Protectors 20

64.2K 5.3K 731
                                    


Semilir angin malam berhembus meniup rambutnya. Mata yang masih berair itu menatap lurus ke depan, menunggu seseorang yang baru saja pergi meninggalkannya agar kembali datang dari balik gelapnya sang malam. Suara jangkrik dan kepakan sayap kelelawar menemani kesunyian di dalam hutan, seolah memberitahu si pria yang tubuhnya tak di baluti sehelai kain pun itu bahwa gadis yang di tunggunya tidak akan kembali.

Adik perempuannya yang tengah mengandung itu masih setia memeluk tubuh tegapnya dari belakang. Air mata gadis yang bisa berpindah-pindah tempat dengan cepat itu jatuh menetes di atas pundaknya. Entah sudah berapa lama mereka masih berhanyut dalam kesedihan, sang Alpha sama sekali tidak ingin pergi meninggalkan hutan.

Hatinya sangat kosong bagai tak terisi. Ia merasakan ada sesuatu yang hilang dari dirinya. Tidak. Bukan hilang, tapi di renggut. Sesuatu yang di renggut darinya itu membuat dadanya terasa sesak bercampur sakit bukan main. Jantungnya berdetak dengan sangat pelan, ia bahkan tak bisa merasakan kehadiran serigalanya, Jevron. Tak pernah sekalipun ia merasakan perasaan yang sangat menyiksa seperti ini, perasaan yang akan di rasakannya setiap hari, perasaan yang akan selalu mengikutinya hingga ia mati. Perasaan yang pernah ia berikan pada Rea, dan perasaan sama yang Rea berikan pula padanya.

"Kak, ayo kita pulang. Kau terluka," Theresa berujar pada kakaknya dengan suara lirihan. Meski ia tahu bahwa Gerald tidak akan mengindahkan perkataannya.

Gerald masih memandang lurus ke depan, berharap jika Rea hanya sedang bercanda padanya saat ini. Tapi, mengingat jika gadis berambut merah itu sama sekali tidak pernah berbuat usil pada siapapun, membuat Alpha dari Moonlight pack itu kembali menangis, "Dia pasti kembali, Theresa. Rea sedang mengusiliku," katanya, meski ia tahu bahwa perkataannya itu tidak sesuai dengan kenyataan.

Theresa semakin mempererat pelukannya pada Gerald setelah mendengar perkataan kakaknya yang membuat air matanya kembali menetes turun. Entah harus berapa kali lagi nantinya ia akan melihat kakaknya itu menangis. Ini adalah hukuman dari MoonGoddes untuk Gerald, dan yang pada akhirnya ia akan terkena imbasnya pula. Karena, memang ia juga ikut melakukan kesalahan pada Rea. Ia pantas mendapatkan hukuman.

Theresa mulai berdiri, ia lalu menarik pelan lengan Gerald, "Aku mohon, kak. Ayo kita pulang, agar Ibu bisa mengobatimu."

Gerald menggeleng dengan tatapan sedih, "Aku ingin menunggunya disini, dia pasti kembali."

Theresa berjongkok di hadapan Gerald, ia lalu menghapus air mata kakaknya itu, "Dengar aku, kak. Jika Rea akan kembali, mengapa dia harus merejectmu?"

Gerald mengalihkan pandangannya pada Theresa, memikirkan jika perkataan adiknya itu memang benar. Jika Rea akan kembali padanya, mengapa gadis itu harus mereject dirinya? Alpha dari Moonlight itu menunduk lalu kembali terisak, kenyataan itu sangatlah menohokkannya. Rasanya sakit sekali. Beginikah kisah akhir percintaannya bersama Rea? Tak bisakah ia diberi kesempatan lagi?

Theresa menatap Gerald dengan pandangan sedih. Ia lalu menarik tangan kakaknya itu dengan sekuat tenaga. Setelah itu, Theresa berlari dengan sangat kencang, berlalu meninggalkan hutan bagaikan secepat angin, dengan tangannya yang masih memegang lengan Gerald. Yang berarti, Alpha dari Moonlight itu dibawa pergi oleh Theresa dengan menggunakan kekuatan adik perempuannya itu.

Theresa menghentikan langkahnya setelah ia dan Gerald sudah berada di depan pintu besar pack house Moonlight. Theresa dengan segera menghampiri Miller setelah melihat matenya itu sedang di obati oleh Ibunya, Luna Ursulla.

"Miller," panggil Theresa pelan sehingga membuat pria yang ia cintai itu tersenyum lemah padanya. Matanya menatap bercakan-bercakan darah di sekitar leher Beta dari Moonlight itu. Namun, tak ada luka disana. Hanya bercakan darah. Yang berarti, sebelumnya Miller terluka parah, tapi lukanya telah disembuhkan oleh Luna Ursella.

ProtectorsWhere stories live. Discover now