26. Healing

1.8K 397 29
                                    

| Kediaman Wiyata
15.09 WIB

Sudah dari satu jam yang lalu Yuna memeluk Yerisha di atas kasurnya. Yuna dengan penuh kasih sayang mengusap lembut rambut Yerisha yang sekarang sudah kelihatan tenang walau sesekali sisa isakannya masih terdengar. Sedangkan Wiyata terlihat duduk di kursi belajar Yerisha, sambil sesekali menghembuskan nafasnya pelan.

"Sekarang Tara kemana, Bun?" tanya Wiyata kepada Yuna.

Yuna menatap Wiyata yang terlihat kelelahan. Setelah mendengar keadaan Yerisha, Wiyata langsung izin dari rapatnya di kantor dan segera pulang ke rumah. "Tara dan Jackson nemenin Juang di rumahnya, Fany masih di butik dan belum tahu keadaan Juang," jelas Yuna pelan, takut membangunkan Yerisha yang kini sudah tertidur di pangkuan Yuna.

Wiyata berdiri dari kursi dan berjalan ke arah kasur Yerisha, dielusnya lembut rambut kakak Saerhin tersebut. "Ayah nggak tahu trauma Yerisha yang ini masih ada. Bahkan Ayah nggak sampai mikir Yerisha bakal ingat lagi kejadian yang dialaminya dulu," Wiyata menatap sendu wajah Yerisha yang masih kelihatan pucat.

Yuna menghembuskan nafasnya pelan dan memegang lembut tangan Wiyata. "Enggak usah dipikirin dulu, Yah. Paling enggak Yerisha udah tenang dan kita tunggu Tara pulang buat denger ceritanya." Yuna memberikan senyuman kepada Wiyata menandakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

[]

| Kediaman Wiratama
15.13 WIB

Jackson berada di kamar Juang, memandang sendu sahabatnya tersebut yang kini sedang menelungkupkan wajah di kedua kakinya. Tara datang sambil membawa air minum untuk Juang dan duduk di pinggir kasur pacar adiknya tersebut.

"Minum dulu," tawar Tara sambil menepuk pelan lengan Juang.

Juang mengangkat wajahnya memandang Tara. Kini Tara dan Jackson dapat melihat betapa kelelahannya Juang, matanya sembab, ekspresinya sedih dan rambutnya yang sedikit berantakan. Juang mengambil air yang ditawarkan Tara dan segera meminumnya.

"Makasih Bang," ucap Juang pelan, suaranya terdengar serak.

Tara memejamkan matanya sebentar sebelum kembali menatap Juang. "Lo bisa cerita ke gue dan Jackson tentang semuanya. Gue bisa nebak kalau Tante Fany nggak tau sama masalah lo yang ini dan gue sengaja belum ngasih kabar ke Tante Fany tentang keadaan lo," ucap Tara.

Juang menarik nafasnya pelan dan membuang kasar. Ia menatap Jackson dan Tara bergantian sebelum ia memfokuskan pandangannya ke bawah. "Namanya Jimin. Pertemanan gue, Jimin, sama anak-anak yang lainnya baik-baik aja awalnya. Jimin emang punya sifat egois, doi sering berantem dengan anak-anak. Gue anggap itu hal yang wajar dalam pertemanan. Awalnya gue percaya kalau cowok tumbuh dewasa lewat perkelahian. Tapi arti pertemanan yang dibawa Jimin ternyata nggak sesuai dengan gue, dan doi makin berubah semenjak ada Nay."

Juang mencoba menetralkan emosinya saat menyebut nama Nay. Entahlah ia merasa jijik dengan nama tersebut apalagi setelah ia melihat keadaan Yerisha, dan Juang yakin bahwa Nay yang membuat Yerisha seperti itu.

Juang menceritakan semuanya kepada Jackson dan Tara, mulai dari mengapa Jimin dendam kepadanya hingga mereka bisa berkelahi seperti itu. Tara dan Jackson yang mendengarkan hanya bisa menepuk pelan bahu Juang berusaha menguatkan.

"Gue ngerti alasan lo nyembunyiin hal ini dari Yerisha bahkan dari mama lo. Tapi gue harap lo mau terbuka sama kita. Gue sama yang lain bukan teman yang butthurt dan nggak pedulian satu sama lain," ucap Jackson dan disambut anggukan Tara.

"Dan juga," sambung Tara, "gue dan Ayah juga nggak nyeritain semuanya ke lo tentang Yerisha. Karena kita masih waswas Yerisha bakal ngalamin hal itu lagi."

Juang mengerutkan dahinya mendengar perkataan Tara dan menunggu Tara untuk melanjutkan ceritanya.

Tara memperbaiki posisi duduknya dan mulai bercerita. "Yerisha bukan cuma sekadar dijauhi sama temen-temennya selama 8 tahun. Waktu SD, Yerisha dibully sampai doi trauma banget. Bahkan baru masuk SMP, Yerisha sampai harus ketemu BK hampir tiap minggu karena suka diganggu anak-anak. Tapi Yerisha diancam, doi nggak berani ngomong jujur. Anak tikus, sampah, surat ancaman sering jadi sarapan Yerisha tiap pagi di sekolah, gue nggak habis pikir anak SMP bisa ngebully sekejam itu. Dan puncaknya, Yerisha sampai dikunci di gudang dan," Tara menarik napasnya pelan, "bahkan sampai divideoin sama anak-anak yang ngebully."

Tara menatap Jackson meminta untuk melanjutkan, ia merasa tidak sanggup jika harus kembali mengingat kejadian tersebut. "Lo bisa bayangin, diumur anak SMP gitu, Yerisha harus nurutin kemauan anak-anak yang ngebully, kalau enggak video tersebut bakal disebarluaskan. Yerisha tertekan banget, doi jadi pendiem dan cuma mau ngomong sama keluarganya, gue, Daya atau Kak Arin yang waktu itu masih jadi guru les piano Yerisha."

Jackson memandang Tara yang kini memilih keluar dari kamar Juang. "Yerisha nggak pernah cerita masalah video tersebut ke siapapun atau hal lainnya, sampai gue dan Bang Tara yang mergokin mereka lagi ngebully Yerisha. Yerisha ketakutan banget dan bahkan sampai pingsan. Doi selalu ngigau dan sempat dirawat di rumah sakit karena demam tinggi. Gue nggak tahu apa yang mereka perbuat sampai Yerisha gitu. Intinya setelah kejadian tersebut, anak-anak yang ngebully di DO," tutup Jackson.

Juang yang mendengar cerita tersebut berusaha menahan dirinya yang ikut terbawa emosi. Ia bisa merasakan sakitnya Yerisha walau tidak sepenuhnya dan tidak habis pikir dengan kejadian tersebut. Rasa bersalah menyergapi Juang karena melibatkan Yerisha ke dalam masalahnya.

Bahkan setelah kejadian pahit seperti itu, Yerisha justru bisa berubah dan tumbuh menjadi dewasa dan seceria sekarang. Lagi-lagi Juang jatuh ke pesona pacarnya tersebut. Ia malu bahwa Yerisha saja bisa berubah dan tetap menjadi positif, sedangkan dirinya memilih untuk berubah menutup diri.

Juang sekarang paham darimana sifat dewasa, baik hati dan keloyalan dalam berteman seorang Yerisha muncul, itu karena pengalamannya. Yerisha belajar dari pengalamannya dan juga kasih sayang keluarganya. Juang senang karena Yerisha tumbuh di lingkungan kecil yang membawa dampak baik bagi dirinya.

Tara kembali ke dalam kamar Juang. Sekarang wajah Juang tidak semenyedihkan tadi, "Lo sekarang udah paham dan tahu semuanya. Gue sama Jackson nggak mungkin bakalan terus jagain Yerisha. Yerisha milih lo dan gue harap lo bisa jaga kepercayaan kita terutama kepercayaan Yerisha."

Tara menepuk pelan bahu Juang dan melanjutkan. "Dan gue minta lo yakinin Yerisha kalau dia punya lo dan semua bakal baik-baik aja. Gue barusan nelepon ayah dan ngasih tahu ini semua. Ayah titip pesan, lo harus nemuin Yerisha cepat atau lambat," Tara tersenyum menatap Juang.

Juang memejamkan matanya sebentar dan menghembuskan nafasnya pelan. Juang sangat ingin segera menemui dan melihat keadaan Yerisha. Tapi ada satu hal yang harus Juang selesaikan terlebih dahulu, dua manusia yang sangat ia benci untuk saat ini. Nay dan Jimin.

HOMEWhere stories live. Discover now