Bagian 14. Kakek Dan Nenek

788 74 4
                                    

Author POV

Kost Ikh. 07.12






"Ugh?!!" pekik Ikh mulai sadar.

Huda yang sedari tadi menunggunya dibuat Ikh hampir menangis. "Ikh.." panggil Huda lirih.

Ikh membuka sepenuhnya kedua matanya. Pertama ekspresi Ikh hanya diam dan tenang kemudian berubah menjadi agak panik.

"Biar aku tebak. Pasti aku pingsan lagi?!!" ucap Ikh pada dirinya sendiri.

"Itu benar sekali..." sahut Aldet.

"Sial..." rutuk Ikh mencoba bangun, dengan cepat Huda membantunya.

"Maaf ya Huda, aku selalu merepotkanmu..." kata Ikh tersenyum murung.

Huda menggeleng cepat. "Tidak juga kok. Aku juga selalu merepotkanmu..." Huda tersenyum.

"Terimakasih..." ucap Ikh sambil ikut tersenyum, lalu Ikh melirik ke sudut ruangan. "Kau juga J!" sambung Ikh kepada J yang ada di sudut ruangan.

Pada waktu bersamaan Kunti masuk ke dalam ruangan lewat langit - langit. Dia baru saja menembusnya.

"Kita kedatangan tamu..." beritahunya.

Tidak berlangsung lama, seorang kakek dan nenek masuk ke dalam ruangan atau lebih tepatnya ke kamar Ikh. Mereka memiliki rambut putih, itu uban menandakan jika mereka tidak muda lagi. Mereka mengenakan jubah putih dengan beberapa ukiran hewan seperti burung, ikan, kupu - kupu, singa dan naga. Mereka adalah..

"Kakek? Nenek??" pekik Huda.

"Kakek? Nenek???" lanjut Ikh terkejut.

"Hooh~~~jadi ini bocah yang kau ceritakan itu Huda..." kata kakek Huda seraya mengelus jenggotnya.

"Huda?" panggil Ikh bingung.

"Kakek, Nenek, aku bisa menjelaskannya. Ikh bukanlah orang jahat..." kata Huda mencoba mengatakan sesuatu.

"Itu adalah tugas kami untuk mencari tahunya Huda..." kakek Huda melangkah maju.

"Tunggu dulu kek..." kata Huda berdiri di depan Ikh.

"Sudahlah Huda. Kau tahu bagaimana sifat kakekmu ini...." cetus nenek Huda seraya mengeluarkan satu jimat kertas. "Biar orangtua yang menyelesaikannya!!"

Nenek Huda melempar jimat kertasnya ke depan, jimat itu memancarkan cahaya yang sangat menyilaukan. Pada saat bersamaan Huda telah berada di pelukan neneknya.

"Maafkan nenek Huda.." bisik neneknya, bersamaan dengan itu Huda tak sadarkan diri.

"Huda!!" refleks Ikh melompat dari tempat tidurnya.

Kakek Huda berdiri di jalur Ikh menghalangi Ikh agar tidak bisa mencapai Huda.

"Kami pergi duluan..." cetus nenek Huda.

"Pergilah!"

Nenek Huda melempar satu jimat kertas lagi kali ini disamping kanannya, lalu muncul portal angkasa disana. Nenek Huda melangkah pergi bersama Huda yang masih di pelukannya.

"Huda!!" panggil Ikh tapi Huda telah dibawa pergi.

Ikh menggenggam kuat tangannya. "Kenapa??" tanya Ikh menatap tajam kakek Huda. "Kenapa anda memisahkan kami berdua???" tatap tajam Ikh berlanjut.

"Itu karena kau adalah orang jahat..." seketika badan tua kakek Huda mengeluarkan tekanan aura yang kuat ketimbang Ikh.

"Ikh!!"

Dengan cepat Aldet, J dan Kunti berkumpul di tempat Ikh.

"Lihatlah mereka, para pendosa.." sindir kakek Huda kepada ketiga roh pelindung Ikh.

"Jaga mulutmu. Kawan atau kau akan mati.." ancam Aldet.

"Coba saja..." balas kakek Huda yang tersenyum sinis.

Kakek Huda mengeluarkan satu jimat yang sama seperti milik Huda dan nenek.

"Mari kita bertarung di tempat lain..." kata kakek Huda membuat Ikh dan ketiga rohnya bersiaga.

Teleport : Another Dimension

[1]SIHIR EKSORSIS : Bocah Terkutuk[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang