dengan terburu-buru. Mate dari Erene itu terlihat takut, "Tunggu sebentar, Alpha."

Markus, tabib pengobatan tradisional Black moon pack itu yang tanpa di minta kedatangannya oleh Samuel menawarkan dirinya pada Harris untuk ikut bersamanya. Pria yang rambutnya sudah dipenuhi dengan uban itu bertanya, "Apa yang terjadi padanya, Alpha? Walaupun aku memang tidak tahu cara pengobatan modern, tapi setidaknya mungkin aku bisa membantu Harris."

Samuel memijit pangkal pelipisnya lelah, raut Alpha dari Black moon itu terlihat sangat cemas, "Aku tidak tahu. Dia berteriak kesakitan. Ada sesuatu di punggungnya, aku melihat cahaya berwarna merah, seperti bara api," tutur Samuel, yang terdengar ambigu bagi siapa pun yang mendengarnya.

"Coba aku lihat," Diego melangkah maju, hendak menghampiri Rea dan berniat membuka selimut yang dipakai oleh gadis berambut merah itu.

"JANGAN ADA YANG BERANI MENDEKATINYA!" bentak Samuel marah, yang berhasil menginterupsi langkah Diego, "DIA TIDAK MEMAKAI BAJU."

ProtectorsWhere stories live. Discover now