BAB 10

3.4K 357 1
                                    

Sudah seminggu semenjak kejadian pelukan itu (Namakamu) dan Iqbaal semakin dekat bukan karna faktor dari Iqbaal memeluk (Namakamu) saja, tapi ada satu lagi ya itu mereka berdua harus latihan untuk pelajaran seni budaya yang akan di tampilkan sekarang.

Keduanya sudah siap saat ini Iqbaal sedang memengang gitar ke sayanganya yang di bawa ke sekolah, (Namakamu) sudah di sebelahnya memegang mikrofon milik sekolah. Praktek kali ini di adakan di ruangan musik sekolah. Ibu Ichwa merubah tempat tampil anak muridnya menjadi di ruangan musik, katanya agar tidak merepotkan anak muridnya yang meminjam alat musik sekolah.

Suara gitar yang di mainkan Iqbaal membuat teman-temanya menjadi diam, lirik pertama mulai dinyanyikan (Namakamu).

Lama hati ingin berkata
Lama hati memaki ku tak punya nyali
Kepada dia yang selalu
Memeluk hati dan rindu

Tuhan mengapa hati tak sejalan
Dengan sang nyali tuk katakan cinta
Kepada dia yang kucinta

Lagu dari Teuku Ryzki ini dipilih oleh Iqbaal. Menurutnya lagu ini sangat cocok untuk dinyanyikan oleh (Namakamu).

(Namakamu) bernyanyi sangat merdu, teman-temanya terhanyut oleh lagu yang di bawakan (Namakamu).

Oh tuhan mengapa hati tak sejalan
Dengan sang nyali tuk katakan cinta
Tuhan mengapa hati ku mencita
Hanya sebatas mencintanya
Dia yang ingin ku miliki

Mereka berdua telah selesai, banyak tepuk tangan dari teman-temanya. (Namakamu) tersenyum kepada Iqbaal dan Iqbaalpun membalas senyum (Namakamu).

"Makasih semuanya." Iqbaal berdiri dari duduknya, (Namakamu) meletakan mikrofon di meja. Mereka berdua berjalan kearah tempat duduknya lagi.

Oriza dan Caca menghampiri (Namakamu). "Tadi itu lo berdua keren banget!" Ucap Oriza sambil mengacungkan kedua jempolnya.

Iqbaal melirik kearah Oriza sekilas dan tidak mengucapkan satu katapun. (Namakamu) yang tau sifat Iqbaal yang dingin ke seluruh perempuan kecuali bundanya, tetehnya, Caitlin dan mungkin juga dirinya. Akhirnya membuka suaranya.

"Biasa aja kok."

"Lo berdua serasi banget tadi, siapa yang milih lagu itu?" Ucap Caca yang duduk di sebelah (Namakamu).

"Iqbaal." Jawab (Namakamu) agak sedikit ragu.

"Lagunya cocok buat kalian saling susah buat ngungkapin, padahal sama-sama suka." Ucapan Oriza membuat pipi Iqbaal dan (Namakamu) memerah.

Iqbaal baru sadar kalau lirik lagu itu sangat cocok untuk dirinya. Iqbaal menyukai (Namakamu) entah sejak kapan perasaan itu muncul.

Iqbaal beridiri dari duduknya berjalan ke arah ibu Ichwa setelah berbicara sedikit dengan ibu Ichwa, Iqbaal meninggalkan ruangan musik.

"Cie pipinya pada merah." Caca mencolek pipi (Namakamu).

"Apaan sih, jadi keluarkan dia." (Namakamu) sedikit tidak enak dengan Iqbaal atas ucapan temanya itu, mungkin Iqbaal keluar dari sini karna marah.

"Ciee yang mau sebelahan terus duduknya sama Iqbaal."

"Bu...bukan gitu maksud gue, dia pasti marah makanya keluar." ucap (Namakamu) gugup.

"Dia ga marah cuma malu jadi dia keluar, itu tandanya dia suka sama lo."

"Udah ah jangan ngobrol nanti di marahin mamih lagi." Oriza dan Caca tidak lagi mengganggu (Namakamu), mereka berdua kembali fokus dengan tampilan teman sekelasnya.

(Namakamu) mengingat perkatan Oriza "Itu tandanya dia suka sama lo" senyumnya merekah di wajah cantiknya.

🌹

Setelah keluar dari ruangan musik Iqbaal tidak menuju kamar mandi, dia malah duduk di depan kelas Ari dan Fauzan. Mereka berempat memang tidak sekelas, Nasim yang berada di kelas XII.IPA 3. Fauzan dan Ari kelas XII.IPS 2 Sedangkan Iqbaal kelas XII.IPA 2. Mereka bertiga sudah bersahabat sejak SMP, waktu itu mereka bertemu di kelas MOS. Mereka berempat satu kelas dan jadi lah mereka berteman sampai sekarang.

Iqbaal memikirkan ucapan Oriza tadi, entah sejak kapan perasaan itu muncul. Semenjak dia memeluk (Namakamu) mereka semakin dekat, Iqbaal nyaman dengan keberadaan gadis itu di dekatnya. Iqbaal merasa kalau (Namakamu) berbeda dari gadis lainya.

Suara bel pertanda jam pelajaran telah usai membuyarkan pikiran Iqbaal. Dia harus kembali ke ruangan musik untuk mengambil tas dan gitarnya. Pelajaran seni adalah pelajaran terakhir makanya anak-anak kelas XII.IPA 2 membawa tasnya ke ruangan musik agar tidak bolak balik ke kelas.

Iqbaal melangkahkan kakinya menuju ruangan musik. Saat sudah sampai di depan pintu ibu Ichwa sudah tidak ada di dalam dan teman-temanya sudah berhamburan keluar kelas.

Tiba-tiba (Namakamu) sudah di hapanya membawa tas miliknya. "Ke wc kok lama banget, nih tas lo." Ucap (Namakamu) memberikan tas Iqbaal.

Iqbaal mengambil tas miliknya di tangan (Namakamu). "Thanks."

"Sama-sama." (Namakamu) tersenyum lalu meninggalkan Iqbaal yang masih berdiri di depan ruangan musik.

Iqbaal mengejar (Namakamu) dan menjajarkan langkahnya. "Mau pulang bareng?"

(Namakamu) melirik ke arah sebelahnya. "Gue di jemput sama ibu, lain kali aja ya."

"O... Oh gitu oke." Iqbaal merasa sedikit kecewa.

Mereka berdua sudah sampai di gerbang sekolah. Ternyata ibu (Namakamu) sudah ada di depan gerbang duduk di mobil dengan jendela mobil yang terbuka. Iqbaal tersenyum kearah Ana dan Anapun membalas senyuman Iqbaal.

"Gue duluan ya baal." (Namakamu) tersenyum sebelum memasuki mobil Ana.

"Iya." Setalah mobil (Namakamu) tidak terlihat Iqbaal melangkahkan kakinya menuju parkiran sekolah.

Iqbaal melihat Caitlin dan ketiga sahabatnya sedang berdiri di depan mobilnya. "Ngapain lo bertiga ada disini."

"Gue mau pulang lah." Ucap nasim.

"Gue nememin Caitlin." Ucap Ari sambil merangkul Caitlin. Iqbaal melototkan matanya ke arah Ari. Tidak hanya Iqbaal saja Nasim dan Fauzan juga melototkan matanya ke arah Ari.

Ari buru-buru melepaskan rangkulanya. "Padahal Caitlin biasa aja ko lo yang pada melotot."

"Bukan muhrim!" Ucap Iqbaal, Nasim dan Fauzan berbarengan.

"Iqbaal aja suka ngerangkul Caitlin berarti bukan muhrim dong." Iqbaal, Nasim dan Fauzan menepuk jidatnya masing-masing. Caitlin tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

"Cait ayo."

"Kita numpang dong." Ucap Ari, Nasim dan Fauzan dengen cengiran yang menurut Iqbaal menjijikan.

"Cait duduk depan, lo bertiga duduk di belakang." Mereka semua masuki mobil Iqbaal.

Iqbaal menyalakan mesin mobilnya. Setelah itu mobil Iqbaal meninggalkan area sekolah yang masih ramai oleh murid-murid.

🌹

Vomment jangan lupa.

HOW DEEP IS YOUR LOVE?Место, где живут истории. Откройте их для себя