Wattpad Original
Ada 14 bab gratis lagi

Part 25 - Facts about Evelyn

257K 24.7K 1.9K
                                    

Tertawalah sebelum orang lain yang menertawakanmu

__Daniel FW's__

Inpirational quote

================================

"Lemon and Mint Grilled Chicken Breast with Spices, Rissoto Parmesan Grana Padano, Salade Croquante d'automne a l'emulsion balsamique, Corn and Cream soup serta Red Wine Chateau Lafite Rothschild Vintage 1990." Nic menyebutkan pesanan Daniel satu persatu sambil menatanya di meja.

Budi yang ada di sebelah Daniel melongo menyaksikannya sementara Daniel bertepuk tangan. "Hebat, Evelyn."

"Apa ada lagi yang anda inginkan?" tanya Nic.

"Tidak ada. Aku tidak ingin merepotkanmu."

"Anda sudah melakukannya, Pak. Pesanan anda adalah perpaduan antara masakan Italia dan Perancis. Aku berhasil memenuhi pesanan anda setelah berkeliling dengan sopir selama satu jam dan memasuki lima restoran." sahut Nic sambil menyembunyikan rasa kesalnya. Sebenarnya Nic agak curiga bahwa kali ini Daniel mengerjainya lagi. Bahkan dalam situasi sakit-sakitan pun pria itu tetap suka menyusahkan orang. Pesanannya itu tidak ada di restoran hotel ini sehingga Nic terpaksa mencarinya keluar.

"Kau memang ahli dalam hal menyindir." Daniel tertawa.

"Aku tidak menyindir. Maksudku apa anda memang perlu sesuatu lagi sebelum aku permisi?" jelas Nic sambil menyodorkan kartu kredit yang pria itu berikan tadi. "Ini kukembalikan." Nic tidak habis pikir Daniel bisa memberikan kartu kredit serta pin kepada orang lain tanpa rasa was-was. Entah pria ini memang terlalu santai ataukah terlalu kaya.

"Memangnya kau mau kemana? Aku memesan makanan ini untuk porsi tiga orang."

Nic tercengang. "Maksudnya...aku...makan di sini?" tanya Nic ragu-ragu.

"Siapa lagi? Memangnya ada orang lain yang kuajak kemari selain dirimu?"

Nic mengedikkan bahu. "Sopir?"

Budi langsung menyemburkan tawa mendengar jawaban itu. Nic kebingungan sementara Daniel menoleh pada Budi. "Maaf, aku tidak tahan. Kalian berdua memang cocok." celetuk Budi.

Bicara apa orang itu? Alis Nic semakin keriting.

"Makanya aku tidak salah memilihnya sebagai asisten 'kan?" Daniel tersenyum pada Budi. "Ayo, kita mulai makan. Sejak tadi Budi sudah mengeluh lapar."

Nic melihat Daniel dan temannya mulai menarik kursi untuk duduk. Ia sebenarnya malu tapi ia juga kelaparan karena belum makan lagi sejak sarapan sandwich terakhir tadi pagi. Harga makanan di restoran yang terletak di area lapangan golf sungguh luar biasa sehingga Nic hanya membeli minuman. Tempat ini memang bukan habitatnya.

Perlahan Nic mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan dan melihat wastafel. Segera saja ia menuju kesana. Beruntung sekali kran wastafel itu dilengkapi dengan air panas juga. Hal kecil itu membuat Nic bahagia. Nic sudah hafal tujuh langkah mencuci tangan dengan benar sesuai prosedur yang diresmikan oleh WHO.

Tujuh prosedur mencuci tangan yang benar menurut standar WHO:

1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut.

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.

3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-selanya hingga bersih.

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan kedua tangan.

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.

7. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian akhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.

Selesai. 😃😃

KRUKKKK

"Suara apa itu?!" Nic terkesiap. Ia sudah duduk bersama mereka sembari menuangkan cairan pembersih ke telapak tangannya setelah baru saja mencuci tangan.

"Itu suara perutku." Budi mengerang sambil menatap langit-langit.

"Kami menunggumu, Evelyn." Daniel meringis sambil mengetuk-ngetukkan jari di meja.

Nic mengerjap-ngerjap kebingungan. Beberapa detik kemudian ia baru mengerti. "Maaf! Kupikir kalian akan makan duluan." Ia memasukkan perlengkapan bersih-bersihnya ke dalam tas secepat kilat lalu mengambil sendok yang dipinjamkan hotel. Budi menghela napas lega dan mulai makan juga.

***

Daniel memang tidak pernah memperhatikan Evelyn secara langsung tapi baru kali ini ia memperhatikan wanita itu setelah komentar Budi.

Ada beberapa hal yang ia simpulkan dari pengamatannya :

1. Evelyn memang tidak pernah tersenyum.

2. Ternyata ia bisa berbahasa Perancis. Daniel tidak tahu apa Evelyn juga bisa berbahasa Italia karena bahasa itu tidak perlu belajar jika hanya untuk melafalkannya, tapi berbeda dengan bahasa Perancis yang tidak mungkin bisa dibaca dengan benar kecuali jika orang itu bisa berbahasa Perancis. Atau setidaknya pernah belajar bahasa Perancis.

3. ...

Daniel memakan makanannya pelan-pelan tanpa memandang lepas dari Evelyn. Budi sudah sejak tadi mulai makan dan Evelyn masih belum juga makan karena sibuk mengelap sendok dan garpunya dengan tisu.

Setelah kira-kira dua menit berlalu, Evelyn baru menyendok makanan yang ada di meja untuk dibawa ke piringnya. Ia menyendok bagian yang berlawanan dari bagian makanan yang sudah diambil oleh Budi dan dirinya. Pokoknya itu adalah bagian yang belum tersentuh oleh sendok lain.

Dan itu belum selesai.

Wanita itu mengacak-acak makanan itu lagi di piringnya seakan memeriksa apa yang hendak ia makan. Sesudah beberapa suapan, ia mengambil air mineral dan kembali mengambil tisu serta cairan pembersih dari tasnya untuk membersihkan botol itu sebelum dibuka.

Tas itu.

Daniel berani bertaruh bahwa isinya pasti bukan kosmetik wanita karena ia tidak pernah melihat Evelyn berdandan. Aroma antiseptik yang seringkali ia hirup setiap berdekatan dengan Evelyn juga bukanlah karena gadis itu menyukainya. Ia memang memakai semua itu seperti sebuah kebutuhan dasar yang harus selalu tersedia. Saat kejadian tersadar di pagi hari bersamanya pun, hal pertama yang Evelyn cari adalah tas itu. Tadi saat meminta maaf padanya juga ia mengatakan tidak bermaksud memukul karena ia memiliki alasan. Evelyn tidak suka disentuh. Atau bersentuhan dengan siapapun. Itu alasannya.

"Evelyn."

"Ya?" Evelyn mendongak dari piringnya.

"Katakan kalau ini benar bahwa kau memiliki phobia terhadap kotoran atau obsesi terhadap kebersihan?"

Evelyn berhenti mengunyah dan terlihat terkejut. Ia menatap Daniel tanpa berkedip. Budi juga ikut berhenti makan dan menatap mereka bergantian.

"Dokter menyebutnya mysophobia," sahut Evelyn ragu-ragu. "Tapi itu dulu. Duluuu. Dan sekarang aku sudah sembuh." Evelyn memberikan tatapan meyakinkan berharap untuk dipercayai.

Daniel terdiam sejenak menimang-nimang sejenak sebelum tersenyum dan berujar, "Aku mengerti."

3. Evelyn menderita Mysophobia dan ia belum sembuh.

🌸🌸🌸

Tolong abaikan cuci tangan itu...

DANIEL AND NICOLETTE  (SUDAH DISERIESKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang