Bagian 18. Datangnya Mionica

863 64 0
                                    

Ikh POV

Pusat Perbelanjaan, Distrik Permainan. 22.10






Aku membuat janji dengan salah satu siluman kelelawar, dan janji kami akan selesai jika aku membantunya membalas dendam. Ya.. Sebenarnya aku menerimanya dengan senang hati karena seseorang yang ingin dibalas.dendam oleh Batie(Siluman Kelelawar) adalah Moinica, salah satu 'masalah' yang dikatakan oleh Kakek MESUM itu.

Tapi...

"You Win!!"

"Kenapa kau malah main?" tanyaku tidak percaya.

Di depanku ada Batie yang sedang memainkan salah satu permaianan bernama 'Minum Soda'. Permainan ini mengandalkan konsentrasi untuk menggerakkan penjepit yang ada diatas lalu mengambil hadiah yang ada di bawah.

Batie mengambil hadiahnya yaitu sebuah boneka kelelawar ungu dengan mulut terbuka.

"Jarang sekali aku menjadi manusia, itulah yang ingin aku katakan. Aku ingin menghibur diriku selama masih menjadi manusia..." ucapnya tanpa rasa bersalah.

Gara - gara dia 10% uangku hampir habis.

"Ikh, ayo kita makan..." katanya dengan semangat.

"Aku bukan ayahmu!!!"

Aku menyerah, aku kalah dari siluman yang pertama kali menjadi manusia. Bentuk manusia Batie adalah seorang gadis berumur 16tahun dengan rambut hitam sepanjang pinggang dan warna maniknya adalah ungu anggur.

Sekarang aku dan Batie berada di salah satu kafe, dan Batie... Dengan ekspresi 'gembira' memakan habis es krim rasa strawberry. Sementara aku hanya soda dan kentang.

"Batie..." panggilku ke Batie yang terlihat 'gembira'.

"Ada apa, Ikh?" tanyanya ramah.

Jujur saja aku ingin muntah. Beberapa hari yang lalu dia ingin membunuhku, dan sekarang bertingkah layak seorang kekasih.

"Apa Bariyah tidak apa?" tanyaku pelan.

"Oh dia?! Dia ada di rumah... Tidur!" jawab Batie dengan entengnya.

Sudah aku duga, dia menyamar menjadi Bariyah saat di kantin sekolah dan berhasil mengajakku kencan serta membuat kontrak denganku.

Dia licik sekali (-_-).





Author POV

Langit Banjarmasin. 22.21






Sekelebat bayangan terbang cepat di atas langit Banjarmasin bagian barat, sekelebat bayangan itu adalah seekor gagak merah dan ada seseorang berdiri di atas pundaknya

Dia adalah seorang gadis kecil bersurai putih kekuningan atau keju mengenakan jaket anak - anak bermotif dinosaurus hijau.

"Apa kau sudah sampai ditempat, Mio?" tanya seseorang lewat speaker - mini.

"Hampir..." balas gadis kecil itu dengan pelannya.

"Kerjakan tugasmu, bunuh Exorcist itu!!"

Bzz..

Gadis kecil itu atau Mionica mematikan komunikasinya setelah seseorang yang memberikannya misi menyelesaikan kalimatnya.

Mionica mengeluarkan kertas mantra dan membuangnya ke bawah.

"Dewa Penjaga, izinkanlah pada kami untuk masuk..."

Teleport : Anothers Dimension






Ikh POV

Pusat Perbelanjaan, Distrik Kuliner. 22.26






Bulu kudukku berdiri seketika, dan Batie tiba - tiba bangkit.

"Dia datang?" bisiknya.

Daaar??!!

Dinding yang ada dibelakang Batie hancur dan menampakkan sesosok siluman berbadan hitam yang besar.

Batie melakukan backflip ke belakang siluman itu dan menusuk bagian atas kepala siluman itu menggunakan kuku jarinya. Darah biru keluar dari siluman itu sebelum berubah menjadi api debu.

Melihat itu bulu kudukku kembali merinding, beruntung Batie bukan musuhku.

"Ikh, mana senjatamu?" tanya Batie membuatku sadar.

Baru ingin mengeluarkan pedangku, dinding ruangan kembali hancur. Dari belakangku muncul beberapa pasak.. Tidak. Itu duri.

Batie menarik tanganku dan berlari keluar dari kafe.

"Kita ingin kemana?" tanyaku.

"Ke atap!"

Kami terus menghindar dari serangan duri - duri sepanjang 30cm itu, beruntung kami lewat tangga membuat duri - duri sesekali mengenai anak tangga. Hasilnya kami berhasil sampai ke atap gedung.

Batie segera merusak dan meremukkan pintu masuk sehingga monster itu tidak bisa masuk karena langit - langit ikutan hancur dan menjadi tembok mendadak.

"Siluman apa tadi? Dan juga kenapa mereka menyerang kita?? Bukankah kau juga siluman, Batie???" tiga pertanyaan langsung aku lancarkan kepada Batie.

"Mereka bukan siluman lagi..." jawab Batie dengan empat kata.

Batie mengangkat kepalanya di atas menatap sesosok monster yang membuatku harus menelan salivaku kasar.

"Itu.... Naga?"

Tepat di atas kami ada sesosok naga hitam pekat bermata merah yang mengeluarkan asap hijau dari mulutnya.

Tepat di atas kami ada sesosok naga hitam pekat bermata merah yang mengeluarkan asap hijau dari mulutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Akhirnya kalian keluar juga..."

Fokusku teralih ke depan dimana ada seorang gadis kecil, mungkin kelas 5SD yang memilki warna rambut layaknya bahan makanan yang sangat aku sukai, yaitu keju.

"Dia Mionica???"

"Mionica!!" geram Batie.

"B - Batie, S - SAKIT!!" teriakku.

Batie melepaskan cengkeramannya dari pergelangan tanganku.

"Maaf..." ucapnya menyesal.

Aku mendengus dan menatap kesal tapi sekarang bukankah waktu yang tepat.

"Apa dia orangnya?" tanyaku menatap Batie, dan Batie menjawab 'ya'.

Aku hela nafasku kasar. "Ayo kita balaskan dendammu!"

"Heh??"

Sepertinya Batie terkejut dengan perkataanku.

"Aku memiliki janji denganmu, bukan?!" seruku membuat Batie tersenyum(?).

"Mmm... Ayo kita lakukan!!"

[1]SIHIR EKSORSIS : Bocah Terkutuk[END]Where stories live. Discover now