Wattpad Original
Ada 38 bab gratis lagi

Part 1 - Nicole

524K 29K 634
                                    

Every flower even the most beautiful one must grow through dirt.

"Nic! Nic!"

Suara itu bergema hingga ke ujung lorong tempat dapur berada. Nic sudah merasa bahwa sebentar lagi Raina, wanita pemilik rumah bordil yang ditempati oleh Nic pasti akan muncul di depan pintu dapur seperti biasa.

"Nic! Apa yang kau lakukan sejak pagi? Apakah makanannya sudah siap?"

"Sebentar lagi siap, Raina," sahut Nic tanpa menoleh. Nic memang sengaja tidak memanggil Raina dengan embel-embel 'Bu' karena Raina tidak suka. Katanya ia terdengar tua dengan sebutan itu. Raina memiliki wajah tirus yang cantik. Tubuhnya masih langsing seperti remaja meski usianya sudah hampir setengah abad.

"Nic!" Raina menarik turun masker yang menutupi wajah Nic. Nic menoleh dengan sepasang mata hijau yang menatap tajam. Raina sudah terbiasa melihat Nic memakai atribut kebersihannya seperti masker penutup hidung, penutup rambut, dan sarung tangan lateks.

"Aku sudah kelaparan menunggu makanan yang selalu kau katakan higienis itu, jadi apa alasanmu sekarang sehingga begitu lama?"

"Hari ini aku memasak ayam."

Raina terdiam sesaat sebelum bertanya, "Jadi ada apa dengan ayam?"

"Ayam itu sudah mati," sahut Nic.

"Kalau ayam itu masih hidup kita tidak bisa memakannya." Raina hampir bisa mendengar giginya yang bergemeletuk kesal sebelum berujar. Tapi Nic tetap hanya bergeming di sana tanpa ekspresi. Nic memang gadis yang jarang tersenyum dan malas berbicara panjang lebar.

"Dia terlalu suka kebersihan," gerutuan Livia, teman Nic, membuat Raina menoleh ke sudut lain dapur di dekat kompor. "Ayam penuh bakteri. Itu alasan Nic sehingga ia membersihkannya berkali-kali dan merebusnya berjam-jam. Kalau bisa aku tidak ingin piket dengannya lagi."

"Jangan terlalu banyak mengeluh, Livia!" Raina berbalik lagi kepada Nic yang sudah melanjutkan aktivitasnya kembali mencuci perabotan. Sejak dulu Raina tahu bahwa Nic membenci kuman dan segala hal yang berhubungan dengan kuman. Ia tahu jika Nic ada di dekatnya meski tidak melihat karena gadis itu selalu berbau Dettol.

"Kuharap kau tadi tidak mencuci ayam itu dengan karbol dan meracuni kami semua," sindir Raina.

Nic menggeleng.

"Baiklah, aku akan menunggu kalian di ruang makan bersama anak-anak lain. Kalau sampai kau terlambat menyediakan makanan itu dalam lima menit, aku akan memecatmu sebagai tukang bersih-bersih dan kau tahu pekerjaan apa yang harus kau lakukan, bukan?" ancam Raina sebelum berbalik pergi dan melangkahkan kaki menuju pintu keluar.

Nicole Alexandra yang mendengar itu membeku. Ancaman Raina itu sungguh dahsyat sehingga ia cepat-cepat sadar dan segera mengangkat masakannya untuk disajikan. Masa bodoh dengan kehigienisan sekarang.

"Sial! Sebentar lagi aku harus menjadi nomor satu sehingga aku tidak perlu lagi bekerja rumah tangga seperti ini." Livia terdengar menggerutu kembali.

"Nomor satu?" Nic tiba-tiba antusias mendengarkan keluhan Livia.

"Ya! Nomor satu, Nic. Menggeser kedudukan Maura. Apa kau tidak ingin menjadi nomor satu di tempat ini?"

Nic menggeleng kuat-kuat. Memikirkan harus menjual diri saja sudah membuatnya bergidik ngeri. Meski ia tinggal di rumah bordil, tapi Raina masih mengizinkannya tidak menjual diri. Sebagai gantinya, Nic harus bersedia menjadi tukang bersih-bersih setiap hari di tempat itu tanpa istirahat yang cukup.

"Livia," Nic berhenti sejenak karena agak ragu untuk bertanya. "Kau tidak merasa menderita menjalani pekerjaan itu?"

Livia mengedikkan bahu. "Awalnya iya. Aku merasa jijik, tapi lama-lama aku mulai terbiasa karena hasilnya juga lumayan besar."

DANIEL AND NICOLETTE  (SUDAH DISERIESKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang