Protectors 15

59.6K 5.4K 372
                                    


Kepalanya masih tersandar dibahu tegap pria itu. Mata gadis itu masih terpejam, napasnya teratur, pertanda jika gadis itu tengah tertidur. Entah sudah berapa banyak waktu yang mereka habiskan dengan posisi seperti itu, namun, si pria sama sekali tidak keberatan dengan keberadaan gadis itu.

Martin, pria berambut setengkuk itu tidak ingin tertidur, pria itu tidak ingin melewatkan sedikitpun waktunya bersama Rea saat ini. Martin memejamkan matanya, menikmati ritme detak jantungnya didalam sana yang begitu terasa sangat menenangkan tubuhnya. Tangan besarnya memegang pundak gadis itu, seperti menyalurkan kehangatan tubuhnya pada Rea, agar gadis itu tidak merasa kedinginan.

Tak terasa bagi Martin, malam sudah berganti menjadi pagi. Sinar cahaya mulai terlihat disetiap cela-cela sudut dinding disana. Ruangan yang beraroma anyir darah itu begitu sepi bagai tak berpenghuni. Ruang bawah tanah itu selalu dipenuhi dengan aura kesedihan, tak ada tawa, tak jarang ada suara ringisan memilukan yang terdengar disana.

Mata gadis itu mulai terbuka perlahan, Rea kemudian mengerjapkan matanya bingung. Hingga setelah semua kesadarannya kembali didalam kepalanya, gadis itu menegapkan tubuhnya agar tidak bersandar pada Martin. Namun, pria itu kembali menarik tubuh mungilnya agar tetap bersandar disana, melarang gadis itu untuk beranjak dari bahu tegapnya, "Martin--"

"Biarkan seperti ini, Rea. Sebentar saja."

Rea menghela napas pelan, gadis itu kemudian semakin memperdalam sandarannya dibahu pria itu. Keningnya berkerut saat telinganya mendengar suara detak jantung pria itu yang terdengar begitu cepat didalam sana, "Martin, apa kau baik-baik saja? Mengapa jantungmu berdetak sangat cepat seperti ini?"

Sial. Martin tersenyum menyeringai disana saat pria itu berkali-kali mendengar sisi serigalanya, Malcolm, memberi umpatan serapah padanya, "Entahlah, aku juga sedang mencari tahu apa alasannya. Aku akan memberi tahu padamu nanti jika aku sudah menemukan jawabannya."

Rea menganggukkan kepalanya pelan, "Martin, kau melepas ikatan tali ditanganmu?" Tanya gadis itu dengan nada terkejut, setelah disadarkan dengan tangan Martin yang sedari tadi memegang pundaknya.

Pria berambut setengkuk itu berdehem, "Ya, sudah lama aku melepasnya."

"Bagaimana jika Alpha tahu?" Rea bertanya pada pria itu dengan nada khawatir disana.

Bibir Martin membentuk sebuah senyum seringaian, "Ah ya, aku merindukan pria ganas itu."

Leona bergidik ngeri didalam sana setelah mendengar perkataan Martin yang membuatnya teringat pada Alpha Samuel, "Apa pria ini sudah gila? Demi MoonGoddes, untuk apa dia merindukan Alpha? Yang benar saja. Pria macam apa lagi yang harus aku temui nanti? Astaga."

"Rea, aku ingin menceritakan sesuatu padamu. Apa kau ingin mendengarnya?"

"Ya, aku akan mendengarnya."

Martin memejamkan matanya, pria itu menghembuskan napas pelan sebelum berkata, "Ada seorang pria yang direject oleh matenya. Pria itu kemudian pergi dari packnya, berusaha menyembuhkan luka dihatinya setelah direject. Ia menjadi seorang rogue yang sangat liar, sesaat hidupnya terasa sangat bebas, namun, pria itu masih belum bisa menyembuhkan luka dihatinya. Hingga suatu hari, pria itu bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik, dengan sekejap luka dihatinya sembuh karena jatuh cinta pada gadis itu. Pria itu sangat bahagia saat ia menyatakan perasaannya pada gadis itu yang ternyata mereka memiliki perasaan yang serupa. Pria itu memulai hidup barunya bersama gadis itu, dengan mengadopsi seorang anak. Pria itu hidup bahagia dengan keluarga kecil barunya."

"Pasti mereka sangat bahagia." Rea tersenyum, gadis itu kemudian bertanya didalam hatinya pada MoonGoddes, apa aku juga bisa merasakan kebahagiaan?

ProtectorsWhere stories live. Discover now