BAB 20

2.8K 210 4
                                    

Oriza sedang menuggu jemputannya di halte bus depan sekolahnya. Lalu gadis itu melihat Iqbaal menghampirinya. Oriza pikir Iqbaal akan munggu jemputan atau bus yang akan lewat sini, tetapi biasanya Iqbaal membawa mobil karena Iqbaal selalu pulang bersama Caitlin, mungkin karena Caitlin sudah tidak ada maka Iqbaal memutuskan untuk pulang dengan kendaraan umum atau jemputan, pikir Oriza.

Namun pikiran Oriza salah, cowok itu mengahpirinya karena ada sesuatu yang ingin dibicarakan. "Mau ngomong apa? Tapi disini aja gue lagi nunggu jemputan." Ucap gadis itu dengan menatap Iqbaal sinis. Sejujurnya Oriza tidak menyukai sikap Iqbaal yang mendiamkan (Namakamu) dan akhirnya mereka berdua harus mengudahi hubunganya. Padahal Oriza sangat menyukai (Namakamu) bersama Iqbaal saat itu.

"Em... itu gue mau minta tolong sama lo." Iqbaal menatap gadis itu dengan ragu – ragu. "Gue mau balikan sama (Namakamu)."

Oriza tersedak air liurnya sendiri karena mendegar ucapan Iqbaal barusan. "Lo serius Baal?"

"Kalau gue kaga serius ngapain gue gomong sama lo." Tiba – tiba saja Oriza tertawa tidak jelas dan membuat Iqbaal bingung atas keanehan gadis itu.

"Bener juga, ngapain lo mau ngomong sama cewek kecuali gak penting – penting amat." Oriza menggelengkan kepalanya. "Jadi gue harus ngapain?"

Iqbaal mendekatkan kupingnya kearah Oriza. Mengucapkan sesuatu yang membuat raut wajah Oriza menjadi senang, "Maukan lo?"

Oriza menatap Iqbaal untuk memastikan apa ucapannya tadi tidak bohong. "Lo benerankan?"

"Ya iyalah, lo mau liat (Namakamu) bahagia lagi kaga?"

"Iya dong gue mau liat sahabat gue bahagia, oke deh nanti gue kabarin kalau (Namakamu) mau ikut."

Iqbaal tersenyum senang. "Thanks ya, gue duluan." Setelah itu Iqbaal meninggalakan Oriza yang masih menunggu jemputannya.

🌹🌹🌹

Hari ini adalah hari terakhir ujian nasional, (Namakamu) sangat senang dan bersemangat untuk datang kesekolah. Semalam dia sudah belajar dengan benar, semoga saja usahanya tidak menghianati hasilnya.

(Namakamu) melihat Iqbaal dan ketiga sahabatnya sedang berada di depan kelasnnya, tiba – tiba saja Iqbaal melihat kearah (Namakamu) dan membuat pipi gadis berambut pajang itu menjadi memerah, (Namakamu) tidak tahu apa maksud dari senyuman Iqbaal tadi. Dia menundukan kepalanya saat melewati Iqbaal.

(Namakamu) membuang nafas leganya setelah masuk ke dalam kelas yang sudah terlihat ramai, gadis itu berjalan ke arah tempat duduknya.

"(Namakamu)."  Oriza dan Caca menghampiri meja (Namakamu).

lalu Oriza sudah duduk manis di sebelah kursi (Namakamu). "Gue punya tiket konser musik kecil - kecilan di kafe, lo mau ikut kaga kebetulan gue dapet tiketnya 3, dan Caca katanya mau ikut jadi otomatis tiketnya tinggal satu." 

"Mendingan lo ikut kita, acara seminggu lagi kok." ucap Caca dengan semangatnya.

"Gue minta izin sama Ibu dulu ya, nanti kalau di izinin gue kabarin." (Namakamu) tersenyum kepada kedua sahabatnya.

"Oke deh, gue tunggu kabar dari lo semoga aja lo di izinin." Oriza menepuk pundak (Namakamu)

"Kalian udah pada belajarkan?"

"Ya udah dong, gue belajar paling semangat karena hari ini, hari terakhir UN."

(Namakamu) dan Oriza tertawa melihat reaksi Caca yang semangat seperti itu.

"Eh iya gue denger - denger Iqbaal bakal kuliah di luar negeri." Ucap Caca dengan suara seperti berbisik.

"Ah iya tadi gue nguping Iqbaal sama sahabatnya lagi ngomongin masalah Iqbaal yang bakal lajut ke Australia, lo tau kan (Nam...)."

HOW DEEP IS YOUR LOVE?Where stories live. Discover now