Bab 32 - Just a Friend To You?

31 13 0
                                    

Hai semuanya~ sebelumnya terima kasih untuk vote dan comentnya // >< hal itu membuat kami berdua semangat melanjutkan cerita ini.

Dan masih tetap dengan sudut pandang orang ketiga💓

Ikuti terus kelanjutannya ya.. jangan berhenti di tengah jalan karena kami berusaha untuk tidak akan mengecewakan kalian😚😚

**

" Berbaik-baiklah padanya, buat agar liburannya menyenangkan " Ivan Abiwangsa berpesan pada putranya saat mereka mengunjungi kediaman keluarga Monica.
Pesan yang sama setiap tahun.

Orang tua Monica adalah sahabat orang tua Juan. Mereka sudah kenal bertahun-tahun saat masih kuliah di California.

Sama seperti keluarga Abiwangsa- Orang tua Monica juga termasuk salah satu konglomerat di tanah air, dengan berbagai bisnis mulai dari pembangunan mall hingga ekspor impor hasil perkebunan.

Intinya - selama bertahun-tahun, Monica dan Juan bergaul dalam lingkungan yang sama.

Namun- tidak seperti Juan, Monica adalah anak terakhir 3 bersaudara. Kedua kakak laki-lakinya yang diserahi tanggung jawab untuk meneruskan bisnis keluarga.
Dan Monica, meski diharapkan kontribusinya, tetap boleh memilih jalan hidupnya.

Tamat SMP, Monica langsung melanjutkan sekolah ke New York- tempat paman dan bibinya tinggal dan telah menjadi warga negara Amerika.
Gadis itu memilih sekolah musik dan tari.

Ia masuk Julliard School , belajar balet pada awalnya, sebelum akhirnya jatuh cinta pada Musik.

Gadis itu bahkan memiliki band sendiri. Melodic Quartet - lumayan terkenal di kalangan anak muda kampus.

Sejauh ini gadis itu sudah cukup puas dengan hidupnya.

Enam kali pertemuan selama lima tahun terakhir, Juan tak pernah melihatnya dengan warna rambut yang sama. Merah marun, ungu gelap, hitam kebiru-biruan, cokelat terang, cokelat gerap, pirang terang, dan terakhir ini pirang gelap.

Belum lagi tindikan yang mencapai lima lubang pada masing-masing telinganya. Hanya itu yang ditolerir oleh orang tuanya.

Ketika muncul satu lubang di hidungnya- Mamanya mengancam memulangkannya ke tanah air selamanya. Monica balas mengancam untuk kabur- karena ia sudah berusia di atas 18 tahun dan bebas melakukan apa saja.

Lubang kecil di hidung itu akhirnya tak pernah mendapat berliannya. Mungkin lain ceritanya jika Monica telah kembali ke Amerika!

Namun dibalik semua penampilannya itu, mudah bagi Monica untuk bersikap manis dan sopan karena wajah 'malaikat'nya. Gadis cantik berwajah polos!

Mama Juan sudah menganggap Monica seperti putrinya sendiri. Putri yang tidak pernah dimilikinya.

Dan akhir-akhir ini pikirannya itu berubah arah menjadi angan-angan.. seandainya Monica menjadi menantunya?

Tiap kali hal itu disinggung, Monica akan mengernyit dan berkata pada Juan ," Bagaimana aku bisa menikah atau bahkan berpacaran denganmu- kalau di benakku masih teringat bocah ingusan yang pernah ngompol di ranjangku? "

Kata-kata itu membuat Juan kesal ," Bisakah kau melupakannya? Itu sudah bertahun-tahun yang lalu, waktu usiaku 3 tahun! "

" Coba kupikir sebentar .. " Monica pura-pura berpikir ," Tidak.. aku tidak akan melupakannya. "
"Lagipula menyenangkan untuk terus mengulang cerita itu selama wajahmu masih terus memerah" gadis itu pun tergelak-gelak.

Juan sendiri tidak dapat membayangkan Monica sebagai pacarnya. Sejak kecil mereka memang berteman. Monica yang usianya 2 tahun lebih 'tua' selalu memegang kendali atas persahabatan mereka.

Let Me Know ...Where stories live. Discover now