Bab 16 - Janji Adalah Hutang? (2)

37 13 0
                                    

HP-ku kembali bergetar. Entah mengapa aku tidak berani mengangkatnya. Firasat Buruk!

"Oh..oh..tampaknya pemenang pertama kita tidak mengangkat teleponnya..." Suara Anto kembali menggema.

"Bagaimana? Apa kita harus mengambil kupon berikutnya?"

Penonton kembali bersorak antusias..

"Eh, permisi..gue ke toilet dulu ya" pamitku pada teman-temanku.

Cepat-cepat aku berjalan menjauh, sambil berusaha merogoh kantong celanaku.

Kuambil HP memeriksa siapa yang tadi menelpon.

Krrt....Krrttt..

Sial! Benda itu kembali bergetar -mengagetkanku.

"Halo?" Refleks aku menyambutnya.

"Yah,, ini dia pemenang kita ... Belinda Anastasia... Selamat..selamat.. Dimanakah Belinda, tampaknya Juan berhasil menghubunginya"

Dari kejauhan samar-samar kudengar suara Anto berteriak diiringi tepuk tangan.

"Selamat B!" Suara yang kukenal akrab itu serasa membelai telingaku. Geli!

"Hei!" protesku " Ini lelucon kan?"

"Ini pasti hari keberuntungan lo" sahut Juan riang di ujung sana.

"Lo pasti curang kan? Kok bisa gue yang menang?" desisku kesal.

"Haha.. jangan protes B, harus sportif dong.. " balasnya terdengar menyimpan tawa tertahan " Sepuluh menit lagi temui gue di Stand Ice Cream!" perintahnya.

"Dan..B ? Please, jangan jadi pengecut ya!" Klik, sambungan pun terputus.

Aku memelototi HP ku seolah-olah benda itu adalah Juan yang rasanya ingin sekali kucekik.

Pasti cowok itu CURANG kan?

Cepat- cepat kuperiksa panggilan tak terjawab yang pertama tadi.

Hah! Tepat sekali dugaanku! Nomor yang sama dengan yang digunakan Juan tadi!

Dasar cowok licik! Dikiranya bisa mengelabuhiku, entah apa tujuannya- yang jelas aku menolak ikut dalam permainannya.

Serombongan cewek berjalan melewatiku sambil mengobrol ramai.

Tiba-tiba aku mendapat IDE!

"Emma!!" panggilku keras.

Salah satu gadis itu menoleh kaget. Aku mendekat ,"Nama kamu Emma kan?"

Gadis itu mengangguk.

Aku pun tersenyum manis padanya lalu berkata " Apa kamu suka Ice Cream ?"

*****

Sepuluh menit pastilah berlalu dengan cepat, ketika HP ku kembali bergetar.

"Apa-apaan ini, B?" Suara Juan terdengar gusar.

"Kenapa lo nggak dateng? Dan..dan..kenapa cewek yang namanya Emma itu ada disini? Katanya elo yang nyuruh?" semburnya galak.

Aku tak kuasa menahan tawa. Rasain lo, berani-beraninya main curang!

Setelah beberapa menit mengomel panjang lebar dan menuduhku sebagai pengecut, akhirnya tu cowok berhenti juga.

"Juan, please.. stop dulu..ayo.. tarik napas, hembuskan.. tarik napas ..hembuskan.." Aku sengaja meledeknya.

Sayang sekali dari tempatku berada sekarang aku tidak bisa melihat ke arah Stand Ice Cream. Dalam pikiranku, dapat kubayangkan postur tubuh Juan yang menegang, tangan terkepal atau meremas-remas rambutnya dengan frustasi karena GAGAL mengelabuhiku.

Let Me Know ...Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt