BAB 11

3.5K 352 6
                                    

Fauzan maupun Ari terus mengikuti langkah Iqbaal hingga mereka sampai di sebuah ruangan besar punuh dengan manusia. Kantin saat ini sangat ramai tidak ada meja kosong untuk mereka bertiga. Iqbaal melangkahkan kakinya meninggalkan kantin sekolah. Berjalan menuju rooftop sekolah, Ari dan Fauzan masih mengikutinya dari belakang.

"Sebenernya kita mau kemana sih?" Ari menghentikan langkahnya.

"Udah ikutin gue aja!" Iqbaal kembali melangkahkan kakinya. Ari dan Fauzan mengijuti Iqbaal kembali.

Mereka sudah sampai di rooftop sekolah, Nasim tidak ikut dengan mereka karna sedang mengikuti remedial matematika. Ari duduk di bangku, Fauzan menyadarkan badanya di dinding. Sedangkan Iqbaal melihat suasana sekolah dari atas.

"Lo ngajak kita berdua mau apaan dah?"

"Gue mau ngajak (Namakamu) jalan nih."

"LO TAKEN?" Ari merubah duduknya menjadi tegak.

"Serius lo?" Fauzan menyambar.

"Gue ga taken." Iqbaal duduk di sebelah Ari.

"Terus?" Fauzan mengambil cemilan di saku celana seragamnya.

"Gue cuma ngajak dia jalan." Fauzan mengeluarkan handphone dari saku celananya dan dia melihat notif line dari Nasim.

M.Nasim
Lo lagi sama Iqbaal kaga?
Gue di UKS Caitlin pingsan

Fauzan Suryana
Iya
OTW

Fauzan menyimpan kembali handphonenya. "Baal adek lo pingsan."

Iqbaal langsung belari menghiraukan panggilan dari Fauzan. Iqbaal akan selalu panik jika penyakit Caitlin kambuh.

"Tadi lo bilang apa jan?"

"Caitlin pingsan, buru susul Iqbaal."

Ari yang mendengar jawaban dari Fauzan langsung belari menyusul Iqbaal. Ari menyukai Caitlin saat dirinya pertama kali mengunjungi rumah Iqbaal. Sudah lima tahun Ari menyimpan perasaan itu, dia tidak berani mengungkapkannya. Hanya Iqbaal dan Nasim saja yang tahu.

🌹

Didalam UKS sudah ada Nasim dan seorang petugas UKS yang sedang menangani Caitlin. Iqbaal melangkahkan kakinya mendekat ke arah Nasim. Iqbaal melihat Caitlin terbaring lemah dan wajahnya yang pucat.

Petugas UKS itu sudah selesai memeriksa Caitlin. "Adek lo cuma kecapean, ga usah khawatir ya dia kuat baal." Iqbaal langsung menarik kursi dan duduk di sebelah Caitlin.

"Makasih bro." Ucap Nasim sambil menepuk pundak petugas UKS yang menangani Caitlin tadi.

"Sans aja, gue keluar dulu ya."

"Oke." Jawab Nasim.

"Baal gue keluar ya jangan khawatir bentar lagi dia bangun." Iqbaal tidak menyahuti petugas UKS itu. Petugas UKS itupun keluar dari ruangan UKS.

Ari masuk keruangan UKS. Nafasnya tidak beraturan sebab tadi berlari. Nasim melihat Ari seperti itu menggelengkan kepalanya. Nasim tahu kalau Ari sama khawatirnya dengan Iqbaal.

"Gimana?" Tanya Ari kepada Nasim.

"Dia kecapean." Ari membuang nafas beratnya.

Iqbaal melihat ke arah Ari. "Lo jagain dia dulu." Iqbaal berdiri dari duduknya lalu keluar dari ruangan tanpa mengucapkan satu katapun.

HOW DEEP IS YOUR LOVE?Where stories live. Discover now