29. Under The Same Sky

1.8K 412 60
                                    

| Kediaman Wiyata
07.18 WIB

"Kamu jadi mau ke Jakarta sama Juang?" Tara kini sedang duduk di atas kasur Yerisha sambil melihat adiknya tersebut membereskan tas kecilnya.

"Jadi Kak. Tapi Saerhin sama Sofhi nggak jadi ikut, mereka di suruh ikut pelatihan Olimpiade. Kakak mau ikut nggak?" Yerisha bertanya sambil masih membereskan beberapa barang yang akan dibawanya.

Tara terdiam sebentar. "Kakak masih harus ngurusin beberapa berkas buat ke Austria. Lagian kalau Kakak ikut, entar siapa yang jagain bunda sama Saerhin? Ayah kan masih di Surabaya."

Yerisha hanya menganggukan kepalanya tanpa bersuara. Sesaat kemudian Saerhin masuk ke dalam kamar. "Kak, udah siap? Sofhi sama Kak Juang udah di bawah."

Yerisha segera mengambil handphonenya. "Udah nihh." Yerisha berjalan ke luar kamar diikuti Saerhin dan Tara.

Yerisha menghampiri Yuna yang terlihat sedang mengobrol dengan Juang dan Sofhi. "Bunda," panggil Yerisha.

"Yerisha udah siap?" Yuna berdiri diikuti oleh Juang. "Kalian hati-hati ya. Juang jangan ngebut bawa mobil walaupun lagi di jalan tol. Jangan telat makan, kalau emang capek buat langsung balik lagi, nginep aja semalam di Jakarta. Bunda udah telepon ayah, ayah bilang hati-hati. Telepon Bunda atau Mama Fany kalau udah sampai, oke?" Yuna memberikan pesan panjang kepada Juang dan Yerisha.

Mereka berdua hanya bisa tertawa mendengar nasihat Yuna. "Persis kayak yang mama bilang ke abang, Bun," celetuk Sofhi.

"Semua ibu punya pemikiran yang sama buat anak-anaknya, Sofhi sayang," ucap Yuna sambil mengacak rambut Sofhi.

"Kita kayaknya langsung balik ke Bandung lagi Bun nanti sore. Kita berangkat dulu ya Bun. Sofhi sama Saerhin beneran latihan Olimpiade, jangan malah pergi main. Daaahh!!!" pamit Juang diikuti oleh Yerisha.

"Dadaaah semuaa!!!!" teriak Yerisha saat mobil Juang berjalan meninggalkan halaman rumah Yerisha.

[]

| Perjalanan ke Jakarta
08.00 WIB

Sekarang mereka berada di jalan tol, hari Jumat yang sudah masuk weekend membuat arus lalu lintas ke Jakarta cukup ramai.

"Kalau mau tidur, tidur aja. Mata kamu udah nggak tahan gitu," ucap Juang melirik ke arah Yerisha.

Yerisha menegapkan badan berusaha agar kantuknya hilang. "Kalau aku tidur, entar Kakak sendirian. Takutnya gak ada temen ngobrol terus jadi ikutan ngantuk," jawab Yerisha.

Juang tertawa pelan mendengar ucapan Yerisha. "Biasanya istri yang baik itu dengerin suaminya. Taㅡ"

"Istri apaan??" teriak Yerisha mendengar ucapan Juang.

"Aku belum selesai ngomong, cantik. Tapi karena kita masih pacaran, jadi kamu masih boleh nggak nurut. Ya udah, kamu temenin aku nyetir." Juang tersenyum melihat reaksi lucu Yerisha.

"Kakak ngomongnya kemana-mana sih!" ucap Yerisha lalu terdiam sebentar.

"Oh iya Kak. Kok aku jadi mikir gimana kalau aku udah punya suami ya?" celetuk Yerisha membuat Juang menoleh sejenak ke samping.

Yerisha melanjutkan ucapannya. "Masih nggak kebayang aja tiap bangun tidur ada orang lain di samping aku," Yerisha terus bercerita.

Sekarang Juang bingung menanggapi Yerisha. Bisa-bisanya Yerisha sepolos itu bercerita, membuat Juang membayangkan jika dirinya dan Yerisha menikah nanti.

"Tapi Kak, kita jodoh nggak ya?" kali ini Yerisha bertanya sambil menatap Juang di sampingnya.

Juang tampak memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan. "Masih kecil udah ngomong jodoh aja. Belajar dulu yang pinter." Juang mengalihkan topik pembicaraan.

HOMEWhere stories live. Discover now