Bagian 27. Perjalanan Malam

657 43 4
                                    

Author POV

Jalanan. 20.13










"Kita akan kencan??" pekik Felly.

"Siapa yang bilang begitu??" tanya Ikh memotong cepat, aura gelap bermunculan dibadannya.

"U - Urgh..." Felly mundur selangkah. "Dia!!" tunjuk Felly ke J.

Ikh menghela nafas lelah. "Aku mengajakmu karena kamera yang kau bawa itu mempunyai aura spiritual...." cetus Ikh menjelaskan.

"A - Apa maksudnya itu?" tanya Felly bingung, Ikh hanya melirik Aldet.

"Kameramu itu dapat merekam sesuatu yang 'tidak' dapat di rekam oleh kamera lain, contohnya pertarungan Ikh..." jelas Aldet.

"Oh.. " balasan dari Felly.

"Kakek MESUM, siapkan perlengkapan mungkin ini akan menjadi malam yang sangat panjang..." perintah Ikh.

Aldet tersenyum. "Jangan memerintahku tapi... Aku suka kata - katamu..."

Aldet seketika menghilang.

"Kunti, seperti biasa..." ucap Ikh, Kunti mengangguk lalu menghilang juga.

"Kemana mereka berdua perginya?" heran Felly.

"Mengerjakan tugas mereka, begitu juga dengan kita..."

"Kita??"

Ikh mengangguk membenarkan. "Aku, kau dan J akan pergi ke kota, menyelidiki lubang angin itu..." terang Ikh.

"Seperti kencan??" tanya Felly polos.

"Y - Ya. Seperti itu..." jawab Ikh kesusahan.






Menara Pandang. 20.23








Ikh dan Felly sudah berada di tengah kota Banjarmasin, tepatnya di Menara Pandang. Tapi tidak ada lubang angin seperti di kamera Felly.

"J, bisa kau mencari lubang angin itu?" pinta Ikh.

J diam lalu menunjuk ke depan, dimana hanya ada kehampaan malam saja bersama desiran air sungai.

"Apa maksudnya?" batin Ikh bingung.

"Ikh!!" pada waktu bersamaan Felly memanggil, Felly mengisyaratkan untuk mendekat.

"Ada apa?" tanya Ikh langsung.

"Coba kau lihat ke langit menggunakan kamera ini..." pinta Felly menyerahkan kameranya.

Ikh menerima kamera tersebut, mendekatkannya ke mata dan melihat ke atas.

"Itu lubang anginnya..." bisik Ikh.

Lubang angin itu sama seperti rekaman yang ditunjukkan oleh Felly tapi lebih besar dari sebelumnya.

Apa benda itu dapat membesar? Pikir Ikh dalam hatinya. Ikh menjauhkan kamera Felly dan lubang angin itu hilang.

"Ada pelindung yang melindungi lubang tersebut. Apa maksudnya ini??" pikir Ikh sambil bergumam.

"Ikh!!"

Aldet dan Kunti tiba - tiba muncul.

"Ikh, ini gawat. Lubang itu harus segera di tutup..." ucap Aldet panik.

"Akan ada kekacauan di Taman Siring ini, akan ada banyak roh jahat yang keluar dari sana dan mengambil kendali jiwa manusia..." sambung Kunti tak kalah panik, walaupun wajahnya terlindung oleh surai panjangnya sih.

"Kalian mudah berkata tapi bagaimana caranya..." balas Ikh memekik.

"Ikh..." J menarik - narik jaket hitam Ikh.

"Ada apa, J--- Hoah J, kau bisa bicara?!" pertanyaan Ikh terganti oleh jeritan kagetnya.

Disaat yang sama J menunjuk ke tengah - tengah Sungai Siring, dimana ada seseorang berjubah berdiri di atas air.

"Siapa dia?" tanya Ikh tanpa sadar.

"Ikh... Kita terperangkap!"

Seketika itu juga, Ikh dan lainnya terseret ke dalam dimensi lain.. Felly juga sama. Dimensi ini sama seperti keadaaan semula tapi tidak ada satu orang pun di dekat Ikh.

"Dia menciptakan ruang dimensi ini. Dia pasti orang yang kuat. Hati - hati Ikh..." ucap Kunti.

"Dilihat pun aku juga tahu..." balas Ikh yang kini berwajah kecut.

Aura ungu dan putih keluar dari dalam jubah yang dikenakan oleh orang itu. Orang itu mengangkat satu tangannya, seketika warna sungai berubah menjadi ungu tua dan puluhan ular putih bermunculan dari dalam air.

"Mari kita mulai perjalanan malamnya.... Bocah!"

 Bocah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1]SIHIR EKSORSIS : Bocah Terkutuk[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang