Protectors 25

53.8K 4K 838
                                    


Rea memandang ke arah deretan bunga mawar hitam yang tengah disiraminya. Kedua mata sendunya yang memancarkan kebahagiaan dan kesedihan secara bersamaan itu tersinar di dalam tatapannya. Bibir tipis nan mungilnya menyunggingkan senyuman yang tulus, setulus hatinya.

Entah apa yang membuat pagi ini terasa begitu cerah baginya. Sinar matahari yang menerpahinya seolah menyapa. Bunga-bunga mawar hitam yang bermekaran dengan indah di sekelilingnya, dan juga suatu kenyataan yang sangat membuatnya senang. Hubungan komunikasinya dengan Alpha Samuel, semakin membaik.

Entah kemana sifat kejam nan sadis Alpha dari Black moon itu. Akhir-akhir ini, Rea hanya selalu menerima perhatian dari pria tampan itu. Sikap emosional Alpha Samuel bahkan seolah sudah terkendali. Rea tak ingin banyak tahu alasan dari perihal tersebut. Jujur saja, Rea menyukainya. Rea merasa nyaman dengan keberadaan Alpha Samuel di sampingnya.

"Apa kau juga merasa nyaman sepertiku, Leona?" mindlink Rea pada serigalanya. Rea tersenyum manis. Seperkian detik kemudian, keningnya mengernyit.

"Leona?" mindlinknya kembali saat serigalanya tak bersahut. Rea merasakan kehadiran Leona. Namun, mengapa serigala bersikap sarkastik itu tak menjawab perkataannya? Apa Leona masih marah padanya?

Rea tersentak kaget saat mendengar suara gelak tawa. Gadis berambut merah itu mengedarkan pandangannya, dan mendapati dua bocah lelaki sedang bermain sepeda di dekat taman, tak jauh darinya.

Rea meletakkan gembor penyiram tanaman di atas tanah. Karena perhatiannya teralih, Rea lantas melangkah menghampiri dua bocah kecil itu. Rea memandang mereka yang tengah bersepeda, kedua kakinya mengayuh pedal, dan diiringi dengan suara tawa khas anak kecil yang terdengar sangat gembira.

Rea tersenyum saat dua bocah lelaki itu bersepeda ke arahnya, dan berhenti tepat di hadapannya, "Hai," sapa Rea.

Salah satu diantara anak lelaki itu menatap Rea dengan pandangan bingung. Namun, akhirnya ia tetap bersahut, "Hai. Aku Dion, dan ini adikku, Dean." Dion menunjuk ke arah Dean, adiknya.

Rea tersenyum lebar, "Aku, Rea. Bolehkah aku ikut bermain bersama kalian?"

Dean tersenyum manis menanggapinya, "Tentu saja. Tapi, dimana sepedamu?"

"Huh? Aku tidak punya. Bisakah aku meminjam sepedamu?" tanya Rea berbinar.

Dion menggeleng polos, "Sepeda kami terlalu kecil untukmu."

Rea berhembus sedih, "Tapi, aku ingin mencobanya."

"Baiklah. Aku akan meminjamkannya untukmu. Tapi, kau harus membayarnya." Dean menaik turunkan alisnya.

Rea memeriksa saku dressnya, "Aku tidak punya uang."

Dean menggeleng sembari tersenyum malu, "Kau hanya perlu membayarnya dengan ciuman di pipiku."

Rea tersenyum lalu mengangguk, "Baiklah." gadis berambut merah itu kemudian mengelus kepala Dean, lalu mencium pipinya gemas.

Senyuman Rea semakin melebar saat Dean turun dari sepedanya. Tanpa menunggu lama, gadis mungil itu naik di sepeda milik Dean. Perlahan, Rea mulai mengayuh pedal. Tak pernah belajar bersepeda, membuat keseimbangan Rea sangatlah buruk. Hal yang tak diinginkan pun terjadi, sepeda yang dikendarai Rea memiring ke samping. Sebelum tubuh Rea terjatuh di atas tanah, sebuah tangan kekar menahan pundaknya, sehingga gadis berambut merah itu tidak terjatuh. Rea mendengar suara geraman, yang sebelum ia bertoleh, Rea sudah mengetahui pemilik suara geraman itu.

"APA YANG KAU LAKUKAN, HUH?" seperti biasa. Alpha Samuel akan membentaknya dengan kalimat itu jika Rea melakukan suatu hal yang salah di mata Samuel. Ya, Alpha Samuel yang telah menahan pundaknya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 13, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ProtectorsWhere stories live. Discover now