Bab 35 - Truly, Madly, Deeply? (3)

39 10 0
                                    

-(2/3 Madly)-

I miss you madly!

-------------------------

"Bell.. kenalin ini sepupu gue, Patrick,”  Akhirnya Juan berkata dengan  enggan.

“Belinda,” Bell mengulurkan tangan menyalami Patrick. Tanpa diduga Patrick dengan gesit membawa punggung tangan gadis itu ke bibirnya untuk dicium.

Beautiful girl,” pujinya. “Apa kamu pacar Juan ?”

Bell tersipu tak tahu harus menjawab apa untuk situasi ini. Dirasakannya tatapan dingin mata Juan terhadap Patrick ..hhmm cowok itu tidak menyukai kehadiran sepupunya ini.

“Sudah pernah ke Bali sebelumnya?” tanya Patrick lagi.

Bell mengangguk, “Tapi belum pernah ke daerah ungasan sini.”

“Ooohh..kalau begitu bagus. Gimana kalau nanti malam kalian mampir ke Pub ku. Juan ajak Bell bersenang-senang,” tuturnya antusias.

“Rasanya nggak bisa, Patrick. Kami harus pulang malam ini juga,” Juan menjawab sambil lalu. Matanya melihat-lihat sekitar.

“Juandika......” pekik seorang wanita tua . “Sudah lama sekali yah..bocah nakal..” Juan merangkul wanita itu.
“Halo Oma Nasya..” sapanya sambil tersenyum ramah.

“Mana orang tua kamu? Jangan sampai mereka tidak hadir ya..ini sudah lama sekali Oma nggak ketemu mereka, terakhir tahun berapa ya.. ” Sambil berbicara  wanita tua itu menyeret Juan menjauh untuk menemaninya berbincang sambil mengambil makanan.

Juan terpaksa melepaskan Bell berbincang dengan Patrick berduaan.

“Mumpung disini kamu harus datang malam ini ya, Bell. Hari ini ada live music dari Raja Band,dijamin kamu suka. Dekat kok tempatnya."

"Dari hotel ini jalan kaki saja ke arah luar sekitar 500 meter di belokan patung gajah , nanti kamu bakalan ketemu tempatnya. Kami buka pukul enam.” Patrick menjelaskan.

“Oh ya, kamu temen sekolahnya Juan?”

“Iya Kak. “

“Hahaha..jangan panggil saya Kak. Cukup Patrick oke? Saya cuma 3 tahun lebih tua dari Juan, dan yah...memang saya lebih memilih mengelola Pub daripada kuliah."

"Pub saya itu keren dan cukup terkenal disini. Saya bisa sajikan minuman yang enak buat kamu nanti...saya bartendernya” Patrick berpromosi lagi.

“Hmm..Juan nggak pernah cerita tentang saya ? “ tanya Patrick

Bell menggeleng. Sejujurnya.. Bell sendiri tidak tahu banyak soal keluarga Juan, selain bahwa Juan anak tunggal dari salah satu  konglomerat tanah air.

“ Papa saya kakaknya Papa Juan. Tapi wajar kalau dia nggak pernah cerita apa-apa, Papa saya memang kambing hitam dalam keluarganya, apalagi saat menikahi gadis asing,” Patrick mengangkat bahu tak acuh.

”Mama saya asalnya dari Prancis, mereka bertemu disini di Bali..romantis kan,” gurau cowok itu.

“Hmm.. tampaknya kali ini Om Ivan sama Tante ingkar lagi, mereka belum kelihatan batang hidungnya,” Patrick membicarakan kedua orang tua Juan.

Cowok itu mengedarkan pandangan ke tamu-tamu yang berseliweran. Ia lalu mengambilkan minuman dari pelayan yang lewat– jus buah berwarna pink - untuk Bell.

Dua orang gadis melenggang melewati mereka sambil melemparkan tatapan menggoda pada si ganteng Alex Roe..(eh Patrick) - yang langsung mengangkat gelasnya sambil tersenyum lebar untuk menyapa mereka.

Let Me Know ...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang