19. Kenalan

2.1K 441 34
                                    

| Kediaman Wiyata
11.21 WIB

Juang menghabiskan akhir minggu di rumah Yerisha. Ia sedang duduk di depan TV bersama Tara dan Wiyata. Sedangkan Yerisha membantu Yuna memotong buah di dapur.

"Mama kamu masih di Jakarta?" tanya Yuna saat membawakan potongan apel untuk mereka.

"Masih, Bun. Selasa baru balik," jawab Juang.

"Jadi makannya gimana? Beli?"

"Iya, kadang makan nasi padang. Kalau Sofhi ngajakin keluar, ya cari makan di luar."

"Kalau sarapan pagi di sini aja. Pagian datangnya sama Sofhi," tawar Wiyata sambil mengunyah apel.

"Juang makannya banyak Yah," ucap Tara yang langsung mendapat pukulan dari Yerisha yang ikut bergabung.

"Mana banyakan sama Kakak. Tuh perut udah bulat kayak Ayah," Yerisha mencubit perut Tara.

"Eh, lepas bego aduh perut Kakak Yer."

"Bun, mulut Kak Tara!"

"Tara, kan emang bener kata Yerisha perut kamu tuh udah makin bulet mending olahraga, Ayah juga," ucap Yuna menengahi mereka.

"Basket yok!" ajak Tara kepada Juang.

"Ayoklah Bang, gue juga udah lama nggak ngebasket. Om ikut nggak, Om?"

"Boleh, sorean aja di lapangan basket kompleks," ajak Wiyata kepada Juang dan Tara.

"Iihh Kak Tara, pacar aku jangan diajakin, aku mau main bareng. Kak Juang juga malah ngajakin Ayah!" ucap Yerisha menatap kesal ke Juang.

"Masih lama juga," Wiyata menunjuk ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 11.30 WIB yang membuat Yerisha dan pergi masuk ke dalam kamarnya.

"Lo tahan-tahan aja sama tingkah Yerisha. Kadang rada nggak jelas anaknya," ucap Tara sambil meletakkan telunjuknya di kening yang langsung dipukul Yuna.

"Udah, mending kamu naik ke atas sana samperin Yerisha. Emang tadi pagi udah badmood gara-gara Saerhin sama Sofhi pergi ninggalin dia," ucap Yuna yang langsung dibalas anggukan Juang.

Juang segera beranjak dan masuk ke dalam kamar Yerisha. Di dalam kamarnya, Yerisha sedang asik duduk di atas karpet sambil melipat kertas origami. "Yaaah ngambek, nggak asik nih!" ucap Juang duduk di samping Yerisha.

"Eh Kak, lo tahu nggak mitos kalau kita buat 1000 bangau dari origami, satu permintaan kita bakal terkabulkan?" tanya Yerisha sambil terus melipat origami.

"Enggak tahu."

"Apasih yang lo tahu?" dengus Yerisha.

"Hmㅡ "
"ㅡgue tahunya meluluhkan hati lo."

Yerisha yang mendengarkan perkataan Juang melemparkan tatapan tajamnya. "Kalau nggak jago ngegombal, nggak usah sok gombal," balas Yerisha yang langsung berdiri dan berjalan ke arah laci di samping tempat tidurnya. "Dulu waktu SMP, gue pernah ngebayangin kalau punya pacar nanti pacar gue ngelihatin album photo gue." Yerisha duduk kembali di samping Juang sambil membawa sebuah album photo.

Juang menggeser duduknya dan melihat ke arah tangan Yerisha yang mulai membuka album photo tersebut.

"Gue nggak mau ngejelasin fotonya satu persatu. Terserah lo cuma mau lihat doang atau sambil ngebayangin gimana masa kecil gueㅡ"

Juang yang bingung dengan perkataan Yerisha mengalihkan pandangannya dan menatap Yerisha meminta penjelasan. "Maksud lo?"

"Dengan lo lihat-lihat album photo masa kecil gue, lo bisa kenal gue, Kak. Gue bukan mau bilang kalau gue udah kenal lo, tapi gue cuma ngerasa nggak adil karena lo belum terlalu kenal sama gue," ujar Yerisha sambil memposisikan dirinya menelungkup dengan alas boneka squirtlenya.

"Iya sih. Baru kenal sebentar, eh terus tiba-tiba jadian. Enggak ada acara PDKT kayak Safraz sama Joan. Tapi tetap aja sih hubungan Safraz sama Joan jalan di tempat."

"Nah karena itu, bahkan gue yang udah 3 tahun temenan sama Joan aja masih belum bisa kenal dan mahamin Joan dengan baik. Jadi, seenggaknya setelah lo lihat album photo waktu gue kecil, lo bisa memahami gue," Yerisha menatap Juang tajam. "Makanya gue nggak mau ngejelasin fotonya, biar lo sendiri yang mahamin gue dari sudut pandang lo. Jadi kalau ke depannya ada apa-apa sama hubungan kita, seenggaknya kita bisa memahami satu sama lain dan bisa nyikapinnya dengan cara kita sendiri," jelas Yerisha panjang lebar sambil terus melipat origaminya.

"Cerewet bocah," Juang mengacak rambut Yerisha, "jadi lo mau ada apa-apa sama hubungan kita ke depannya?"

Yerisha memandang Juang dan langsung memukul lengan pria tersebut. "Seandainya Kak, seandainya! Lagian kalau flat aja nggak ada tantangan tuh nggak asik. Kata Cacha justru itu yang buat hubungan jadi dewasa."

"Cacha itu jomblo, masa lo percaya kata dia," sungut Juang bercanda.

"Iihh bawel! Udah liat aja sana, gue ke bawah dulu ambil minum sama camilan." Yerisha segera keluar kamarnya meninggalkan Juang yang tertawa dan mulai melihat album photo Yerisha.

[]

Selama melihat album photo Yerisha, Juang memberikan berbagai reaksi, mulai dari tertawa, datar, mengerutkan dahi, tertawa lagi, senyum, dan terkadang memasang tampang bingung. Sekarang sudah pukul 15.30 WIB dan sejak tadi Juang sudah selesai melihat album photo Yerisha. Kini Juang sedang membaca komik di kamar Tara dan meninggalkan Yerisha yang sudah tertidur pulas di kamarnya.

"Ngapain dari tadi lo di kamar Yerisha? Hayooo!"

"Enggak ada ngapain-ngapain. Malahan gue disuruh liat album photo kecilnya doi, terus doi sibuk sendiri ngelipat origami di samping gue nggak bersuara. Eh taunya malah molor," cerita Juang sambil menutup komiknya dan mengubah posisinya dari tidur menjadi duduk di atas kasur Tara. "Bang, Yerisha emang random gitu ya anaknya? Kadang gue bingung sama kalimat-kalimatnya,"

"Yaa emang gitu anaknya. Doi emang punya jalan pikir yang beda. Kadang gue bingung gimana selama ini gue jadi Kakak buat doi."

"Yerisha pernah curhat nggak Bang sama lo?" potong Juang.

"Doi suka dan sering curhat sama gue, dan gue cuma bisa jadi pendengar yang baik. Tapi kalau gue yang curhat sama doi, doi emang mantep banget nanggapinnya. Justru itu yang buat gue khawatir, gue khawatir orang bakal susah mahamin dia."

"Hmm," gumam Juang mengangguk.

"Lo sebagai cowoknya, harus belajar mahamin Yerisha. Lo tuh pacar pertama doi. Kita ngomong terbuka aja yaㅡ "

"Apaan yang terbuka, Bang?"

"Najis otak lo! Dengerin gue, lo mau tau cerita nggak?" kesal Tara menatap Juang yang bercanda.

"Eh, iya Bang maaf."

"Gue tau siapa-siapa aja yang deketin Yerisha. Nah, selama ini doi cuma ngefans dan jadi temen doang. Sama rombongannya emang suka ngobrolin cogan-cogan gitu. Tapi itu yah cuma isengan mereka doang. Yerisha emang gampang baper, karena doi suka takut salah bersikap sama orang," jelas Tara.

"Masa nggak ada gitu doi cerita suka sama siapa gitu?" tanya Juang penasaran

"Enggak ada, ya paling suka ngefans doang. Nah itu satu hal yang sampai sekarang gue nggak paham sama Yerisha. Gue bingung doi kenapa bisa pacaran sama lo, bukan maksud gue apa ya. Sebenarnya apa yang buat seorang Yerisha yang kayak gitu akhirnya bisa ngerasain suka? Emang sih kata orang cinta tuh gak butuh alasan, tapi mending kita realistis, pasti ada hal yang buat seseorang tuh tertarik, nyaman, suka sama orang lainㅡ"



"Itu karena kalian berdua saling membutuhkan satu sama lain."

Wiyata datang dari balik pintu dan masuk ke dalam kamar Tara sambil tersenyum.

HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang