Bagian 2. Seorang Exorcist

2.8K 234 49
                                    

IKH POV

Sekolah. 07.49






"Sampai jumpa besok Ikh..." kata Huda yang melambaikan tangannya diseberang jalan.

"Ya, sampai jumpa juga..." balasku senang mendapat teman pertamaku disekolah baru dan...... Kehidupan baru juga.

Aku dan Huda berpisah di pertigaan jalan, aku ke kiri sedangkan Huda ke kanan.

"Darimana saja kau?" tanyaku kepada hantu Kuntilanak yang mendarat di samping kiriku.

"Lagi cari makan..." jawab Kunti dengan suara khususnya.

"Hah? Cari makan? Bukankah kau sudah mati, kenapa harus makan juga?" tanyaku terkejut.

"Tentu Ikh. Kami semua membutuhkan makan untuk tetap hidup sebelum kami menjadi 'tiada'..." jawab Kunti.

"A - Aku tidak mengerti??"

"Ikh tidak usah memikirkannya karena Ikh masih polos..."

"WOY!!!!"




Kost Ikh. 20.12






Aku tutup buku belajarku dan aku biarkan tertutup di atas meja yang ada di ruang tamu. Kost-ku memiliki satu teman tidur, satu kamar mandi, satu ruang tamu, dua jendela di samping kiri dan kanan dekat pintu, satu pintu masuk yang terbuat dari kayu warna hitam karena sudah dicat, satu dapur, satu kursi duduk, satu meja makan. Di dapur ada keran air, lemari langit yang berguna untuk menyimpan alat memasak dan bahan makanan. Di ruang tamu ada satu sofa duduk warna ungu 'janda', satu televisi dan meja kayu yang memiliki lantai kaca.

Aku nyalakan layar ponselku, dan menatap waktu yang tertera di atas samping kanan layar. Jam menunjukkan '08.15'.

"Masih terlalu awal untuk tidur. Enaknya ngapain ya???" gumamku.

"Bagaimana dengan membeli peralatan cadangan belajar atau membeli makanan ringan?" saran Kunti yang berdiri disamping kiri pintu.

"Saran yang bagus!" pujiku sambil memberikan isapan jempol, Kunti juga membalas isapan jempolku tapi jarinya tertutup dengan kain putih yang dia kenakan.

Aku beranjak dari tempatku dan berjalan ke arah pintu kost.

"Kau jaga kost, aku ingin jalan - jalan sebentar..." perintahku kepada Kunti. Kunti hanya diam dan menganggukkan kepalanya.

"Sampai jumpa jam 9.." seruku sebelum keluar dari kost.

Aku berjalan ditengah cahaya bulan seperti di banyak cerita kartun dimana sang tokoh utama berjalan sendiri dan musuhnya tiba - tiba menyerangnya dari belakang. Itulah yang tengah aku pikirkan saat itu, heheheh.

Angin berhembus pelan menyapa tubuh setinggi 155cm ini. Keadaaan jalan sangat sepi, bukan itu juga tapi.... Suasananya juga mendukung. Suara dedaunan yang bergemerisik ditiup angin, suara makhluk malam dan suara aneh yang tidak aku ketahui.

Aku mempercepat jalanku sampai tidak terasa aku sudah berada di depan gerbang sekolah. Sekolah baruku tidaklah besar tapi tempatnya mudah dijumpai karena letaknya berseberangan dengan Sekolah Menengah Atas atau SMA yang terkenal di Banjarmasin. Ditengah - tengah sekolah itu ada sungai yang mengalir indah di bawah cahaya bulan.

Bulu kudukku langsung berdiri setelah mendengar suara hantu Kuntilanak tertawa, suara itu sangatlah dekat. Aku tahu itu bukan Kunti karena Kunti tidak akan pernah membantah semua perintahku kecuali kalau aku berada dalam bahaya. Aku berlari secepat mungkin setelah mendengar suara tertawa itu semakin dekat, aku tidak membalikkan badanku, aku takut melihat wajah menyeramkan hantu itu.

Tidak terasa aku sudah lama berlari dan aku..... Tersesat.

"Bagus Ikh, kau baru saja tersesat. Sekarang aku harus bagaimana?" batinku bertanya.

Aku tersesat ditempat yang tidak aku ketahui dengan jelas walaupun disini ramai tapi tetap saja aku tidak bisa mengelak dalam kata 'tersesat'.

"Mungkin aku harus minta kepada Huda untuk mengajakku berjalan ditempat seperti ini.."

Aku hanya bisa pasrah dan menunggu keajaiban datang. Dan benar saja keajaiban itu datang atau lebih tepatnya ada seorang pria tua bertopi koboi yang menghampiriku.

"Maaf nak bapak baru pertama kali melihatmu disini. Apa kau orang baru?" tanya bapak itu.

"I - Iya pak, saya baru pindah semalam dan saya t - tersesat..." jawabku lirih.

Orangtua itu hanya tersenyum mendengar jawabanku.

"Mari nak, bapak bantu..." kata orangtua itu lembut.

"Terimakas---" perkataanku terhenti setelah melihat ada seseorang yang wajahnya tertutup karung dan kedua tangannya terikat erat.

"D - Dia kenapa pak?" tanyaku takut.

"Oh dia! Dia adalah pencuri yang mencuri disini beberapa saat lalu.. " jawabnya sambil mengalihkan pandangannya.

"B - Begit----"

"----Ada apa, nak?" tanya pak tua dengan nada..... Berbeda.

"Bapak, kenapa suara bapak berubah? Seperti orang yan----"

"-----sakit!!!" potong pak tua itu cepat.

Entah kenapa pada saat pak tua memotong kalimatku, perasaanku tidak enak. Lalu......

"Kau mengetahuinya ya?!" kata pak tua itu dengan suara berbeda, lebih keras dan serak.

Bersamaan dengan itu pak tua itu berubah menjadi sesosok roh hantu tembus pandang berwarna biru muda.

"B - Biru muda? K - kalau begitu?!!"

"Benar bocah. Aku adalah roh yang dapat menyerang manusia..." katanya sombong sembari tersenyum lebar.

"Jadilah makananku..." kata roh itu sembari maju ke tempatku.

"Jadi ini yang dimaksud Kunti dengan 'makanan'. Jika benar berarti Kunti juga melakukan hal yang sama?!!"

Aku hanya bisa berdecih lalu mengeluarkan kayu dan sebuah kertas yang memiliki tulisan simbol - simbol, garis, titik dan lainnya. Aku berlari mundur menghindari cengkeraman roh itu. Aku angkat kertas yang aku sebut dengan 'jimat' itu di atas kayu kecilku.

"Wahai Pedang Roh, keluarlah dan basmi semua dosa yang membangkangmu..."

Kertas jimat yang dipegang oleh tangan kiriku menyala putih begitu juga dengan kayu kecil sepanjang 15cm. Kertas jimat itu berubah menjadi pecahan cahaya yang menyerang kayuku dengan ribuan peluru cahaya sampai membuat kayuku diselimuti cahaya putih.

Aku gerakkan ke kiri lalu aku ayunkan kuat ke kanan. Cahaya yang menyelimuti kayuku terpisah dan kayuku berubah menjadi pedang kayu sepanjang 45cm dengan ujung pedang berbentuk kampus mata katana dengan lubang garis ditengahnya.

"J - Jangan bilang kalau bocah sepertimu adalah seorang pemburu setan..." kata roh itu terkejut hebat.

"Aku bukan pemburu setan, aku adalah seorang Exorcist. Seseorang yang akan melenyapkan semua dosa yang ada di dunia ini..."

"Menghapus semua dosa? Jangan remehkan kami semua!!!" katanya kembali maju ke tempatku.

"Anseal Ikh, maju!!!"

[1]SIHIR EKSORSIS : Bocah Terkutuk[END]Where stories live. Discover now