17. Unpredictable

1.4K 287 37
                                    

Time passes, memories fade, feelings change, people leave, but hearts never forget.

| Amsterdam
27 April 2021

"KAK JUANG....KAAK... KAK JUANG!!!!"

Suara teriakan Yerisha pagi ini sukses mengacaukan ketentraman dan kedamaian Juang. Setelah mendengar teriakan Yerisha, Juang langsung bergegas ke arah kamar tunangannya tersebut.

"Kenapa?"

"Tolong ambilin handuk aku. Lupa aku masukin ke koper," ucap Yerisha sambil tangannya masih sibuk melipat beberapa kemejanya ke dalam koper.

"Dimana?"

"Di depan balkon. Aku jemur di sana."

"Ya ampun, kamu kira ini rumah susun di Jakarta apa ya? Jemur handuk kok di balkon," ucap Juang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan berjalan mengambil handuk Yerisha di balkon kamarnya.

Setelah memberikan handuk Yerisha, Juang kembali melanjutkan aktivitasnya tadiㅡbermain game sambil menunggu Yerisha bersiap. Hari ini mereka akan ke Indonesia untuk 2 minggu. Spring holiday has come, Yerisha dan Juang akan menghabiskan liburan di Indonesia sebelum Juang sidang skripsi bulan depan. Alasan lainnya mereka kembali ke Indonesia adalah karena Windi dan Dirga akan menikah di sana.

Walaupun keluarga Windi berada di Amerika, tetapi Windi memilih untuk tinggal di Indonesia karena keluarga Dirga ada di sana. Windi telah selesai menyelesaikan 42 SKS nya dan mendapatkan gelar Doktor selama satu setengah tahun di Belanda. Selain itu, Dirga juga sudah mendapatkan surat pindah tugas ke Indonesia dari Juanda, atasan Dirga di kantor Kedutaan tempat dia bekerja.

"Masih lama nggak? Taksinya udah nunggu di bawah!" teriak Juang memanggil Yerisha.

Tidak berapa lama, Yerisha keluar menemui Juang. Ia sudah siap sambil mengeret satu koper dan menyampirkan sling bag pada bahunya.

"I'M READY, LET'S GO CAPTAIN!!!!" teriak Yerisha bersemangat dan mengaitkan tangannya pada lengan Juang setelah Juang mengambil alih untuk membawa koper Yerisha dan koper dirinya.

Mereka pun berangkat menggunakan taksi ke bandara. Penerbangan ke Indonesia akan memakan waktu 14 jam dan Juang memilih menggunakan pesawat Garuda Indonesia agar tidak melakukan transit di Kuala Lumpur.

Kompetisi musik yang diikuti Juang setahun yang lalu membuahkan hasil. Benar kata Juang, walaupun ia tidak memenangkan kesempatan untuk magang, namun Juang berhasil menarik perhatian salah satu juri yang berasal dari sebuah rumah produksi musik di London, England.

"Kak, Kakak beneran bakal pindah ke England kalau udah sarjana? Masa aku sendirian di Belanda sih!" ucap Yerisha mengerucutkan bibirnya.

Juang tertawa mendengar Yerisha yang kesal, dicubitnya pipi kanan Yerisha pelan. "Why? Kamu kan masih harus kuliah 3 tahun lagi. Katanya mau jadi dokter muda yang hebat. Lagian kan kamu nggak mau nikah cepet," balas Juang jahil.

Yerisha hanya mendengus kesal dan memilih memandang jalanan Amsterdam menuju bandara. Fakta bahwa Juang ditawari bekerja di Negara lain tentu saja membuat Yerisha resah. Bagaimana kalau mereka benar-benar harus menjalan LDR lagi? Ya, walaupun nanti LDR mereka Belanda-England tidak sejauh Belanda-Indonesia dulu.

Tiga puluh menit tanpa macet, Juang dan Yerisha sampai di bandara. Juang membangunkan Yerisha yang tertidur di pundaknya pelan.

"Hei, bangun Yerisha. Sayang..." panggil Juang sambil mengusap rambut Yerisha pelan.

Yerisha segera membuka matanya perlahan. Dilihatnya Juang yang tersenyum dan mengisyaratkan Yerisha untuk segera bangun.

"Ayo, kita take off setengah jam lagi. Kamu mau sarapan dulu di cafetaria bandara nggak?" tawar Juang kepada Yerisha.

HOMEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt