Wattpad Original
Ada 16 bab gratis lagi

Part 23 - Power of Least Effort

270K 23.7K 1.1K
                                    


Nic berkonsentrasi menatap bola yang ada di atas tee, semacam alat kecil penopang bola golf di rumput. Ia sedikit mengayun tongkatnya tapi tidak menyentuh bola itu untuk memperkirakan pukulan. Lalu setelahnya ia mengayun lagi sekuat tenaga dan...

Meleset.

Bola putih itu tetap anteng di tempatnya sementara rumput-rumput berhamburan.

Sebenarnya ini pukulan Nic yang kelima dan tidak ada satupun pukulannya yang mengenai bola sejak tadi.

"Kakak baru pertama kali main. Jangan menyerah. Nanti juga mahir." Caddy girl yang khusus menemani Nic sejak tadi terlihat berusaha menahan diri untuk menguap. Mungkin ia bosan memberi petunjuk tee shot pada Nic yang tidak kunjung bisa. Nic hanya mengangguk-angguk sambil menatap bolanya lagi dengan cemas. Ternyata ini tak semudah bayangannya.

Agak jauh di depannya terlihat Daniel sedang asyik duduk bersama temannya di golf cart. Ia sedang bermain ponselnya sambil melayani candaan beberapa caddy girl yang terlihat bahagia sejak tahu mereka akan mengekori pria itu. Tadinya tidak ada caddy, tapi tiba-tiba mereka ada di sana. Daniel dan teman-temannya sudah selesai melakukan pukulan pertamanya sejak tadi tapi mereka tidak melanjutkan karena menunggu Nic. Dan hal itu membuat Nic semakin gugup meski mereka semua terlihat santai.

Ia kembali melakukan ancang-ancang dan mengayun dengan sekuat tenaga lagi dan berharap akan membuat bola itu melambung lebih dari 400 yard sehingga ia cepat selesai memainkan olahraga konyol itu namun pukulannya meleset lagi mengenai rumput. Ughhh...ingin rasanya Nic mematahkan tongkat golfnya menjadi dua namun tidak mungkin bisa. Lagipula harganya mahal.

"Lama-lama kau akan membuat gundul rumput di tempat ini kalau caramu seperti itu."

Nic hampir saja berteriak karena terkejut. Daniel sudah ada di sampingnya, seperti biasa tanpa bersuara sehingga Nic tidak tahu. Nic langsung menyamping tiga langkah untuk menjauh. Teman Daniel yang Nic ingat bernama Budi dan Rayhan itu juga ikut menyusul bersamaan dengan para gadis caddy. Bagus sekali. Banyak orang datang menontonnya. Nic akan semakin gugup.

"Aku sedang berusaha. Sebenarnya aku tidak ingin melakukannya jika anda tidak memberitahu penawaran itu. Hidupku tidak ditakdirkan untuk ini." keluh Nic. Penawaran yang Nic maksud adalah Daniel akan memberinya diskon utang 50% jika berhasil mengalahkan skor pria itu dalam permainan golf. Sekarang Nic curiga tawaran itu hanya pancingan untuk membuatnya mau belajar bermain golf.

"Jadi hidupmu ditakdirkan untuk apa? Menggosok jamban?"

"Tidak lucu. Aku tidak akan menerima ejekan dari orang yang memiliki segalanya sejak lahir tanpa bersusah payah. Anda curang!" protes Nic.

Daniel menaikkan sebelah alis. "Wow. Hatiku sakit mendengarnya, Evelyn. Aku juga tidak pernah meminta terlahir seperti ini."

"Anda tadi juga mengejekku, jadi kita impas."

Daniel berpikir sejenak sambil menoleh pada Budi yang menonton mereka kebingungan. Ia lalu menoleh pada Nic lagi. "Benar juga, sih. Untung saja aku bukan pendendam," ia tersenyum. "Kau pernah mendengar power of least effort?"

Nic menggeleng. "Memangnya ada apa dengan itu?"

"Memakai tenaga seminimal mungkin. Jangan dipikirkan apakah kau akan bisa memukul atau tidak. Lakukan saja dan nikmati. Lihat." Daniel menyuruh Nic mundur. Ia mengayun dengan santai dan...bola yang sejak tadi gagal Nic pukul itu meluncur dengan mulus ke depan hingga tak terlihat.

"Dalam bermain golf kau harus bersikap santai seperti air. Air tidak pernah melawan. Jika ada batu, air tidak akan menerobosnya melainkan berbelok mencari celah untuk mengalir. Untuk apa menghancurkan penghalang jika ada jalan lain? Menghancurkannya hanya berakibat mengeluarkan usaha berlebihan, padahal tujuan yang ingin dicapai tetap sama." Daniel mengambil bola lagi dan memberikannya pada Nic.

"Menurutku ini hanya masalah jam terbang anda yang lebih dulu mengenal permainan ini."

"Begitu ya? Mungkin juga. Aku juga tidak memberikan batasan waktu kapanpun kau bisa mengalahkanku. Lagi-lagi aku memberimu kemudahan, bukan? Aku memang pengertian." puji Daniel pada dirinya sendiri.

"Tenang saja, Pak. Aku yakin akan bisa mengalahkan anda. Sepertinya aku penentang paham 'power of least effort~mengalir seperti air' tadi. Itu terdengar seperti pasrah menghadapi hidup bukannya berusaha menggapai yang diinginkan." Nic menaruh bola itu kembali ke tee dan bersiap memukul.

"Ya, ya, terserahlah. Ternyata kau masih berpikiran positif seperti saat mengatakan akan melemparkan uang ke mukaku. I like it." Daniel mengacungkan jempol.

Nic kembali mengayunkan sticknya sekuat tenaga meski ia merasa agak canggung diantara beberapa pasang mata yang kini terang-terangan mengamatinya. Dan kali ini ia melakukan sesuatu yang lebih parah dibanding tidak bisa memukul bola. Stick golfnya terlepas dari pegangan dan tercebur ke kolam yang ada di dekat sana.

Semua menoleh pada air tenang kolam tadi yang kini beriak setelah tongkat Nic tenggelam dengan gemilang.

"Aku tidak ragu lagi kau memang berusaha keras untuk mencapai yang kauinginkan," Daniel mengerjap-ngerjap. "Bahkan terlalu keras."

"Dia menghilangkan wood no. 1." tambah caddy girl di sebelah Nic tadi. Nic memejamkan mata. Ia merasa sangat malu. Sabar,sabar,sabar. Demi menjadi penata musik....Ini semua pasti akan berlalu.

"Buruk sekali. Kalau memakai wood no 2 dan 3 hasilnya pasti kurang maksimal. Pinjamkan milikku atau Budi." perintah Daniel. Seorang caddy girl lalu menyerahkan stick golf pada Nic dari tas yang ia bawa. Nic menerimanya dengan malu-malu. Dari penjelasan sebelum bermain tadi, stick golf atau biasa disebut klab seluruhnya berjumlah tiga belas yakni tiga buah wood, enam iron, satu pitch, satu sand wedge, dan sebuah putter. Tahap pertama permainan adalah memakai wood untuk memukul sejauh-jauhnya. Tahap kedua permainan terjadi di tempat bola jatuh, bisa di pasir ataupun rumput yang tinggi sehingga menggunakan iron, pitch, dan sand wedge berganti-ganti. Setelah mendekati hole barulah putter digunakan. Penjelasan yang agak memusingkan memang. Nic bahkan belum menuntaskan tahap pertama.

"Sini kubantu menunjukkan caranya agar kau bisa memukul dengan benar..."

Pergerakan Daniel yang mendekatinya tiba-tiba tidak Nic sadari dengan cepat akibat terlalu banyak berpikir. "Tidak! Tidak! Tidak! Jangan menyentuhku!!"

BUK!

Nic memukul Daniel dengan tongkat golfnya tepat di wajah pria itu. Semua wanita yang ada di sekeliling mereka berteriak akibat ulah Nic sedangkan Daniel hanya mundur beberapa langkah dengan tangan menutupi wajahnya. Nic terpaku di tempat. Sungguh ia tidak sengaja melakukannya. Daniel memberi contoh dengan memegang tangannya dari belakang sehingga posisinya seakan memeluk Nic dan seketika ia refleks memukul pria itu. Ia seharusnya sudah sembuh total dari kelainan yang diidapnya sejak kecil yang menyebabkan ia tidak pernah suka jika ada orang lain yang menyentuhnya.

Belakangan ini Daniel terlalu sering dekat dengannya hingga Nic merasa kacau. Pria itu pernah menyentuh pipinya, menggandeng tangannya, dan Nic pernah memeluknya. Yang terakhir bukan kesalahan Daniel memang. Tindakan-tindakan kecil tadi yang mungkin tidak berarti bagi pria itu adalah hal besar bagi Nic yang memiliki misophobia. Tapi Nic juga tidak mengerti apa ini semua ada hubungannya dengan penyakitnya itu.

Oh, Tuhan. Apa yang telah ia lakukan? Nic mencoba mendekat untuk melihat seberapa parah keadaan Daniel tapi semua orang termasuk wanita-wanita caddy tadi mengerubuti pria itu dan Nic tidak bisa melihatnya. Suasananya bertambah ramai lagi dengan kedatangan beberapa karyawan pria dari dalam untuk ikut membantu.

"Apa ia baik-baik saja?" Nic bertanya dengan cemas pada salah seorang wanita caddy tapi wanita itu tidak menggubrisnya seakan-akan Nic tidak terlihat dan malah sibuk berteriak meminta bantuan seperti korban kebakaran. Ia ingin bertanya lagi pada yang lain tapi mereka semua sama paniknya seperti wanita tadi. For God sake! Kelakuan semua orang itu sangat berlebihan seakan-akan orang yang ada di sana bukan cedera tapi sekarat.

Dan pada akhirnya Nic tidak mendapat kesempatan sama sekali untuk melihat Daniel karena pria itu sudah berjalan masuk ke dalam diikuti oleh rombongan panik itu.

Setidaknya Nic sedikit lega ternyata pria itu masih bisa berjalan sendiri.

Berarti ia tidak apa-apa.

Benar 'kan?

🌸🌸🌸

DANIEL AND NICOLETTE  (SUDAH DISERIESKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang