2. Welcome

1.6K 361 70
                                    

| Amsterdam, Belanda
08.29 AM

Dirga membantu Yerisha memasukkan koper-kopernya ke bagasi. Setelah semua dirasa sudah siap, Dirga mengajak Yerisha untuk segera masuk ke dalam mobilnya.

Selama perjalanan, Yerisha bingung harus membicarakan apa. Ia terlalu gugup karena berada di dalam satu mobil dengan orang asing di negara yang juga asing ini. Begitupun Dirga yang hanya diam membuat suasana semakin hening.

"DㅡDirga, sekarang kita mau kemana?" tanya Yerisha perlahan karena jujur saja Yerisha merasa risih memanggil orang yang notabene lebih tua dari dirinya tanpa embel-embel panggilan sopan.

Dirga mengalihkan tatapannya melihat ke arah Yerisha sebentar. "Kita ke apartemen gue dulu. Di sana sudah ada yang nunggu, lo belum sarapan kan?" tanya Dirga bersikap ramah.

Yerisha sedikit lega mendengar Dirga berbicara lebih dari satu kalimat. Ia harap Dirga adalah laki-laki yang mengasikkan. "Iya aku belum makan. Siapa yang nunggu kita di apartemen kamu?"

Dirga hanya menjawab pertanyaan Yerisha dengan senyuman. Lama terdiam, akhirnya Dirga membuka suaranya. "Lihat aja, yang pasti lo bakalan kenyang setelah ini."

[]

Mereka telah sampai di parkiran basement apartemen Dirga. Dirga segera mengeluarkan koper-koper Yerisha dan menariknya. Dibantu dengan Yerisha yang kebagian membawa koper berukuran sedang. Di dalam lift, Dirga tampak mengirim pesan dari ponselnya. Laki-laki tersebut segera menekan tombol lift menuju lantai empat belas.

"Gimana perjalanan ke Belanda, Sha?" tanya Dirga di dalam lift.

Yerisha mengalihkan tatapannya dari sepatunya yang ia pandang sejak tadi. "Oh ituㅡaku tidur selama penerbangan. Jadi aku benar-benar nikmatin perjalanannya," jawab Yerisha.

Mendengar jawaban Yerisha, Dirga tertawa memperlihatkan giginya yang berbaris rapi. "Ya lo tepat sekali. Tidur itu adalah hal paling nikmat," ucap Dirga membuat Yerisha menarik kesimpulan bahwa Dirga adalah seorang maniak tidur.

Sampai di lantai empat belas, mereka segera menuju ke apartemen Dirga. Yerisha mengikuti Dirga dari belakang, mempersiapkan hatinya untuk bertemu orang yang menunggu mereka. Nggak mungkin Juang kan? Pikir Yerisha sedikit was-was.

Dirga segera memencet bel apartemen, terdengar suara pintu akan segera dibuka. Dirga memundurkan tubuhnya dan berdiri sejajar dengan Yerisha.

"WELCOME TO AMSTERDAM, SQUIRTLE."

Yerisha disambut dengan teriakan heboh dan senyuman hangat dari orang yang keluar dari apartemen Dirga.

Yerisha menajamkan matanya dan dalam sekejap ia membulatkan kedua matanya. Yerisha segera melepaskan genggaman tangannya dari koper dan berlari memeluk orang yang menyambut dirinya ini. "KAK WINDIII!!!!!" teriak Yerisha dan berlari ke pelukan Windi yang sudah merentangkan tangannya.

"Kok bisa? Gimana? Kangen Kak Windi, ini jadi Dirgaㅡduh aku jadi bingung," ucap Yerisha yang disambut kekehan Windi.

Windi melepaskan pelukan mereka dan mengajak Yerisha masuk ke dalam. "Aku jelasin di dalam aja ya?"

Dirga segera membawa koper-koper Yerisha masuk dan Windi mengajak Yerisha untuk masuk ke dalam apartemen mereka. Setelah menyuruh Yerisha duduk, Windi bergegas ke dapur untuk mengambil minuman. "Mau makan nggak?" tawar Windi kepada Yerisha.

Yerisha menggelengkan kepalanya cepat dan menatap Windi. "Jelasin dulu, aku bingung," pinta Yerisha.

Windi tertawa dan duduk di samping Yerisha. Sedangkan Dirga sudah duduk dari tadi sambil mengupas jeruk yang ia ambil dari dapur. "Jadi mulai dari mana ya," pikir Windi sebentar, "Oh iya. Pasti kamu bingung kenapa aku bisa ada di Belanda, iya kan?" tanya Windi.

HOMEWhere stories live. Discover now