Protectors 7

67.3K 6.4K 290
                                    


Tubuh kurusnya meringkuk dibalik selimut, mulutnya sibuk menggigit-gigit kukunya yang sudah hampir memendek. Entah sudah berapa lama Rea melakukan hal itu dibawah sinar matahari pagi yang menerpahi wajahnya. Ia tak kunjung bangun dari tempat tidur kecilnya itu.

Meski semalam Rea disengat aliran listrik yang hampir saja merenggut nyawanya, kesehatannya sudah membaik. Hal itu dilakukan oleh Alpha Samuel, dan dihentikan oleh pria berwajah dingin itu pula. Semburat merah muncul di pipinya saat Rea mengingat Alpha Samuel memeluknya semalam. Bahkan pria itu menggendong Rea ke kamarnya lalu memakaikannya selimut setelah membaringkan Rea diatas tempat tidur dikamar kecilnya itu. Apa yang dilakukan Alpha Samuel padanya, sama sekali tidak mengindahkan Rea, bahwa gadis itu masih tetap takut pada Alpha Samuel.

"Rea,"

Matanya bersinar cerah sekaligus khawatir saat mendengar mindlink dari Leona. "Leona? Kau sudah kembali?"

"Aku tidak pernah pergi. Err--aku hanya bersembunyi." Nada bicara Leona seperti tersirat rasa bersalah disana.

Setumpuk air mulai bermunculan dipelupuk mata Rea, "Ja-ngan tinggalkan a-aku seperti itu lagi, Leona. Kau---aku tidak bisa. A-aku ta-takut."

"Maafkan aku Rea," Leona menghela napas sejenak sebelum melanjutkan perkataannya lagi, "Kau tahu, sejak kita direject Gerald malam itu, aku merasa sangat sesak, a-aku sulit bernapas--"

"Maafkan aku. Ini semua gara-gara aku."

"Tidak! Kau sama sekali tidak membuat kesalahan, Rea. Ini sudah menjadi takdirmu dan takdirku, takdir kita, takdir yang sudah diatur oleh MoonGoddes."

Rea mulai terisak kecil, "Tapi--"

Leona menggeram, "Berhentilah menangis, Rea! Kita tidak lemah. Jika kau terus seperti ini, kau akan membuatku malu."

"Takdir kita yang membuatku lemah seperti ini, Leona. Kita selalu saja menderita."

"Ayo kita lupakan semuanya, Rea. Jika kita hanya terus menderita, kita akan mencari kebahagiaan, bukan menunggunya, tapi kita yang akan mencarinya bersama-sama."

Senyum lebar terukir dibibir mungil Rea, dengan cepat gadis itu menghapus jejak air mata yang membasahi pipinya. Ini yang membuat Rea tidak bisa hidup tanpa Leona. Serigalanya itu selalu membuatnya bangkit dalam keterpurukannya. Perkataan yang baru saja dilontarkan Leona seperti menciptakan semangat baru yang tumbuh didalam hati Rea.

"Ya. Kau benar, Leona."

Rea beranjak dari tempat tidurnya. Di ambilnya sebuah handuk didalam lemari kecilnya, lalu gadis itu lekas berjalan ke kamar mandi-disamping kamar tidurnya.

Setelah selesai mandi, Rea membuka lemari kecilnya kembali, hendak mengambil sebuah pakaian. Gadis itu menggigit bibir bawahnya saat pakaian dalam yang diberikan Erene untuknya sudah tidak ada disana. Semua pakaian dalamnya yang memang hanya sedikit itu sudah kotor. Oh tidak, ini benar-benar memalukan. Demi menutupi buah dadanya, pilihan Rea jatuh pada kaos oblong besar yang pernah dipakainya saat pertama kali ia terbangun di pack ini. Rea menerka bahwa kaos oblong itu adalah milik Diego. Setelah memakai kaos oblong itu nantinya, Rea akan mengembalikan kaos tersebut pada Diego dan mengucapkan terima kasih.

----------

Kakinya terus berjalan melewati setiap garis-garis lantai disana. Sesekali kepalanya menunduk saat Rea bertemu dengan maid yang bekerja di pack house black moon itu. Tak jarang ada beberapa diantara mereka yang menyapa Rea.

"Se-selamat pagi," Gumam Rea pada seorang maid yang baru saja tersenyum padanya. Perlakuan Maid di Black moon pack padanya, sangat berbeda jauh dengan perlakuan maid di Moonlight pack. Dengan kenyataan itu, semakin membuat Rea ingin menetap di Black moon pack, gadis itu tidak ingin kembali lagi ke packnya yang dulu.

ProtectorsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang