BAB 19

3.3K 284 5
                                    

Tak terasa, waktu begitu berjalan dengan cepat. Persiapan UN yang tinggal dua hari lagi membuat (Namkamu) sangat lelah. Jadwal les yang padat, belajar disekolah, dan sebagainya. Biasanya, (Namakamu) akan dengan senang hati membiarkan tubuh dan jiwa ini mengikuti pelajaran disekolah.Namun kali ini terasa sangat melelahkan.

Suasana kelas pada jam istirahat sangat ramai. Tetapi diantara mereka kebanyakan membicarakan tentang universitas lanjutan. Tak jarang, dia pun memberikan tanggapan pada apa yang mereka bicarakan.

Sedari tadi, (Namakamu) hanya diam di kursi karena menunggu Caca dengan Oriza yang sedang pergi ke kantin. Alhasil, dia sendirian. Karena melihat suasana kelas yang begitu ramai dan sibuk sendiri, dia memutuskan untuk mengambil earphone dan menyambungkannya ke ponselnya.

(Namakamu) merasakan ada seseorang yang duduk di sebalahnya. gadis itu melihat ke arah kanannya dan ternyata yang duduk di sebelahnya adalah Nasim cowok tampan keturunan arab yang sangat meneyebalkan. Ya seperti itulah yang suka di ceritakan teman - temannya tenang cowok ini.

"Lepas earphone-nya. Gue mau ngasih tahusesuatu!"

(Namakamu) langsung melepas earphone-nya dan mengamati Nasim yang sepertinya ingin bicara dengannya, mugkin ada sesuatu yang penting.

"Kenapa?"

"Gue punya rahasia Iqbaal." Ucap Nasim dengan ssuara yang kecil. "Lomau tau gak?" lanjut cowok arab itu.

(Namakamu) melihat kearah belakang dan di sana ada Iqbaal yang sedang mengobrol degan Ari. Pantas saja cowok yang mengajaknya mengobrol berada di kelas ini. "Itukan rahasia, ngapain lo ngasih tau gue."

Nasim memutar matanya. "Ini ada sangkut pautnya sama lo."

"Hah?" Pekataan Nasim membuat (Namakamu) bingung. Keapa juga dirinya harus terlibatkan dalam rahasia mantannya itu.

"Mau tau gak?" (Namakamu) mengangguk dengan ragu - ragu. "Iqbaal masih sayang sama lo." 

Setelah berkata seperti itu Nasim kembali duduk bersama teman - temannya. (Namakamu) memikirkan apakah ucapan Nasim tadi itu benar atau tidak. sekarang gadis itu sedang melihat Iqbaal. Jika boleh jujur (Namakamu) masih sayang kepada Iqbaal, tetapi (Namakamu) tidak bisa meneruskan hubungannya jika Iqbaal masih seperti itu. Dan perkataan Nasim tadi membuat (Namakamu) melupakan ucapan itu.


🌹

Iqbaal dengan ketiga sahabatnya saat ini sedang berkumpul di rumahnya. Karena hari ini adalah malam minggu dan ketiga temannya itu masih belum mempunyai pacar maka mereka sepakat untuk kumpul seperti biasa. Dan tujuan mereka aslinya adalah untuk membicrakan tentang sesuatu yang pastinya akan membuat tuan rumah menjadi bahagia.

"Gimana mental lo siap." Suara ejekan Ari membuat Iqbaal meleparkan bantal kecil yang ada di sebelahnya. "WESS.... Kalem bos."

"Berarti kita harus kerja sama bareng anak cewe dong." Ucap Nasim yang masih serius dengan gamesnya.

"Siapa  emang?" Tanya Fauzan yang masih tidak mengerti dengan ucapan Nasim.

Nasim menatap Fauzan dengan malas. "Dasar lemot, itu si Caca sama Oriza." Dan Fauzan hanya ber oh ria.

Kalu bukan sahabatnya mungkin Nasim sudah melempar Fauzan ke suangai.

"Temen gue ngajakin gue ke evennya dan kita boleh nyumbang lagu, gimana kalau lo nyanyi aja Baal."

"Nah bener tuh, lo kan jago soal gituan."

"Masalah tiket mah gampang biar gue yang ataur."

Iqbaal masih m=belum yakin dengan saran Ari tadi. Karena dia belum pernah menyanyi di depan umum yang pasti even itu akan di hadiri banyak orang.

"Ya elah, selow aja Baal anggap semua manusia yang nonton lo itu sampah jadi lo gak bakal gugup."

Iqbaal tertawa setelah mendengar perkataan Nasim. "Berarti lo juga sampah Sim?"

"Bodo amat." Nasim langsung keluar dari kamar Iqbaal.

Iqbaal menggelengkan kepalanya. Dasar laki - laki pundungan. "Emang evennnya kapan Ri?"

"Seminggu setelah UN."

"Lo yang kabarin Caca sama Oriza ya."

Ari mengacungkan jempolnya. "Siap."

"Lo serius kan Baal?"

Pertnyaan Fauzan mmbuat Iqbaal mengerutkan dahinya. "Serius lah Zan, kalau kaga ngapain gue repot - repot bikin beginian." Fauzan ada - ada saja. Kalaupun dia tidak serius dengan (Namakamu) mana mungkin Iqbaal harus bersusah untuk mendapatkan kembali gadis itu.

"Kalau lo serius, jangan di anggurin lagi." Iqbaal hanya menjawab ucpan Fauzan denga anggukan saja.

Iqbaal sanngat yakin (Namakamu) juga masih sayang dengannya. kalau tidak gadis itu tidak akan mencuru pandang ke arahnya saat pelajaran berlngsung. Dan semoga apa yang Iqbaal sudah lakukan aka menghasilkan sesuatu yang memuaskan. Iqbaal tersenyum tipis memikirkan gadis itu.

🌹 

Maaf ya part ini sedikit, nanti di part selanjutnya panjang kok kalau votenya juga banyak heheheh.

Makasih udah mau nunggu cerita ini, makasih udah vote dan comment.

Makasih udah mau nunggu cerita ini, makasih udah vote dan comment

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Baca cerita baru gue ya

HOW DEEP IS YOUR LOVE?Where stories live. Discover now