Bab 6 - Berani Menghadapi Kebenaran?

45 15 0
                                    

Bab ini banyak berisi percakapan di chat :> Enjoy

NB : Yang di-italic itu lawan chatnya , yang normal itu Bell nya :>>

------------------------------------------------------
Klub cheerleader dan Klub basket harus latihan setiap hari karena seperti yang dikatakan Pak Budi , akan ada lomba .

" Bell , kita latihan serius " kata Patricia .

" Ya , aku sudah melihat tempat yang cocok untukmu " kata Maria ," Sebagai flyer , untuk awal-awal , kita pake gerakan Simple Pyramid aja "

Flyer adalah orang yang berdiri di paling atas , pasti sangat mengerikan , tapi aku akan berusaha.

" Dalam hitungan ketiga , lo bakal ditangkep sama yang dibawah " kata Maria lagi ," Jangan takut, lo sudah berhasil jungkir balik menyelamatkan Irene "

Mungkin Irene yang dimaksudnya adalah siswi yang kuselamatkan waktu itu .

" Bukannya jadi flyer itu susah ? Untuk sekarang Bell dibawah aja , yang nangkep " kata Patricia menyarankan .

" Nggak apalah , Bell diatas aja ,dia kan lebih ringan.. nggak susah kok " kata Maria menatapku .
Aku mengagguk-angguk saja ,
" Lagipula nangkep juga nggak mudah "

" Huh .. Ya sudah " sahut Patricia menghela napas . Ia mengatur barisan kami . Nora dan Tania yang sudah akan lulus tidak lagi ikut , mereka hanya membantu melatih kami .

Dibawah ada empat orang yang akan menangkapku . Dengan percaya diri aku melompat dan ternyata tidak diduga .

Brak!

Aku jatuh ke sisi lain karena aku belum bisa melakukannya . Aku bahkan belum pernah melihat orang melakukan gerakan itu .

"Aaaarghhh " teriakku memeluk kakiku yang sepertinya patah .

Anggota cheerleader berkerumun . Begitu juga siswa siswi yang lewat . Aku meringis kesakitan .

" Cepat panggil ambulans! "

" Jangan ! Naik mobil Pak Hendra aja "

" Pak Hendra nya tadi pergi ke diknas"

Entah apalagi yang mereka ributkan . Namun tiba tiba ...keadaan menjadi hening , yang kulihat dari sudut pandangku hanya kaki-kaki yang berbaris rapi membuka jalan . Kurasa ada guru yang datang .

Sepasang kaki muncul di hadapanku melangkah mendekat .
Sepatu kets.
Tunggu dulu , kayaknya bukan guru deh .

Aku menoleh ke atas sebentar lalu menunduk lagi .

" Plis jangan kesini , Plis jangan kesini " bisikku pada diri sendiri.

Juan berjalan dengan pelan membelah kerumunan . Langkah kaki itu berhenti di jarak sekitar 15 cm dari kepalaku .

" Hey , Bell! Bell! Kenapa ? " terdengar suara kaki berlari dari ujung koridor .

"Kaki kamu kenapa bell?" seru seseorang yg ternyata Aldo,"Kalian kok diam saja ? Harus dibawa ke RS ni..Ayo angkut ke mobil "

" Mobil siapa ? " tanya salah satu dari mereka kebingungan. Dan keadaan kembali ribut .

" Pakai mobilku "

Jleb --

Aku dibopong teman-teman cheerleaderku ke mobil Juan . Aku duduk di kursi belakang dengan Aldo dan Juan di depan .

" Kamu gapapa ? "

Suara gugup itu keluar dari mulut Aldo . Aku mengangguk-angguk pelan ," Ya , nggak apa kok "

Let Me Know ...Where stories live. Discover now