BAB 16

2.4K 284 7
                                    

Iqbaal memasuki kamar yang sudah 3 bulan ini tidak dia kunjungi. Iqbaal merasa jika dia memasuki kamar ini, dia akan merindukan adiknya yang sudah tenang di atas sana. Iqbaal duduk di atas kasur, matanya menyusuri setiap sudut yang ada di kamar Caitlin.  Padangannya terhenti di salah satu foto yang menarik perhatianya. Iqbaal mengambil foto itu.

Foto itu di abadikan saat Caitlin sudah lulus SMP dengan nilai yang membuat semua orang bangga kepadanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Foto itu di abadikan saat Caitlin sudah lulus SMP dengan nilai yang membuat semua orang bangga kepadanya. Saat itu Iqbaal berjanji akan mengajak Caitlin kemana saja setelah acara lulusan Caitlin selesai.

Iqbaal mengajak Caitlin ke taman kota, dan Caitlin sangat bahagia di hari itu sampai mereka lupa waktu dan pulang pukul enam sore yang akhirnya mereka berdua di marahi oleh Herry.

Tanpa Iqbaal sadari, Ody sejak lima menit yang lalu memperhatikan adik pertamanya itu dari luar kamar. Hatinya merasa terluka melihat Iqbaal yang masih belum bisa mengikhlaskan kepergian Caitlin.

Ody memasuki kamar itu dan mendekat kearah Iqbaal.

"Bunda sama ayah udah nunggu di bawah, yuk makan Le."

Iqbaal menoleh dan tersenyum tipis. "Iya teh." Iqbaal menyimpan kembali foto itu dan berjalan meninggalakan kamar Caitlin.

🌹🌹🌹🌹🌹

Seperti biasa Iqbaal,  Ari, Nasim dan Fauzan berkumpul di atap sekolah.  Ari sudah bisa mengikhlaskan kepergian Caitlin dan mulai membuka lembaran baru walau di hatinya masih ada nama gadis itu.  Ari pikir itu adalah takdir yang sudah di tentukan oleh penciptanya dan tidak bisa di ubah oleh umatnya.

Fauzan, Ari dan Nasim saat ini sedang membahas gebetan Nasim. Sedangkan Iqbaal, dia hanya berdiam dan mendengarkan percakapan ketiga sahabatnya itu. 

"Baal." Nasim berdiri dari duduknya lalu mendekati Iqbaal.

"Gue liat lo kok udah jarang berduaan lagi sama (Namakamu)?"

"Emangnya orang pacaran harus berduaan aja gitu?" Jawab Iqbaal dengan nada ketus yang membuat Nasim terkejut.

"Ya... Ya enggak juga sih." Nasim menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ya semenjak gak ada Caitlin lo makin dingin sama cewek termasuk (Namakamu) juga, baal kalau kaya gini terus lo bakal kehilangan cewek yang lo sayang lagi."

Iqbaal menatap tajam kearah Nasim, dia tidak terima atas perkataan Nasim tadi. "Lo sendiri tau gue Sim.  Gue sifatnya begini ada ataupun gak adanya adek gue dan emang dari dulu kaya gini, lo sahabat gue seharusnya lo tau itu."

Ari dan Fauzan melihat ke arah Nasim dan Iqbaal.

"Gue tau baal, tapi lo punya (Namakamu)  lo harusnya perhatiin dia juga kasian dia. (Namakamu) lo anggurin gitu kaya barang yang udah gak lo gunain."

"Lo gak usah ikut campur hubungan gue sama (Namakamu)  Sim."

"Gue gak ikut campur Baal, gue cuma ngingetin lo kalau lo punya cewek yang harus di perhatiin dan lo juga harus bisa ikhlasin Caitlin, kalau lo begini terus Caitlin bakal sedih di atas sana."

Iqbaal berdiri dari duduknya, tangannya mengepal. "Gue gak suka kalau hidup gue di ganggu sama orang kaya lo." Iqbaal pergi meninggalkan ketiga temannya.

"LO BAKAL KEHILANGAN (NAMAKAMU)  KALAU LO MASIH KAYA GITU." Ucap Nasim berteriak karena Iqbaal sudah agak jauh.

🌹🌹🌹🌹🌹

Iqbaal memasuki kelasnya dan dia melihat (Namakamu)  yang sedang membaca novel. Iqbaal duduk di sebelah (Namakamu) tanpa bicara satu katapun. 


(Namakamu) tersenyum melihat Iqbaal yang ada di sebelahnya. Lalu (Namakamu) mengabil  sticky notes kecil yang ada di meja dan melusikan sesuatu di sticky note itu dan memberikannya kepada Iqbaal.

 Lalu (Namakamu) mengabil  sticky notes kecil yang ada di meja dan melusikan sesuatu di sticky note itu dan memberikannya kepada Iqbaal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Iqbaal melihat sticky notes itu dan membacanya dalam hati, Iqbaalpun membalasnya dengan tersenyum tipis. Raut wajah (Namakamu) berubah menjadi murung. "Kamu kenapa?" jawabnya dengan menautkan alisnya.

(Namakamu) mengalihkan pandangannya dari mata iqbaal kenovelnya setalah mendapatkan pertanyaan itu. "Aku gapapa."

"Baal... aku.." (Namakamu) menarik nafas perlahan. Antara hati dan logikanya sedang berperang untuk menentukan apakah keputasan yang dia ambil adalah yang terbaik atau bukan.

Dengan perlahan (Namakamu) menghembuskan nafasnya, dan berbicara dalam hati bahwa pilihannya sudah tepat. "Aku mau kita sampai sini aja." Ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari  novelnya.

"Maksud kamu?"

"Kita putus." Setelah mengatakan itu (Namakamu) menutup novelnya dan beranjak pergi meninggalkan iqbaal sendirian.





🌹🌹🌹🌹🌹


Maaf ya di next nya lama karena tugas kelas 12 banyak banget jadi gak bisa mikir alurnya dan gue gak ada ide sama sekali.

Dan ini juga gue di bantuin sama @AldhaAzzahra_ dia juga bikin cerita jangan lupa baca sama vote cerita dia ya.

Sekali lagi gue minta maaf karna baru ngenext ini cerita.

HAVE NICE DAY

HOW DEEP IS YOUR LOVE?Where stories live. Discover now