Bab 3 - Kenapa Air Mata Ini Terus Mengalir ?

53 16 0
                                    

Aku segera berjalan menghampiri Aldo yang berjalan menuju kelasnya . Kuraih tangannya , jalannya seketika terhenti . Namun , badannya tidak berbalik .

" Saudara macam apa kamu ini " seruku mencengkram lengannya ,
" Aku tersesat , lalu .. Ketua Osis yang ketus itu dengan sok memberitahuku di gedung utara , ah.. Pokoknya semua ini salahmu ! " .

Aldo terdiam tidak bisa menjawab . Mukaku memerah seketika , aku melepas cengkraman tanganku dari Aldo .

" Aku tidak punya saudara

" A-apa ? " sahutku terkejut . Rasanya ingin pingsan sekarang juga . Ia masih tidak 'berani' menatap mataku . 

Ia berjalan pergi tanpa menghiraukanku . Rasanya sakit , seperti ada tusukan . Tidak , air mataku tak boleh tumpah! Segera , aku lari ke kelasku . Maria sudah ada di kelas bersama beberapa teman sekelasnya sedang bercakap-cakap.

" Wah , siapa tadi ? " tanyanya menaik-turunkan alisnya.

Maksudnya Aldo? Kuharap wajahku tidak menampakkan perasaanku yang sedang bercampur aduk.

Aku menggeleng pelan lalu menutup mukaku dengan buku . Aku merasa sentuhan kecil di pundakku . Ya , siapa lagi kalau bukan 'si ketua kelas baik hati' ?

" Kamu belum mengenal teman-teman sekelas kita kan ?" tanya Maria tiba tiba bersikap baik berusaha menghiburku .
Usaha bagus , tapi aku tidak akan menunjukkan wajahku sampai air mataku kering . Aku menggeleng pelan dalam   posisiku yang tidak berubah .

" Ini Agnes , dan Helena " ujar Maria memperkenalkan kedua temannya . Aku tidak bisa dan tidak mau melihat wajah mereka semua . Kalau aku marah , dan diajak mengobrol , pasti suasananya akan canggung . 

" Hai " 

Hanya itu yang kudengar . Entah siapa yang mengucapkannya . Maaf aku tak bisa menyahut sekarang , bukannya sombong , tapi .. Ah sudahlah .

Sepertinya Maria menyuruh mereka kembali ke tempat duduk masing-masing karena suasananya semakin buruk. Suara pintu terbuka terdengar , aku mengangkat kepalaku dari buku dan mengintip . Bu Tina sudah datang , wajahnya bisa dibilang sangat lebay , karena lipstik tebalnya , bedak di pipinya . Sekarang aku ingin tertawa rasanya. Untung lah, suasana hatiku mulai membaik.

Pelajaran berakhir , aku benar-benar tidak bisa memahami apa yang dijelaskan Bu Tina .

" Aku tidak punya saudara "

Aku harap aku salah orang pada saat itu . Aku tidak diakui sebagai saudaranya , itu membuatku semakin terpukul , dan mengingat fakta aku bukanlah anak kandung Mama , ingin rasanya aku teriak di depan Aldo ,"Kalo aku emang bukan saudara kamu... Trus mau kamu apaaa sihh!!"

" Selamat Siang , Bu !! Terima kasih , Bu ! " seru seisi kelas dengan penuh semangat kemerdekaan karena terbebas dari penderitaan selama pelajaran Bu Tina .

Aku menyalami Bu Tina lalu ditahan ," Eh , kamu yang anak baru kan ? " tanya Bu Tina dengan senyumnya yang seperti dipaksakan . Apa cuma perasaanku saja ya ? hehe ..

" Um.. Iya, Bu " jawabku pelan . 

" Selamat datang di sekolah kami , semoga betah , nama Ibu , Bu Tina .. " ujar Bu Tina memperkenalkan diri . Aku tersenyum tipis ," Terima kasih , Bu " 

Aku keluar kelas . Maria menghadangku sambil cekikikan ,
" Terima kasih untuk apa ? " 

" Aku hanya berusaha bersikap sopan , hehe .. " bisikku di telinganya . 

Setelah kami diam sesaat ia mulai mengganti topik ," Kamu tidak boleh langsung pulang , kita ada ekstrakurikuler sepulang sekolah " 

" Ohh , baguslah " pikirku . Jadi , aku tidak usah semobil dengan Aldo , karena aku yakin.. ia tidak ikut ekstra apapun karena terlalu 'jenius' ?

Let Me Know ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang