19. Decided

1.4K 298 36
                                    

| Kafe
13.17 WIB

Setelah upacara pernikahan Dirga dan Windi yang berlangsung empat hari yang lalu, keluarga Wiyata dan Wiratama, ditambah keluarga Dirga sedang asik berbincang di rumah baru Windi dan Dirga.

Seperti biasa, Saerhin dan Sofhi akan selalu larut dengan pekerjaan mereka sebagai fangirl 24 jam. Apalagi ditambah mereka akan segera berkuliah di Seoul dan sedang dalam proses mempelajari Bahasa Korea, semakin bertambahlah kadar kefanatikan mereka terhadap oppa-oppa yang sangat mereka gandrungi tersebut.

Masalah berita kecelakaan pesawat beberapa hari yang lalu tidak usah dibahas lagi. Yerisha dan Juang saja kebingungan karena mereka juga baru tahu beritanya saat transit di Kuala Lumpur. Jadi, rasanya lucu saja jika mereka menceritakan bagaimana epiknya keadaan rumah saat berita pesawat itu terjadi.

Mereka sudah ada janji ingin bertemu Joan dan Safraz. Dari anak-anak kopeco dan bogems, hanya Joan dan Safraz yang masih menetap di Bandung. Daya memilih kuliah di Jepang, Jackson menjadi mahasiswa tingkat akhir universitas negeri di Jakarta, Cacha dan Yoga kompak berkuliah di Yogyakarta, dan Mugi sibuk terbang sana-sini menjadi pilot penerbangan Internasional.

Setelah sampai di sebuah cafe, Yerisha dan Juang langsung memasuki cafe tersebut, menghampiri Joan dan Safraz yang sudah terlebih dahulu sampai.

"Joannn kangen....." Yerisha langsung memeluk Joan.

Sedangkan Juang dan Safraz sudah saling melempar tinjuan di bahu masing-masing setelah berpelukan sebentar. "Apa kabar, Fraz?"

"Baiklah, lo gimana? Sumpah ya gue kaget denger berita pesawat kemarin."

"Semua pada nanyain hal yang sama tau nggak," jawab Juang setelah memesan minuman untuknya dan Yerisha.

"Ya iyalah, Joan aja sampai nangis waktu itu," jawab Safraz yang diiringi tawa ketiganya.

"Jadi kapan balik lagi ke Amsterdam? Lusa?" tanya Safraz lagi.

Yerisha menganggukan kepalanya dan menjawab pertanyaan Safraz. "Iya, Kak. Kak Juang masih harus finishing tugas akhirnya sebelum presentasi di depan dosen sama profesor kampus."

"Gila..gilaa.. Udah lulus duluan aja lo. Habis sarjana mau kemana? Lanjut kuliah lagi atau kerja?" tanya Safraz kali ini penasaran.

Juang memandang Yerisha sebentar, ia teringat akan tawaran dari label musik di London tersebut. "Sebenarnya gue ditarik sama label musik di London buat jadi musisi pemula."

"Kakak pindah ke London dong berarti? Yerisha gimana?" tanya Joan sedikit terkejut dengan berita dari Juang.

Juang menghela napasnya pelan. "Belum tahu sih gimana lanjutannya. Yerisha masih tiga tahun lagi baru lulus kedokteran, belum lagi dia ngambil spesialis."

"Gue terserah Kak Juang sih. Keputusan ada di tangan dia, gue nggak ada hak buat ngelarang apa keinginan dia kan?" Yerisha tersenyum menanggapi hal tersebut.

"Lo yakin, Yer?"

"Nggak apa-apa Joan, iya kan Kak?"

Juang hanya terdiam dan memilih untuk meminum minumannya. Safraz yang merasa suasana menjadi canggung, segera mencari topik lain.

"Lo udah ada hubungin Jackson sama yang lainnya?"

"Udah. Jackson lagi musim ujian, si Yoga milih liburan di Yogyakarta bareng Cacha," jawab Juang.

"Kak, ayo kita liburan. Masa di Bandung aja sih? Ikutan Yerisha ke Amsterdam aja yuk beberapa hari." Joan tersenyum membujuk Safraz.

Safraz tertawa mendengar rengekan Joan. "Emang kamu pikir ke Amsterdam tiketnya pakai daun? Kalau dibayarin Juang sih ayo-ayo aja."

HOMEWhere stories live. Discover now