Bagian 32. Hari Biasa

933 62 1
                                    

Author POV

Taman. 07.10






Tes...

Rintikan hujan menghiasi jalanan di pagi hari yang mendung ini. Taman terlihat sepi dipagi hari dikarenakan turunnya kawanan air itu.

Dan seorang bocah berambut hitam serta teman kelasnya tengah berjalan lewat taman agar cepat sampai ke sekolah.

"Tumben pagi hari udah hujan saja..." kata gadis yang ada disamping kiri si bocah berambut hitam.

"Hmm..." bocah itu hanya mengangguk.

"Ikh, kau tidak apa?"

"Aku baik saja.. Huda"

Huda dan Ikh berjalan beriringan dengan Ikh sebagai pemegang payung lebar itu. Sudah hampir satu tahun lebih mereka mengenal satu sama lain sejak pertemuan di perpustakaan yang mengubah hidup keduanya.

Huda memecahkan keheningan dengan berkata. "Bunganya indah ya..."

Ikh terpaksa berhenti saat jari kecil Huda menahan kain lengan miliknya.

"Ikh..." panggil Huda. Ikh menoleh. "Aku harap kita bisa satu kelas lagi..." lanjut Huda dengan semburat merah dikedua pipinya.

"Apa kakekmu sudah sembuh?" tanya Ikh mengganti topik.

"Belum..." jawab Huda menunduk.

"Jadi--" kalimat Ikh terpotong saat telapak Huda meremas lengan bajunya.

"Kumohon. Jangan lanjutkan..." bisik Huda dengan suara lemah.

"M - Maaf..."

Keadaaan menjadi hening, hujan masih turun tapi tidak terlalu lebat dan itu membuat keduanya menjadi hening.

"Kenapa Huda?" tanya Ikh meminta penjelasan.

Awalnya Huda hanya diam, tapi. "Aku akan melakukan apapun asalkan bisa bicara denganmu, walau harus melanggar peraturan..." jawabnya.

"Kenapa?" tanya Ikh lagi.

"Karena kau sama sepertiku..." jawab Huda.

Ikh menatap sejenak Huda lalu tersenyum tipis. "Aku harap juga begitu..."






Borneo Juniorschool. 07.25






Di atas atap Kelas 1 - C, duduk seorang Kunti yang memandang sepasang kekasih yang ingin melewati gerbang sekolah.

Aldet muncul dibelakang Kunti bersama J.

"Kenapa kalian masih disini? Bukankah kontrak kita sudah selesai??" tanya Kunti menuntut.

"Sebenarnya aku tidak memiliki pekerjaan lain..." jawab Aldet yang berhenti disamping.

"Lalu??" Kunti menunggu.

"Mungkin aku akan menempel pada Ikh sedikit lebih lama lagi..." sambung Aldet.

"Kau, J?"

"Aku adalah anak ayah..."

"Jawaban yang bagus, J..."

Mereka tiga memperhatikan Ikh yang tengah berbicara asik dengan Huda.

"Kita harus melindungi Ikh!!"






Kelas. 07.30








Huda dan Ikh sudah sampai dikelas mereka. Hari ini tidak ada pelajaran karena mereka baru saja menyelesaikan Ulangan Akhir Semester atau Ulangan Kelulusan Kelas.

Seperti biasa, Lutfi yang menyapa mereka duluan.

"Selamat Pagi..." sapa Lutfi sembari tersenyum lebar. Dibelakangnya mengekor Bariyah.

""Pagi"" balas Huda dan Ikh bersamaan.

"Huah~~kalian seperti sepasang kekasi-- Awh?!"

"Diam..." seru Bariyah yang baru saja menyikut pinggang Lutfi.

"A - Apa salahku?" tanya Lutfi yang menahan airmatanya.

Huda dan Ikh bingung, memandang satu sama lain lalu mereka hanya tersenyum.

"Pagi Bariyah..." sapa Huda, diikuti Ikh.

"Pagi kalian berdua..." balas Bariyah sambil tersenyum.

"Liburan bulan ini kita akan kemana?" tanya Ikh membuat topik.

"Ide yang bagus. Enaknya kemana ya..." sahut Bariyah semangat.

"Pantai? Atau Gunung??!" seru Felly yang tiba - tiba muncul dibelakang Ikh.

"Woah?!? Kenapa kau ada di kelas ini??" pekik Lutfi, yang kini mendapatkan tinju di perutnya.

"Heheh.." Felly hanya terkekeh lalu menatap Ikh. "Ini Ikh. Permintaanmu waktu itu..." kata Felly yang memberikan sebuah cetakan foto kepada Ikh.

"Terimakasih Felly..." balas Ikh.

"Sama - sama..." Felly pergi sambil tersenyum kepada Ikh. Lalu dia muncul lagi.

"Jangan lupa untuk mentraktirku waktu istirahat nanti. Sampai jumpa..."

Semuanya terdiam, bengong.

"Ikh, sejak kapan kau akrab dengan gadis itu?" tanya Bariyah masih shock.

"Oh it--Ouch?!' perkataan Ikh terpotong saat dirinya ingin menjawab pertanyaan Bariyah.

"Ikh, siapa gadis tadi?" tanya Huda yang... Mencengkeram pundak kiri Ikh.

"Awh..." ringisnya.

Bariyah membawa pergi Lutfi karena tidak mau ikut campur. Sementara itu Huda menatap kosong Ikh seperti orang yang kerasukan.

"A - Aku tidak mengerti-- Awh! K - Kami hanya teman-- Awh! Aku jujur-- Awh! B - Bisa kau hentikan itu, Huda??!" ucap Ikh gelagapan.

"Kenapa aku harus berhenti?"

"Awh?!!"

"Dasar Tukang Selingkuh!"

"Heh?"

Trak...

"AAAARRGGGHHH!!!"

[1]SIHIR EKSORSIS : Bocah Terkutuk[END]Where stories live. Discover now