BAB 5

3.5K 410 3
                                    

Dua minggu sudah (Namakamu) telah tinggal di rumah sahabat ibunya. Diapun sudah akrab dengan Rike, Caitlin dan paling penting Iqbaal. Dan ibunya bilang, dia akan menempati rumah barunya satu minggu lagi dan itu tandanya dia akan tinggal di rumah Rike satu minggu lagi.

Ruang keluarga saat ini di penunihi oleh canda tawa yang di akibatkan oleh Caitlin. Caitlin yang selalu mencoba mengusuli Iqbaal dan di tertawai oleh Rike juga (Namakamu).

"Oh iya besok ayah sama teh Ody pulang." Caitlin yang mendengar ucapan bundanya langsung berhenti menjahili Iqbaal.

"Serius bun?"

"Iya besok mereka pulang."

"Wah asik dong besok ramai."

"Oh iya (Namakamu) hari rabu ibu kamu juga datang."

"Bener bun.?" (Namakamu) sangat senang, senyumannya merekah dan itu membuat Iqbaal tersenyum kecil.

Bunda mengangguk. "Iya."

"Emm... Bun aku ga punya buku cetak sosiologi, aku mau beli sekarang boleh? Soalnya besok ada ulangan masih jam 7 juga pasti tokonya belum tutup."

Rike melirik Iqbaal sekilas. "Ya udah tapi kamu harus bareng Iqbaal ya, bunda takut ada sesuatu nantinya."

"Tapi bun-"

"Ga ada tapi-tapian kamu harus antar (Namakamu), Cait di rumah aja temenin bunda."

"Aku bisa berangkat sendiri kok bun kalau Iqbaal ga mau."

"Iqbaal mau kok, gih sana kalian berangkat nanti keburu malam."

Iqbaal melirik ke arah Caitlin untuk meminta pertolongan tapi gadis itu hanya memeletkan lidahnya.

"Bang semoga PDKTnya lancar." setalah berbisik Caitlin langsung berlari menuju lantai dua, lebih tepatnya kamarnya.

(Namakamu) mendengar perkataan Catlin tadi dan hatinya mulai berdebar. Iqbaal mengambil kunci mobil di tempat biasa dan langsung melangkahkan kakinya keluar rumah. (Namakamu) yang melihat itu langsung buru-buru berpamitan kepada Rike.

🌹

Setelah sampai di gramedia (Namakamu) dan Iqbaal mencari buku yang di maksud (Namakamu).

"Mending lo cari di sana." (Namakamu) hanya mengganggukan kepalanya saja lalu menuju buku pelajaran.

"Ah ini dia bukunya ketemu." (Namakamu) menuju ke daerah novel, dia melihat novel yang beast seller dan ingin membelinya tapi dia tidak membawa uang lebih akhirnya dia menyimpan kembali novel itu dan menuju kasir.

Iqbaal yang melihat (Namakamu) menuju ke arah kasir, menunggu gadis itu di dekat pintu keluar.

"Udah?"

"Udah kok yu."

"Lo duluan aja ke mobil, gue mau ke kamar mandi dulu." (Namakamu) mengangguk dan berjalan menuju parkiran.

Iqbaal langsung menuju ke arah tepat novel yang tadi (Namakamu) tempati dia mengambil salah satu novel itu dan langsung menuju ke arah kasir.

Setelah membayar Iqbaal menuju mobilnya, (Namakamu) sudah berada di dalam mobil milik Iqbaal. (Namakamu) melihat Iqbaal membawa keresek yang sama denganya.

"Lo beli buku juga?"

"Hah?"

"Itu lo beli buku juga?"

"Oh buat cait."

"Oh..." ucap (Namakamu) sambil menganggukan kepalanya.

"Kita makan dulu ya, bunda paling udah makan sama cait."

(Namakamu) diam saja dia tidak menolak atau meng-iyakan ajakan Iqbaal. Iqbaal memutarkan mobilnya menuju sebuah restaurant yang jaraknya dekat dengan rumahnya.

Mereka berduapun samapai di restaurant yang Iqbaal tuju.

"Duduk sana aja ya bal, gue mau tau suasana jakarta kalau malam gimana." Iqbaal hanya mengangguk. Merekapun berjalan menuju meja dekat jendela yang bening, (Namakamu) bisa melihat aktifitas kota Jakarta dalam malam hari.

"Lo mau pesen apa?"

"Samain kaya lo aja baal." (Namakamu) hanya melihat Iqbaal sekilas lalu iya kembali melihat kota Jakarta pada malam hari.

Lalu Iqbaal memanggil pelayan dan memesan pesanan mereka. Setelah pelayan itu pergi Iqbaal melihat (Namakamu) yang lebih asik memandang kota Jakarta dari pada dirinya yang ganteng ini. Tunggu tunggu Iqbaal ini terlalu percaya diri.

"(Nam)..."

"Iya baal?" (Namakamu) menolehkan kepalanya menatap Iqbaal. (Namakamu) menjadi salting gara-gara Iqbaal tersenyum kepadanya. Jarang-jarang kan Iqbaal tersenyum seperti itu apa lagi ini pertama kalinya Iqbaal tersenyum kepada perempuan, kecuali Caitlin dan Rike.

"Lo cantik." Setelah mendengar ucapan dari Iqbaal, pipi (Namakamu) menjadi memerah. (Namakamu) tidak tau harus menjawab apa. Akhirnya pelayanpun datang membawa pesanan mereka. Dan itu menyelamatkan (Namakamu) yang dari tadi jantungnya berdetak lebih cepat.

Setelah selesai makan, mereka berduapun kembali kerumah. Di perjalanan mereka hanya diam tidak ada yang berani berbicara. Mereka terlalu hanyut dalam pikiranya masing-masing sampai akhirnya mereka berdua sudah berada di rumah.

(Namakamu) dan Iqbaal keluar dari mobil dan memasuki rumah. Sebelum itu Iqbaal memanggil (Namakamu).

"(Namakamu)."

"I-iya?"

"Ini buat lo." Iqbaal menjulurkan sebuah novel yang tadi dia beli. (Namakamu) diam saja dia tidak mengambil novel itu.

"Ini."

"Hah?"

"Ini buat lo."

"Oh... M-makasih baal." (Namakamu) mengambil itu dan langsung berjalan cepat menuju kamarnya sebelum dia menjadi bodoh lagi di hadapan Iqbaal.

Iqbaal yang melihat tingkah (Namakamu) tadi membuatnya tersenyum dan Iqbaal juga merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Butuh perjuangan agar dia bisa memberi novel kepada gadis itu. Kalau bukan karna gadis itu Iqbaal tidak akan mati-matian berjuang untuk bicara panjang seperti tadi.

Memang siapa (Namakamu) bagi dirinya samapai berani berbicara panjang kepada seorang perempuan.

🌹
Vomment
Selamat menunaikan ibadah puasa guys
Tetep semangat puasanya ya.

HOW DEEP IS YOUR LOVE?Where stories live. Discover now