Protectors 10

67.1K 6.1K 554
                                    


Pandangan Samuel terus mengamati tangan Harris dengan seksama yang sedang mengobati luka dari bekas cambukannya dibetis Rea. Samuel terus menatap luka itu, luka cambukan karena ulahnya sendiri. Terdapat banyak garisan-garisan berwarna biru keunguan pada kaki putih milik Rea, bahkan ada yang mengeluarkan darah.

Harris mengolesi luka-luka cambukan dibetis Rea menggunakan minyak kelapa yang sudah ia campurkan dengan rempah-rempahan obat. Mate dari Erene itu melakukannya dengan sangat berhati-hati, dan penuh dengan kelembutan, karena setiap Rea meringis, Harris akan mendengar geraman yang keluar dari bibir Alpha-nya itu.

"Maafkan aku, Rea." Erene, gadis itu sedang menangis, entah sudah berapa kali adik bungsu dari Samuel itu meminta maaf pada Rea. Erene sangat menyesali dirinya karena sudah menuduh Rea tanpa alasan yang kuat.

Rea tersenyum lemah, "Tidak apa-apa, Erene." Ujarnya yang lagi-lagi berusaha meyakinkan Erene bahwa gadis itu tidak bersalah.

Erene semakin terisak, benar-benar sangat menyesali perbuatan bodohnya, bahkan tadi ia membentak Rea dengan kasar, betapa bodohnya ia sudah berburuk sangka pada gadis sebaik Rea.

"Aku sangat bodoh, bahkan tadi aku membentakmu. Maafkan aku, Rea." Erene membenamkan wajahnya ditelapak tangannya, bahu gadis berambut blonde itu bergetar karena menangis. Saat ini, hanya tangisan Erene yang terdengar didalam kamar kecil itu.

"Tidak, Erene. Aku mengerti bagaimana perasaanmu, kau tidak salah."

Diego menghela napas, pria berdagu terbelah itu kemudian mengalihkan pandangannya kearah Rea, "Sakit?" Tanya-nya kembali yang sudah berpuluh-puluh kali ia tanyakan pada Rea.

Rea tersenyum, "Sedikit." Bisiknya pada Diego.

Erene menggoncangkan pelan bahu Harris, "Cepat Harris, aku ingin memeluk Rea." Rengeknya dengan mata yang sudah sangat sembab.

Hal yang baru saja dilakukan Erene berhasil memancing emosi Samuel, pria bermanik mata hitam itu menggeram, "Diamlah Erene, kau mengganggu konsentrasi Harris!"

Harris tersenyum, "Sabar sayang." Ujarnya lembut saat melihat gadis yang ia cintai mengeluarkan ekspresi cemberutnya setelah dimarahi Samuel.

"Setelah ini, kau harus mengganti dressmu Rea." Ujar Erene yang langsung dibalas anggukan dari Rea.

Diego beranjak dari tempat sandarannya, "Tunggu sebentar, aku akan memanggil Bibi Marlin." Katanya lalu pergi mencari kepala maid packnya itu.

Setelah ruangan kecil itu diselimuti dengan kesunyian, akhirnya apa yang ditunggu-tunggu Samuel sudah terjadi, Harris sudah selesai mengobati luka-luka cambukan dibetis Rea. Diego dan Bibi Marlin pun sudah ikut masuk kedalam ruangan kecil disana.

Harris menaruh sebotol kecil berisi obat diatas meja nakas, "Minum obat ini dua kali sehari Rea, agar rasa perih di kakimu semakin cepat berkurang."

Rea mengangguk, "Terima kasih, Harris."

Harris tersenyum, pria bermata agak sipit itu kemudian mengelus rambut Erene lalu keluar dari kamar Rea.

"Ayo Rea, Bibi akan membantumu mengganti pakaian."

Samuel berdehem pelan, pria itu menatap Rea sebentar lalu mulai melangkahkan kakinya menuju pintu keluar bersama Diego.

ProtectorsWhere stories live. Discover now