25. The Truth

1.7K 405 39
                                    

| Bandung Indah Plaza
13.53 WIB

Juang merasa gusar karena Yerisha tidak kunjung datang. Nay akhirnya menawarkan diri untuk mengecek Yerisha ke toilet, Juang langsung menyetujuinya.

Nay masuk ke dalam toilet wanita, sepi. Hanya ada Nay dan mungkin Yerisha, pikirnya. Nay tersenyum dan sengaja bersandar di pintu toilet yang tertutup, Nay yakin ada Yerisha di dalamnya.

Nay menghubungi seseorang dari ponselnya dan sengaja mengaktifkan loudspeaker.

-

"Doi bener Yerisha yang lo bilang."

"Gimana? Berhasil?"

"Pasti, ternyata lebih bego dari yang lo ceritain."

"Sumpah? Gue ketemu doi cuma bates kelas 2 SMP doang, gue kan di d.o gara-gara ngebully."

"Hahaha, dia korban lo juga?"

"Iyalah. Please Nay, nggak ada orang yang suka sama anak Wiyata. Hidup mereka terlalu sempurna."

"Tapi kenapa cuma Yerisha?"

"Vibe buat ngebully doi tuh tinggi. HAHAHAHA. Anaknya bully-able. Anaknya manjaan, kakaknya sibuk banget sumpah, brother complex kali si Yerisha dimanjain banget."

"Hahaha parah lo! Pasti nggak enak banget dibenci sama lingkungan sendiri. Kalau gue jadi doi sih, gue udah ngurung diri di kamar. Kapan perlu NGI-LANG DA-RI SI-NI!!"

"Bangsat lo, kejam banget. Emang kenapa lo pengen ngebully dia? Gue udah lama nggak denger kabar tuh anak."

"Itu karena doi pacar cowok yang nyelamatin gue waktu dibully dulu."

"Cowok yang lo suka itu?"

"Dulu, sekarang nggak lagi. Tuh cowok jadi dingin banget setelah kejadian bokapnya dulu. Tapi sekarang doi udah balik kayak dulu lagi kata Jimin semenjak pacaran sama Yerisha."

"Jadi ngapain lo ganggu lagi kalau udah nggak suka?"

"Hahahaha, gue cuma mau buktiin ke Juang kalau cewek ini nggak pantas buat dia. Sok jadi pahlawan padahal sendirinya lemah, dan sekarang gue nggak tahu Jimin ngapain Juang."

"Maksud lo?"

"Jimin? Kayaknya doi juga lagi mancing Juang deh. Bahkan nih pasangan berdua punya luka yang sama, lucu nggak sih. Yang satu korban intimidasi dan dijauhi lingkungan, yang satu korban dibodohin dan dijauhi sahabat sendiri semenjak bokapnya meninggal. Kasihan!"

-

Yerisha yang mendengar semua itu sudah mengeluarkan keringat dingin, tangannya semakin merah karena diremas kuat sejak tadi dan air matanya juga semakin deras. Mulutnya bergetar memanggil Tara pelan, tangannya memukul dadanya sesak.

Nay tertawa mendengar rintihan pelan Yerisha. Dan dengan kejamnya, Nay menggedor-gedor pintu toilet sambil tertawa. "WOI MANJA! Nangis ya nangis aja. Siapa yang bakal nyelamatin lo, cowok lo tuh sama aja kayak lo, LEMAH!!"

Yerisha menutup telinganya dan menangis tertahan. Rasa takut menguasainya, ia semakin lemah dan sesak. Berbagai kejadian di masa lalu yang kembali ia ingat menambah ketakutannya. Sumpah demi apapun, sakit dan kekalutan menguasai dirinya. Rasanya ia ingin pingsan saja.

Tara yang sudah sampai dan mendengar semuanya dari sambungan telepon, segera menggebrak toilet dan menghempaskan handphone Nay ke lantai. Untung tidak ada pengunjung mall di dalam toilet selain mereka. Nay terkejut, namun Tara tidak ingin mengurusi perempuan iblis ini. Ia lebih mengkhawatirkan Yerisha.

HOMEWhere stories live. Discover now