3. Oopss!

1.4K 327 19
                                    

| Taman Kota, Amsterdam
04.21 PM

Windi dan Yerisha kini berada di dalam mobil Dirga. Windi dan Dirga mengajak Yerisha berjalan-jalan keliling Amsterdam untuk mengenal kota yang akan menjadi tempat Yerisha mengenyam bangku kuliah ini. Sesekali Windi menunjuk tempat-tempat umum dan memberitahu sedikit informasi tentang Amsterdam kepada Yerisha.

"Kita mau kemana nih enaknya? Kayaknya makan es krim sambil duduk-duduk santai asik juga, gimana?" tawar Dirga kepada mereka berdua.

"Yaaaaa, aku mau es krim pakai banget!!!!!" teriak Yerisha girang dari bangku penumpang.

Mendengar teriakan Yerisha yang bahagia, Windi tersenyum senang. "Oke, let's get our ice creams Mr. Dirga!" ucap Windi sambil mengepalkan tangannya ke depan seolah memberi intruksi kepada Dirga.

Setelah membeli es krim di toko swalayan, mereka bertiga kini sedang duduk menikmati es krim di taman kota. Jam sudah menunjukkan pukul 05.00 PM, membuat langit Amsterdam berubah menjadi jingga.

"Kak, aku mau ke toilet bentar nih," ucap Yerisha yang terlihat sedang menahan dirinya.

Dirga tertawa melihat ekspresi lucu Yerisha. "Di sana ada toilet umum," tunjuk Dirga ke arah sudut taman, "Mau ditemenin nggak?" tawar Dirga.

Yerisha menggelengkan kepalanya dan langsung bergegas meninggalkan Dirga dan Windi yang terkekeh melihat Yerisha yang berlari tergesa-gesa.

[]

"Duh lega," gumam Yerisha setelah keluar dari toilet umum.

Yerisha segera bergegas meninggalkan toilet dan kembali ke tempat mereka duduk-duduk tadi. Yerisha berjalan melewati jalan setapak taman. Sesekali ia melihat beberapa anak kecil yang sedang bermain sepak bola bersama lainnya.

Taman kota terlihat ramai pada sore hari. Cuaca sore yang sejuk dan teduh membuat beberapa warga Amsterdam memilih untuk melakukan jogging sore bersama keluarganya. Yerisha berharap dirinya dapat dengan cepat beradaptasi di sini.

Asik berjalan dan melihat beberapa orang yang melakukan jogging, pandangan Yerisha bersitubruk dengan seorang laki-laki yang sedang berlari. Laki-laki tersebut menggunakan hoodie abu-abu, celana adidas, dan sepatu dengan merk yang sama. Kedua telinga laki-laki tersebut tersumbat earphone yang tersambung pada ponsel yang diletakkan di lengan laki-laki tersebut menggunakan run pocket khusus meletakkan ponsel saat berlari.

Seketika Yerisha merasakan lemas pada kakinya melihat laki-laki tersebut, bukan karena wajah tampan dan tubuh atletis laki-laki tersebut, tapi karena Yerisha mengenal laki-laki itu. Ya, laki-laki tersebut adalah tunangannya yang baru saja ia bohongi tentang kedatangannya ke Belanda. Wiratama Juang Jeonzidan.

Melihat Juang yang berlari ke arah jalan setapak di mana Yerisha berdiri, Yerisha langsung dengan cepat melangkahkan kakinya lebar menuju Windi dan Dirga.

"Kak Dirga.... Kak Windi, duh parah.... parah... ini gimana???" tanya Yerisha panik menghampiri pasangan kekasih tersebut.

"Kenapa, Sha? Toilet umumnya tutup?" tanya Dirga.

Yerisha menggelengkan kepalanya dan menyembunyikan dirinya di balik tubuh Windi. "Ituㅡ" tunjuk Yerisha ke arah Juang, "itu Juang, tunangan aku!" bisik Yerisha pelan kepada Windi.

"What?? Itu tunangan kamuㅡ"ucap Windi terkejut, "ternyata tampan ya, badannya keren lagi," ucap Windi tersenyum yang langsung mendapat tatapan tajam Dirga.

"Ya ampun Kak Windi, bukannya tolongin aku malah ngagumin Juang. Kak Dirga, gimana nih?" tanya Yerisha menatap Dirga memohon.

Dirga segera berdiri dan menarik tangan Yerisha, ia menyuruh Yerisha berjalan di sampingnya menutupi arah pandangan dimana Juang sedang berdiri sekarang.

"Ayo Win, pulang! Enggak cukup apa ya lihat wajah tampan aku, sekarang malah ngelirik tunangan adik sendiri," ucap Dirga kesal melihat Windi yang masih sedikit linglung.

Windi segera sadar dan berdiri, ia berjalan di samping Yerisha membuat tubuh mungil Yerisha benar-benar tertutupi dari arah Juang berada. Mereka bertiga berjalan pelan, terlihat lucu karena Yerisha tertunduk-tunduk.

Juang kini berjalan ke arah mereka yang mengarah ke luar taman. Sepertinya Juang sudah menyelesaikan joggingnya dan ingin segera pulang.

"Excuse me, Miss?" secara tiba-tiba suara Juang menginterupsi mereka bertiga.

Tampang mereka bertiga kini sangatlah lucu, terutama Yerisha yang sekarang memejamkan matanya dan mulai berdoa agar dirinya tidak ketahuan.

Berpikir cepat, Windi segera berbalik dan menatap Juang, "Yeah? What's the matter, Dude? tanya Windi dengan aksennya yang kental. Semoga enggak curiga, batin Windi.

"Uhm, is it your hat? Or maybe your friend's?" tanya Juang sambil menyodorkan sebuah topi milik Dirga yang tertinggal.

Melihat situasi yang semakin menegangkan, Dirga membuka suaranya tanpa melihat ke belakang, "Yo babe, I'll go first to the car. My sister doesn't feel good," ucap Dirga alibi agar ia dapat membawa Yerisha menjauh.

Windi bergumam setuju. Ia pun berjalan mengambil topi tersebut dari tangan Juang. "Thank you," ucap Windi dan segera berlari meninggalkan Juang.

"Kencan kok bawa adik sendiri sih? Mana adiknya sakit lagi," gumam Juang yang melihat Dirga memapah perempuan yang sayangnya tidak diketahui Juang bahwa itu adalah Yerisha.

"Ya Tuhan, hampir aja. Jantung aku udah sesak dari tadi," ucap Windi saat mereka sudah berada di dalam mobil.

Yerisha terlihat berulang kali menarik nafasnya. Benar-benar kejadian yang menegangkan, "Kak Dirga sih pakai acara ninggalin topi segala," kesal Yerisha.

Dirga hanya tertawa melihat Yerisha, ia pun segera menjalankan mobilnya kembali ke apartemen mereka.

[]

| Apartemen Windi dan Dirga
06.13 PM

Dirga dan Yerisha kini menikmati pasta buatan Windi. Mereka berdua tampak khidmat menikmati makan malam mereka, masakan Windi memang tidak bisa diragukan.

"Jadi, gimana rencana kejutan buat Juang, Yer?" tanya Windi ikut duduk di meja makan sambil menggigit sepotong apel di tangannya.

Yerisha menghentikan makannya dan menatap Windi. "Enggak tahu Kak, tapi aku maunya secepat mungkin. Udah kangen banget soalnya, hehehe," kekeh Yerisha.

Dirga tampak berpikir sebentar dan membuka suaranya. "Kamu emang tahu apartemen dia dimana?" tanya Dirga.

Yerisha menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu. "Enggak Kak, aku nggak ada nanya sih," ucap Yerisha.

"Kirim pesan aja tanya sama Juang. Bilang aja untuk jaga-jaga kalau kamu udah sampai di Belanda nanti," usul Windi.

Yerisha menganggukkan kepalanya dan kembali melahap makan malamnya.

Semoga bisa ketemu cepat, kan gue juga nggak kuat lama-lama nahan kangen. Mana Kak Juang tambah ganteng lagi, batin Yerisha di dalam hati.

HOMEWhere stories live. Discover now